KABARÂ bahwa pembelian bahan bakar minyak (BBM) khusudnya pertalite harus menggunakan aplikasi MyPertamina, sontak membuat kaget. Aplikasi itu belum terpasang di smartphone, yang selalu ditenteng kemana saja pergi.Â
Tentunya bikin repot, kalau mendadak habis bahan bakar sementara aplikasi yang berwarna biru dan merah itu belum ada di gadget. Harus buru-buru download, padahal sudah masuk antrian untuk beli pertalite.Â
Untungnya, pemakaian MyPertamina belum diberlakukan di Kota Palembang. Masih bisa bernafas lega. Tapi sudah download, jadi sudah aman.Â
Aplikasi ini cukup mudah dipergunakan. Begitu selesai download, langsung utak atik. Lihat fitur apa saja yang ada didalamnya.Â
Untuk menjadi pengguna, harus mendaftar terlebih dahulu. Ada form yang wajib diisi. Terdiri dari nama, nomor telepon, alamat dan lainnya.Â
Setelah proses pendaftaran selesai, pengguna akan mendapatkan akun. Setiap kali menggunakan, pengguna harus login menggunakan nomor telepon yang sudah didaftarkan tadi.Â
Setiap kali login pengguna juga harus memasukan password. Bagian ini yang rentan lupa. Khususnya bagi orang-orang yang pelupa. Tapi tenang saja, password bisa disimpan, tinggal centang saja pada kotak pilihan ingat saya.Â
Bagi masyarakat awam yang belum begitu familiar dengan teknologi, mungkin akan sedikit terkendala. Setidaknya, diperlukan bimbingan dan kesabaran untuk mendaftar sebagai pengguna MyPertamina.Â
Hal-hal yang paling krusial, yakni kemampuan smartphone yang dimiliki. Aplikasi ini akan memakan space memori. Sementara aplikasi ini akan digunakan terus menerus.
Setidaknya ada aplikasi lain yang harus dibuang dari smartphone karena sudah penuh. Sangat merepotkan kalau aplikasi ini harus dibuang, karena hampir digunakan setiap waktu.Â