Menulis judul diatas saya merasa takjub ternyata cafe ini memang berada di kota yang dulunya adalah kota para wali menyebarkan ajaran Islam yang bermuara ke kota kecil ini, kota yang identik dengan kehidupan pesisir yang romantis.
Berjalan menyusuri sisi utara kota Cirebon, kita akan dimanjakan oleh sisa-sisa sejarah bahwa dahulu kota ini adalah tempatnya berbaurnya budaya peradaban dunia disini. Ada Jawa, Arab, Cina, Hindia juga Eropa.
Kebetulan sekali Cafe ini terletak di jajaran kota tua di wilayah Cirebon. Jl. Talang No IV, didepan cafe masih terdapat sisa-sisa pusat ekonomi kota cirebon yakni Pasar Talang. Sekarang pasar ini banyak menjual barang-barang bekas seperti baju sisa ekspor, perabotan bekas dan lain sebagainya.
Singkat cerita cafe ini dulu adalah sebuah pabrik yang bergerak dibidang industri karet teknik. Industri yang membuat, memproduksi dan memasarkan sol sepatu, ban dalam sepeda, perlak, roll karet untuk mesin rotan dan juga roll mesin penggilingan padi. Bahkan konon ditempat ini pernah juga memproduksi bohlam lampu.
Pada tahun 2005 Dinas Tata Kota Cirebon mengeluarkan kebijakan bahwa pabrik yang beroperasi di tengah kota harus pindah tempat. Lantas atas hal itu, PT Niri mengosongkan pabrik dan pindah ke kabupaten Cirebon tepatnya di desa Kanci, Astanajapura yang berjarak 15 Km dari kota Cirebon. Â
Proses Produksi dan kegiatan administrasi di PT Niri tetap berjalan di tempat yang baru, sedangkan untuk Gedung PT Niri dibiarkan kosong, tetapi tetap dijaga oleh karyawan PT Niri yang bersedia untuk tinggal disana. Gedung ini kadang kerap dijadikan tempat bermain Badminton oleh internal karyawan PT Niri.
Selama kurang lebih 16 tahun gedung lama PT Niri kemudian berubah fungsi dan dibuat menjadi cafe yang estetik di kota Cirebon. Pembangunan cafe ini memakan waktu yang lumayan lama selama 2 tahun.
Pada Juli 2022 Cafe Niri ini dibuka untuk umum dan mulai melakukan aktivitas melayani tamu yang berkunjung dengan disajikan pemandangan yang estetik dan pastinya hidangan yang menarik.
Berbekal konsep rasa syukur terhadap perjalanan sejarah usaha-usaha yang dilakukan pendahulu pemilik perusahaan, mereka menambahkan museum yang didedikasikan kepada ayah, kakek, buyut mereka. didalam museum ini terdapat peninggalan-peninggalan yang dikemas dalam ruangan yang lumayan besar. Tampak di depan sebuah mobil kuno, kendaraan yang dipakai oleh ayah mereka dalam melakukan aktivitas sehari-hari saat masih aktif mengurus pabrik PT Niri ini.
Juga menelusuk agak kedalam, diruangan meseum ini kita akan di bawa dalam dimensi catatan-catatan sejarah tentang perjalanan kehidupan dari pendiri, pendahulu mereka dengan gigih mendirikan usaha-usaha mereka sampai sukses ke anak cucu mereka. Terus berjalan kedalam, kita akan menemukan meja kantor yang dibelakangnya terdapat lemari kayu berukuran kurang lebih 2 meter berukir tulisan mirip kaligrafi dan disebelah kanan ada lemari besi berwarna silver. Konon ini adalah ruangan kerja ayah mereka saat masih menjalankan aktivitas sehari-hari di PT Niri.Â
Banyak sekali barang-barang peninggalan sejarah yang dipajang dimuseum ini, ada juga produk-produk yang sampai sekarang masih diproduksi di pajang dilemari. Kemudian mesin bubut lalu ada miniatur mesin yang buat oleh karyawan mereka sendiri. Miniatur ini dibuat dan didesain sesuai aslinya, kemudian diurutkan berdasarkan proses produksinya.