Mohon tunggu...
Rara Guetta
Rara Guetta Mohon Tunggu... -

tanpa berhenti belajar sebelum sebelah kaki menyentuh surga

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Perkembangan sosial dan pribadi anak

1 Januari 2011   13:51 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:03 2580
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

1.Perkembangan sosial anak artinya anak melakukan kegiatan dengan melibatkan orang lain, baik teman, atau orang yang lebih dewasa yang ada di sekitarnya. Sedangkan perkembangan pribadi anak yaitu perkembangan yang ada pada diri anak. Perkembangan ini bersifat individu. Pada implikasi dalam KBM baik perkembangan pribadi dan sosial sangat diperlukan, dalam belajar anak kadang memerlukan teman untuk membantu proses belajar tapi kadang anak bisa melakukannya sendiri/mandiri. Sebagai guru sebaiknya dapat menentukan model pembelajaran yang cocok dengan kedua perkembangan di atas, sehingga anak mengalami keseimbangan dalam berkembang.

2.Membedakan perkembangan emosi dan sosial. Perkembangan emosi berarti perkembangan ego atau perasaan pada anak. Pada bayi karena belum bisa bicara maka anak dalam mengatakan emosinya yaitu dengan expresi wajahnya, walaupun pada anak dewasa juga menggunakan expresinya untuk emosi. Perlakuan dan cara pengasuhan pada anak adalah unsur yang dominan pengaruhnya pada perkembangan emosi anak. Jika anak dibesarkan dalam pola asuh yang otoriter maka emosinya labil dan sering kali jika ada kesempatan maka anak akan melampiaskan dengan hal yang lain yang mungkin ke hal yang negatif.

Pada perkembangan sosial, anak dilatih untuk beradaptasi dengan lingkungan agar tidak takut untuk berelasi dengan orang lain. Semakin kompleksnya lingkungan pergaulan anak adalah suatu proses kehidupan yang wajar bahkan baik, bukan hanya tuntutan lingkungan yang menjadikan anak mau berelasi dengan orang lain namun karena kesadaran anak itu sendiri.

3.Perkembangan Identitas

Adalah keseluruhan persepsi seseorang tentang dirinya baik perilaku, sikap,harga diri. Pada konsep diri ini seseorang mengalami perkembangan dari lahir dan mencapai puncaknya pada saat remaja hingga tua dan ahirnya meninggal. Menurut Ericson pada tiap fase perkembangan pasti mempunyai kendala dan jika sesorang bisa mengatasi masalah tersebut artinya dia mempunyai kepribadian yang sehat, namun sebaliknya jika seseorang tidak bisa atau sulit dalam mengatasi permasalahan itu maka dia mempunyai kepribadian bagai air dalam daun talas. Pada perkembangan identitas seseorang memerlukan tempat seperti lingkungan masyarakat agar identitasnya dapat berkembang secara baik.

4.Menjelaskan proses perkembangan menurut Erikson

Erikson berpendapat bahwa tema utama dalam kehidupan ialah pencarian identitas diri, bukan hanya menyangkut pemahaman dan pencarian jati diri melainkan pemahaman dan penerimaan diri terhapdap masyarakat. Jadi dalam kehidupan seseorang mengalami perkembangan sosial dan perkembangan pribadi sehingga secara tersirat dia akan menemukan jati diri dan berusaha agar dirinya bisa diterima oleh masyarakat.

Dalam pandangan Erikson, identitas diri terbentuk melalui proses krisis psikososial. Dalam pembentukan jati diri sesorang dihadapkan pada berbagai permasalahan, dan jika seseorang mampu menyelesaikan permasalahan itu dengan mudah artinya dia memiliki kepribadian yang sehat, namun sebaliknya jika seseorang sulit dalam memecahkan masalah itu artinya sesorang itu mengalami kebimbangan dalam kehidupannya.

5.Tahap perkembangan moral

Moral adalah perasaan jadi bisa dikatakan bahwa perkembangan moral merupakan perkembangan perasaan yang terjadi pada seseorang setelah dia merasakan sesuatu. Menurut Kohlberg dan piaget perkembangan moral berkolerasi dengan perkembangan kecerdasan individu, sehingga seharusnya bila perkembangan kecerdasan telah mencapai kematangan, maka perkembangan moral juga harus mencapai tingkat kematangan.

Tahap perkembangan moral adalah ukuran tinggi rendahnya moral seseorang berdasarkan perkembangan penalaran moralnya. Tahap-tahap perkembangan moral menurut Kohlbergyaitu

a.Pra-Konvensional

Pada tahap ini kebanyakan terjadi pada anak-anak walaupun orang dewasa juga ada yang melakukannya. Seseorang yang berada pada tingkat ini menilai bahwa moralitas itu sebuah tindakan yang mempunyai konsekuensinya langsung. Pada tahap ini terdiri dari dua tahap yakni tahap pertama dimana seseorang dalam melakukan tindakanmemfokuskan langsung pada konsekuensinya, jadi semakin berat konsekuensinya maka semakin salah tindakan itu. Tahap selanjutnya yakni tahap ke dua dimana sesorang dalam melakukan tindakan akan berfikir seberapa untungnya untuk saya? Penalaran tahap dua kurang menunjukkan perhatian pada kebutuhan orang lain.

b.Konvensional

Tahap ini terjadi pada seorang remaja atau orang dewasa. Mereka menilai moral diri sebagai tindakan dengan membandingkan dengan pandangan harapan masyarakat terhadapnya. Pada tahap ini terjadi dua tahap yakni tahap ke tiga dimana seseorang atau orang dewasa memasuki masyarakat maka dia mempunyai peran sosial. Disini seseorang akan mempunyai peran sosial yang baik untuk mempertanggungjawabkan harapan masyarakat terhadap dirinya. Tahap selajutnya yakni ke empat pentingnya mematuhi hukum, keputusan, dan konvensi sosial karena berguna dalam memelihara fungsi terhadap masyarakat.

c.Pasca-Konvensional

Juga dikenal sebagai tahap berprinsip, terlihat jelas bahwa individu sebenarnya terpisah dari masyarakat. Terdiri dari dua tahap yakni tahap ke lima dimana individu memiliki pendapat dan nilai yang berbeda dan dia memiliki hak untuk dihargai orang lain. Tahap selanjutnya yaitu tahap ke enam dimana penalaran moral berdasar pada penalaran abstrak dan menggunaka prinsip etika universal, Hukum hanya valid bila berdasar pada keadilan, dan keharusan agar tidak membela hukum yang tidak adil menjadi komitmen terhadap keadilan.

6.Penerapan perkembangan identitas dan moral dalam KBM

Dalam penerapannya namanya juga dalam KBM jadi yang memiliki fungsi lebih adalah guru. Bagaimana guru dapat menyesuaikan antara perkembangan identitas dan moral tiap pribadi anak didiknya terhadap metode belajar yang digunakan. Guru juga harus faham kelas berapa yang ia ajar, jangan pernah guru memperlakukan moral anak kelas 1 sama seperti moral kelas 6 SD. Dan sebagai calon guru sebaiknya paham betul tentang perkembangan ini karena nantinya akan siap dalam mengajar kelas berapapun.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun