Mohon tunggu...
IRA MAULINAWATI
IRA MAULINAWATI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa/ Tadris Biologi Institut Agama Islam Negeri Kudus

Membaca, menulis, memasak, joging dan bernyanyi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Self Love Dalam Perspektif Biologi dan Islam

6 Desember 2024   00:35 Diperbarui: 6 Desember 2024   00:36 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Self Love Sumber: https://pin.it/6fLASE7H2

Self -love atau mencintai diri sendiri adalah sebuah konsep yang telah lama menjadi perhatian dalam dunia psikologi, self love juga sebagai penghargaan diri yang mengajarkan pentingnya menghormati  dan  menghargai  diri  sendiri yang melibatkan penerimaan kelebihan dan kekurangan diri, serta mengembangkan rasa percaya diri yang sehat dengan segala potensi yang dimiliki. Namun pada era ini, kita dapat melihat banyak   sekali orang   yang   menghadapi kesulitan  dalam  mencintai  dan  menghargai dirinya   sendiri,   terutama   ketika   mereka melihat pencapaian orang lain. Penting bagi setiap  individu  untuk  peduli dan menyayangi  dirinya  sendiri,  agar  tidak  terus menerus    menantang    diri    sendiri    dan  terobsesi  dengan  kesempurnaan.  Tekanan yang diberikan pada diri sendiri sering kali timbul  dari  keinganan  untuk  selalu  unggul dari orang   lain   dan   mengharapkan segala  sesuatu  harus  sempurna  setiap  saat. Sikap seperti ini dapat  memicu  timbulnya gangguan    Kesehatan mental dan juga fisik. (Oktaviani, 2019)

Secara Biologis, self-love berkaitan erat dengan keseimbangan sistem endokrin atau hormon dan fungsi otak  pada sistem saraf yang memengaruhi kesehatan fisik dan mental. Berikut adalah beberapa mekanisme biologis yang mendasarinya:

  • Peran Kerja Hormon Kebahagiaan 

Hormon seperti dopamin, serotonin, dan oksitosin sangat mepengaruhi perasaan bahagia, ketenangan, dan koneksi sosial. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa tindakan sederhana seperti memberikan afirmasi positif kepada diri sendiri dapat meningkatkan kadar hormon ini, sehingga memperkuat rasa percaya diri dan mengurangi stres (Fredrickson, 2013).

  • Sistem Imun dan Self-Compassion

Self-love juga dapat mepengaruhi sistem imun tubuh kita. Ketika seseorang menerima diri sendiri dan tidak terlalu keras terhadap kegagalan, tingkat kortisol (hormon stres) menurun, yang pada akhirnya memperkuat imunitas (Sapolsky, 2004).

  • Panjang Telomer dan Usia BiologisNya

Penelitian tentang telomer, struktur pelindung di ujung kromosom, menunjukkan bahwa emosi positif seperti rasa syukur dan penerimaan diri dapat berkontribusi pada telomer yang lebih panjang, yang berhubungan dengan penuaan yang lebih lambat (Epel et al., 2009).

Pandangan agama islam menurut Al- Qur’an dan Hadist, umat islam diajarkan untuk mencintai diri mereka sendiri dengan tidak melewati batas – batas yang telah ditetapkan oleh Allah. Self  love yang sejalan dengan ajaran agama islam dapat mendorong setiap individu untuk menghargai dan mengoptimalkan potensi yang telah allah berikan, serta menghindari sikap sombong atau menyombongkan diri. Menurut Khoshaba (2012), self – love mengacu  pada  keadaan  di  mana  seseorang mampu  mengadopsi  tindakan  positif  dan memiliki    penghargaan    terhadap    dirinya  sendiri. self-love bukanlah bentuk egoisme, melainkan bagian dari ibadah. Islam mengajarkan keseimbangan antara cinta kepada diri sendiri, sesama manusia, dan Allah.

اِنَّ اللّٰهَ لَا يَظْلِمُ النَّاسَ شَيْـًٔا وَّلٰكِنَّ النَّاسَ اَنْفُسَهُمْ يَظْلِمُوْن

Terjemah Kemenag 

44. Sesungguhnya Allah tidak menzalimi manusia sedikit pun, tetapi manusia itulah yang menzalimi dirinya sendiri.

 (Q. S. Yunus [10] : 44 ).

Dalam penuturan Quraish Shihab, zalim di sini dilihat dalam tiga unsur untuk manandai  manusia yang utuh. Manusia memiliki tiga bagian yang harus saling berhubungan yaitu jasmani, rohani dan akal. Dengan mengenal dan memahami dari ketiga bagian tersebut akan menjadikan seseorang menajdi manusia seutuhnya yang tidak akan menzalimi dan menyakiti dirinya sendiri . Berdasarkan pemamparan dalam (Q. S. Yunus [10] : 44 ). Dapat disimpulkan bahwa selflove atau mencintai diri adalah sikap atau perlakuan dimana seseorang mampu mengenal, memahami, menerima, memaafkan dan menghargai apa yang ada dalam dirinya baik secara jasmani dan jiwa, baik yang positif maupun negatif serta perasaaan mengapresiasi diri sendiri atas kemampuan dan pencapaian yang telah diraih. Dengan demikian self love menjadi elemen penting untuk menjaga keseimbangan tubuh dan jiwa. Dalam perspektif biologi, self love yang berkontribusi dalam Kesehatan mental dan fisik melalui mekanisme hormonal dan imunologis. Sedangkan dalam perspektif islam sendiri memebrikan nilai spiritual yang mengingatkan bahwa mencintai diri sendiri adalah bentuk ibadah kepada Allah sebagai bentuk rasa syukur dan penghormatan kepada sang pencipta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun