Rarasati Nazwa
Dosen Pengampu: Risyah Aprimayanti S.I.P., M.S.I.
Mata Kuliah: Pembangunan Kesejahteraan Publik
Prodi: Ilmu Pemerintahan
Kota Sukabumi, seperti daerah perkotaan lainnya di Indonesia, menghadapi tantangan dalam memberikan pelayanan publik yang efektif dan efisien. Â Keberhasilan dalam mencapai tujuan pembangunan daerah sangat bergantung pada kualitas kinerja aparatur sipil negara (ASN) yang bekerja di dalamnya. Â ASN yang kompeten, profesional, dan memiliki integritas tinggi merupakan pilar utama dalam mewujudkan pemerintahan yang baik (good governance). Â Salah satu upaya kunci untuk meningkatkan kinerja pemerintahan adalah melalui program pelatihan dan pengembangan yang terstruktur dan berkelanjutan. Â Artikel ini akan membahas peran penting pelatihan dan pengembangan dalam meningkatkan kinerja pemerintahan di Kota Sukabumi, dengan menganalisis teori-teori relevan, mempertimbangkan kondisi spesifik Kota Sukabumi, dan memberikan rekomendasi untuk pengembangan program di masa mendatang.
Beberapa teori manajemen sumber daya manusia (SDM) mendukung pentingnya pelatihan dan pengembangan dalam meningkatkan kinerja individu dan organisasi. Â Teori-teori tersebut antara lain:
Â
Teori Kapital Manusia (Human Capital Theory): Teori ini menekankan bahwa investasi pada pengembangan SDM, termasuk pelatihan dan pengembangan, akan meningkatkan produktivitas dan kinerja individu, yang pada akhirnya akan meningkatkan kinerja organisasi. Â Pelatihan dan pengembangan meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan ASN, sehingga mereka dapat menjalankan tugas dan tanggung jawabnya dengan lebih efektif.
Teori Harapan (Expectancy Theory): Teori ini menjelaskan bahwa motivasi individu dipengaruhi oleh harapan mereka akan hasil kerja. Â Pelatihan dan pengembangan yang efektif dapat meningkatkan harapan ASN akan kemampuan mereka untuk mencapai kinerja yang tinggi, sehingga meningkatkan motivasi dan kinerja mereka. Â Dengan memiliki keterampilan baru, ASN merasa lebih mampu dan yakin akan keberhasilan tugasnya.
Teori Pembelajaran Sosial (Social Learning Theory): Teori ini menekankan peran penting pembelajaran melalui observasi, imitasi, dan pengalaman. Â Pelatihan dan pengembangan yang efektif dapat menciptakan lingkungan belajar yang memungkinkan ASN untuk belajar dari instruktur, rekan kerja, dan pengalaman praktis. Â Metode pembelajaran yang interaktif dan kolaboratif akan lebih efektif dalam konteks ini.
Teori Kebutuhan Maslow (Maslow's Hierarchy of Needs): Â Meskipun tidak secara langsung membahas pelatihan, teori ini relevan karena pelatihan yang baik dapat memenuhi kebutuhan aktualisasi diri ASN, meningkatkan rasa percaya diri dan kepuasan kerja, sehingga berdampak positif pada kinerja.
Kota Sukabumi memiliki karakteristik demografis, geografis, dan ekonomi tertentu yang perlu dipertimbangkan dalam merancang program pelatihan dan pengembangan. Seperti, Â tingkat pendidikan ASN di Kota Sukabumi, Â akses teknologi informasi, Â dan kebutuhan spesifik sektor-sektor unggulan daerah (seperti pariwisata, pertanian).Â
Program harus didasarkan pada analisis kebutuhan (needs assessment) yang komprehensif, mengidentifikasi kesenjangan keterampilan dan pengetahuan ASN yang ada, serta kebutuhan masa depan. Â Analisis ini dapat dilakukan melalui survei, wawancara, dan observasi kinerja. Program harus menggunakan berbagai metode pelatihan, seperti pelatihan kelas, pelatihan online, mentoring, coaching, studi banding, dan simulasi. Â Keragaman metode ini akan mengakomodasi berbagai gaya belajar dan kebutuhan ASN.
Program harus berfokus pada pengembangan kompetensi inti ASN, seperti kepemimpinan, manajemen perubahan, Â pengambilan keputusan, Â komunikasi efektif, Â dan etika pemerintahan. Pelatihan dan pengembangan bukan sekedar kegiatan sekali jalan, tetapi harus menjadi program berkelanjutan yang terintegrasi dalam sistem manajemen SDM. Â Evaluasi berkala dan umpan balik yang konstruktif sangat penting untuk memastikan efektivitas program. Integrasi teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dalam program pelatihan dan pengembangan akan meningkatkan efisiensi dan jangkauan program. Â Pelatihan online, misalnya, dapat menjangkau ASN di berbagai lokasi dan waktu. Program harus diukur dan dievaluasi berdasarkan dampaknya terhadap kinerja ASN dan kinerja pemerintahan secara keseluruhan. Â Indikator kinerja kunci (IKK) yang jelas perlu ditetapkan dan dipantau.
Pelatihan dan pengembangan merupakan investasi penting dalam meningkatkan kinerja pemerintahan di Kota Sukabumi. Â Dengan merancang program yang terarah, beragam, berfokus pada kompetensi, berkelanjutan, dan berorientasi pada hasil, Â Kota Sukabumi dapat meningkatkan kualitas ASN dan mewujudkan pemerintahan yang lebih efektif, efisien, dan akuntabel. Â Pentingnya kolaborasi antara pemerintah daerah, lembaga pelatihan, dan perguruan tinggi dalam mengembangkan dan mengimplementasikan program pelatihan dan pengembangan juga tidak dapat diabaikan. Â Evaluasi berkala dan adaptasi terhadap perubahan kebutuhan akan memastikan program pelatihan dan pengembangan di Kota Sukabumi selalu relevan dan efektif dalam mendukung pencapaian visi dan misi daerah. Â Keberhasilan program ini akan berdampak positif pada kesejahteraan masyarakat Kota Sukabumi.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI