Pernahkah kita berhenti sejenak dan merenung: bagaimana guru, sosok yang membimbing kita sejak belajar alfabet hingga mengarungi kompleksitas kehidupan, memperoleh kehormatan memiliki satu hari khusus untuk mereka? Mengapa 25 November menjadi simbol pengakuan atas dedikasi para pendidik di Indonesia? Mari kita telusuri sejarahnya
Sejarah Hari Guru di Indonesia, dari Dedikasi hingga Penghargaan
Hari Guru Nasional yang diperingati setiap 25 November merupakan momen reflektif untuk menghormati peran guru sebagai pilar pembangunan bangsa. Namun, perjalanan sejarah hingga adanya Hari Guru tidaklah instan; ia lahir dari semangat perjuangan para pendidik di masa-masa sulit.
Pada 25 November 1945, Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) resmi didirikan. Sebelumnya, di era kolonial Belanda, para guru berada di bawah organisasi bernama Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB) yang terbentuk pada tahun 1912. PGHB mewakili guru-guru pribumi yang bekerja di sekolah-sekolah Belanda. Meski memiliki peran besar, keberadaan organisasi ini seringkali dipandang sebelah mata oleh pemerintahan kolonial.
Kemerdekaan Indonesia menjadi tonggak perubahan besar bagi dunia pendidikan. Para guru yang selama masa penjajahan bersatu dalam memperjuangkan hak pendidikan anak-anak pribumi, akhirnya memiliki wadah resmi dalam naungan PGRI. Organisasi ini lahir dengan tiga tujuan utama: membebaskan Indonesia dari kebodohan, memperjuangkan martabat guru, dan memajukan pendidikan nasional.
Sejak saat itu, setiap tanggal 25 November diperingati sebagai Hari Guru Nasional, bersamaan dengan ulang tahun PGRI. Hari ini bukan hanya tentang menghormati individu, tetapi juga merenungkan bagaimana pendidikan telah membentuk arah pembangunan bangsa.
Refleksi Guru Indonesia pada Tahun 2024
Di tahun 2024, peran guru di Indonesia semakin kompleks. Transformasi digital yang masif, tantangan sosial, hingga pasang surut kebijakan pendidikan menjadi medan baru yang harus dihadapi para pendidik. Berikut adalah refleksi tentang beberapa isu penting yang dihadapi guru di era ini:
1. Digitalisasi Pendidikan dan Tantangan Teknologi
Pandemi COVID-19 telah mempercepat adopsi teknologi dalam pendidikan. Namun, tidak semua guru mampu mengikuti ritme perubahan ini dengan mudah. Di beberapa daerah terpencil, akses terhadap perangkat dan koneksi internet masih menjadi kendala. Meskipun pemerintah telah meluncurkan program-program pelatihan, masih banyak guru yang merasa kesenjangan teknologi memperburuk kualitas pengajaran mereka.
Pada 2024, guru dituntut tidak hanya memahami teknologi, tetapi juga mampu mengintegrasikan metode pembelajaran berbasis digital tanpa mengorbankan esensi nilai-nilai pendidikan.
2. Beban Administrasi yang Tinggi
Salah satu tantangan klasik yang terus dirasakan guru adalah beban administratif yang seringkali mengalihkan fokus mereka dari tugas utama: mendidik. Banyak pendidik mengungkapkan bahwa laporan-laporan yang harus diselesaikan mengurangi waktu yang seharusnya dihabiskan untuk mendalami materi dan memahami kebutuhan siswa.
3. Guru sebagai Agen Moral dan Nilai Sosial
Di tengah perubahan nilai sosial yang begitu cepat, guru tetap menjadi sosok panutan moral. Mereka diharapkan tidak hanya menjadi pengajar, tetapi juga pembimbing yang mampu membantu siswa menghadapi isu-isu kehidupan seperti toleransi, keadilan sosial, dan semangat kebangsaan.
4. Kesejahteraan Guru
Isu kesejahteraan guru, terutama mereka yang berstatus honorer, masih menjadi perhatian utama. Meski ada kebijakan yang bertujuan meningkatkan upah dan memberikan sertifikasi, realitanya masih banyak guru yang hidup dalam keterbatasan.
Apresiasi dan Harapan di Masa Depan
Di tengah segala tantangan, guru Indonesia terus menunjukkan dedikasi tanpa henti. Perayaan Hari Guru Nasional pada 2024 menjadi momentum untuk kembali menghargai perjuangan mereka. Bukan hanya dengan bunga dan pujian, tetapi juga dengan tindakan nyata seperti memperbaiki sistem pendidikan, meningkatkan kesejahteraan, dan mendukung pengembangan profesional mereka.
Sebagai masyarakat, kita bisa turut berperan dalam mendorong perubahan ini. Mulai dari menghormati peran guru, mendukung kebijakan pendidikan yang adil, hingga aktif dalam proses pendidikan anak-anak di rumah.
Penutup: "Di setiap langkah kita menuju masa depan, ada jejak seorang guru yang membimbing kita. Hari Guru bukan sekadar perayaan; ia adalah pengingat akan tanggung jawab bersama untuk menciptakan generasi yang lebih baik. Selamat Hari Guru Nasional 2024, untuk semua pelita dalam kegelapan!"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H