Mohon tunggu...
Rara Intan Mutiara Fajrin
Rara Intan Mutiara Fajrin Mohon Tunggu... -

Mahasiswi Pasca Sarjana IAIN Surakarta Program Studi Manajemen Pendidikan Islam

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Akankah Teror Kunci Jawaban Muncul Kembali?

31 Maret 2016   13:14 Diperbarui: 31 Maret 2016   13:27 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketakutan dalam menghadapi Ujian Nasional sudah bukanlah hal yang baru, semua orang tentu memiliki rasa khawatir jika ketika ujian datang tidak mampu menjawab soal-soal ujian dengan baik. Meskipun uji coba (try out) untuk menghadapi ujian tersebut telah dilaksanakan tetapi perasaan khawatir dan ragu akan tetap menggoda jiwa anak-anak. Doa serta dukungan dari sekolah dan orang tua tidaklah cukup. Mereka juga harus tetap giat belajar materi-materi yang akan diujikan nanti.

                Setiap anak akan berbeda dalam menyikapi perasaan takut atau khawatir terhadap ujian yang akan datang. Fenomena yang telah lalu, yang dapat disebut sebagai sebuah tradisi, seorang anak menggantungkan sebuah kunci jawaban dari seorang joki. Dengan usaha seperti itu, harapannya seorang anak dapat lulus dengan mudah, nilainya pun lebih tinggi dari biasanya. Bukankah ini juga terjadi di hampir seluruh nusantara?

                Sangat jelas motif seseorang menjual sederet huruf atau angka sebagai kode jawaban untuk mendapatkan keuntungan yang besar. Akan menjadi double untung jika tidak ketahuan dengan perbuatannya, dan akan terus berjalan lancar sebelum tertangkap menjual kunci jawaban. Hubungan yang dapat diibaratkan seperti simbiosis mutualisme. Dimana keduanya mendapat untung, satunya mendapat keuntungan berupa uang, sedang yang satunya lagi mendapatkan nilai di atas kriteria ketuntasan minimal saat ujian yang sudah pasti membawanya ke dalam jajaran daftar siswa yang lulus sekolah.

                Ya, kalau seorang anak mendapatkan joki yang kebetulan dapat dipercaya 90% dalam memberikan kunci jawaban tersebut, kalau tidak? Bukankah hanya menguntungkan salah satu pihak? Bukankah hal seperti ini akan menjadi bahan pembicaraan banyak orang menjelang ujian nanti? Bahkan karena khawatir adanya kebocoran kunci jawaban ataupun soal yang akan dipersiapkan ujian nanti, pengiriman paket soal ujian diawasi dan dijaga ketat oleh pihak yang berwajib, segala macam upaya dilakukan untuk mencegah terjadinya kecurangan dalam ujian tersebut.

                Persiapan paket soal ujian bagaikan mengawal presiden di jalan raya dalam rangka kunjungan acara tertentu. Dijaga ketat jangan sampai ada orang yang berusaha curang mengambil salah satu soal ujian untuk dibuat kunci jawaban, yang kemudian dijual untuk mendapat keuntungan. Hingga pada tahun lalu terpajang sebuah slogan yang mana inti dari slogan tersebut mengajak para siswa untuk berlaku jujur dalam mengerjakan soal ujian. Cukup mengkhawatirkan sepertinya jika memang itu dapat terjadi dalam ujian yang telah direncanakan sebelumnya.

                Pelaksanaan ujian yang juga dijaga ketat oleh pengawas ujian serta adanya pengawasannya yang silang, berkemungkinan kecil siswa melakukan kecurangan dalam ujian, belum lagi adanya pantauan CCTV. Kemudian, dengan ujian yang dilaksanakan dengan sistem komputer di sekolah tertentu, akankah ada juga joki kunci jawaban untuk itu? Bagaimana dengan ujian di tahun ini, akankah teror jual beli kunci jawaban beroperasi kembali? Semoga saja generasi yang saat ini memiliki mental yang jauh lebih baik daripada sebelum-sebelumnya, mereka dapat mempersiapkan diri dengan baik dan matang. Salam Sukses Ujian Tahun 2016 nanti!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun