Siang itu, sekitar jam 11an, aku dan suamiku menyusuri jalan Kutoarjo-Kebumen. Panas memang, tapi masih mendinglah daripada kehujanan. MotorHonda dengan kecepatan sedang membawa kami terus menjauh meninggalkan rumah mertuaku. Siang ini jalan cukup lancar kecuali saat kami melintasi Kutowinangun, tepatnya jalan dekat pesawahan sebelum pombensin. Awalnya kami pikir hanya ada patroli dadakan, tapi……kenapa yang ada polisinya justrudiseberang jalan,?? Diantara pematang sawah??Karena penasaran, aku dan suamiku memarkir motor sembarangan dipinggir jalan,dan….disana tergeletak badan yang tak lagi bernyawa dengan hanya ditutup 2 lembar daun pisang. Jenazah kaku dikelilingi beberapa polisi dan perangkat desa mungkin. Tak ada yang berani menyentuh tampaknya. Kepalaku seketika penuh dengan banyak tanda tanya, apa, siapa, bagaimana,dan salah satu pertanyaanku yang sangat mengganggu:kenapa dia dibiarkan begitu lama sementara mereka yang masih hidup yang mengelilinginya malah asyik dengan batang rokok dan asap menyebalkan itu?miris sekali hatiku melihatnya. Hanya dengan dalih demi kepentingan penyidikan!mereka tega menelantarkan raga itu, memperpanjang waktunya menuju kubur yang mungkin saja sudah sangat dinanti sang jiwanya?ya Allah hatiku semakin menjerit. Salahkah dia yang meninggal disaat sedang mencangkul sawah miliknya?bukankah saat ajal manusia itu hanya Allah yang tau? Apa lagi yang ingin diselidiki sedang tak ada darah atau kejadian apapun disana?Pak tua yang malang, semoga Allah mengampuni dosamu, menerima segala amal baikmu, mendapat tempat yang terbaik disisi Allah, dan ditabahkan orang2 yang kau tinggalkan, amiin amiin ya Robb.
Ah, mungkin ini hanya sekelumit kejadian dari sekian banyak kejadian yang ditangani aparat itu, padahal andai mereka yang mengelilingi pak tua itu sedikit saja mau berfikir, sejenak saja mau merenung, BAGAIMANA JIKA AKU YANG DISANA?BAGAIMANA JIKA PAK TUA ITU ADALAH AKU?KEMUDIAN DIPERLAKUKAN SEPERTI ITU?RELAKAH?BISAKAH BERUCAP”AKU MENERIMA PERLAKUAN KALIAN”tapi yasudahlah mungkin belum waktunya untuk mereka berfikir.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H