Mohon tunggu...
Rappi Darmawan
Rappi Darmawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - saya pekerja baik-baik

punya seabrek cita-cita, belum taat beribadah, ingin memperbaiki diri

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Eksis Salah Tempat

2 Februari 2010   11:49 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:07 205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Meminjam kata-kata dari sebuah iklan rokok, "Eksis Jangan Lebay...............". Sebenarnya secara pribadi, Saya tidak terganggu dengan iklan tersebut. Tidak tersinggung atau pun malu. Namun menurut Saya sangat tertarik untuk membicarakan.

Dalam kamus Bahasa Indonesia, ada kata eksistensi yang berati hal berada atau keberadaan. Dalam pergaulan sehari-hari, sering kali kata eksis dipergunakan. Biasanya, kalimatnya berbunyi "Kamana si A, sepertinya tidak eksis lagi?, "Eksistensinya di pertaruhkan.......", Gimana mau eksis kalau begitu............" dan banyak lagi. Maaf pembahasan kata "Eksis" tidak perlu ditanggapi, karena Saya bukan ahli bahasa. he he he

Perlu digaris bawahi, sekarang ini banyak sekali cara yang dilakukan orang agar dirinya dianggap tetap eksis. Hal yang terkecil, selalu meng-update-status di acount pribadinya, semisal FB atau Twitter. Ya ngak?

Terkadang, ada yang meng-update statusnya setiap beberapa jam bahkan menit. Duhhhh. Dahsyatnya lagi, aktivitas tersebut dilakukan di sela-sela kesibukannya bekerja, mengendara ataupun belajar. Berabehkan!

Meng-update status di acount pribadi mungkin masih bisa ditolerir, meski cukup mengkhawatirkan. Ya hitung-hitung menghilangkan kejenuhan dari kesibukan di tempat kerja, belajar atau membunuh kebosanan ketika sedang menyetir.

Gonta-ganti mobil, berselingkuh ataupun nongkrong di tempat-tempat gaul, bisa jadi contoh prilaku agar dikatakan eksis yang salah kaprah mungkin. Maaf, seorang teman pernah cerita bahwa sekarang ini sedang menjalin hubungan dengan seorang wanita muda, padahal sudah beristri. Alasannya, karena teman-teman satu kantornya melakukan hal serupa. Tidak ingin dikatakan tidak "gaul" teman tadi nekad juga.

Ada pula, tetangga satu kampung yang mengaku ganti mobil, lantaran keluarganya mengganti mobil baru. Alasannya, malu mobilnya sudah berumur 20 tahun, sementara saudara-saudaranya yang lain menggunakan mobil keluaran 2008/2009.

Apakah seperti itu yang dikatakan eksis? Ayo apa pendapatmu?

Kenapa tidak ada yang meng-update statusnya di masyarakat, di tempat-tempat ibadah ataupun di tempat kerja? Padahal, eksistensi kita sering kali dipertanyakan di lingkungan tersebut. Dan meng-update status di tempat-tempat ini sangat mudah, tidak perlu mengeluarkan biaya dan tidak perlu mengeluarkan waktu lebih.

Simpel bahkan sangat simpel. Cukup dengan ikut berperan aktif di kegiatan yang ada di masyarakat, organisasi ataupun kelompok sosial yang ada di lingkungan, melaksanakan pekerjaan dengan sebaik-baiknya plus sedikit loyalitas atau bertegur sapa dengan orang-orang di sekeliling kita. (*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun