(di penghujung masa jabatanmu)
Kalau boleh hati diulur
Menjadi pintalan kata yang gugur
Boleh kukatakan,
Aku tak tahu apa-apa
Namun kutatap matamu yang pasir itu
Ada sayu sangat ayu di kantung matamu
Ada garis-garis haluan negara disitu
Bekas mengurusi kami dahulu
Kutatap pula rambutmu yang salju itu
Bapak, sungguh menawan tawanan waktu!
Meski cinta datang terlambat seperti air yang hujan
Namun rasa hati tetap satu, pantang berpulang
Â
2014-07-16
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!