Mohon tunggu...
Riziq Noval
Riziq Noval Mohon Tunggu... Akuntan - Auditor

An Auditor

Selanjutnya

Tutup

Financial

Perspektif Audit Fee Terhadap Gender

13 Januari 2025   01:05 Diperbarui: 13 Januari 2025   01:05 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Setelah skandal akuntansi seperti Enron dan WorldCom, fokus utama adalah memperkuat tata kelola perusahaan dalam upaya memulihkan kepercayaan investor. Struktur dewan direksi merupakan pusat dari upaya ini, mengingat perannya yang sangat penting dalam memediasi konflik keagenan yang berasal dari perbedaan antara kepentingan manajemen dan pemegang saham - yang dikenal sebagai konflik keagenan Tipe I. Memastikan pelaporan keuangan yang akurat sangat penting dalam upaya ini, karena hal ini secara signifikan berdampak pada bagaimana investor eksternal dan pemegang saham menilai keberlanjutan jangka panjang perusahaan (Fernández-Méndez & Pathan, 2023; Garcia-Blandon, Argilés-Bosch, & Ravenda, 2019; Gul, Srinidhi, & Tsui, 2008). 

Pada saat yang sama, bidang sosial, regulasi, dan akademis telah mengakui pentingnya perempuan dalam ruang dewan perusahaan, sehingga mendorong penelitian tentang bagaimana keragaman gender mempengaruhi pengambilan keputusan perusahaan (Croson & Gneezy, 2009). Namun, temuan penelitian masih belum meyakinkan, terutama terkait dampak keragaman gender terhadap biaya audit. Sementara beberapa temuan sejalan dengan perspektif berbasis penawaran -menyarankan agar direktur wanita mengurangi biaya audit- temuan lainnya konsisten dengan sudut pandang berbasis permintaan dan menyimpulkan bahwa direktur wanita meningkatkan biaya audit dengan meningkatkan kualitas audit (Gul et al., 2008; Ittonen, Miettinen, & Vähämaa, 2010; Lai, Srinidhi, Gul, & Tsui, 2017; Nekhili, Gull, Chtioui, & Radhouane, 2020).

Bagaimana sih Perspektif Audit Fee Terhadap Gender?

Dalam dunia profesional , terutama bidang akuntansi dan audit, isu-isu terkait gender kerap kali menjadi topik yang sedang hangat banget diperbincangkan. Salah satu aspek yang menarik adalah bagaimana gender dapat berpengaruh dalalm besaran audit fee yang dikenakan oleh auditor kepada klien mereka.

 Audit fee, atau biaya audit itu adalah imbalan yang diterima oleh auditor sebagai kompensasi atas jasa audit yang sudah mereka lakukan intinya upah dalam mengerjakan auidt itu. Dalam beberapa studi, ditemukan bahwa ada perbedaan signifikan dalam besaran audit fee yang didapatkan kepada auditor laki-laki dan auditor peempuan.

Auditor perempuan cenderung menetapkan audit fee yang lebih rendah dibandingkan dengan auditor laki-laki. Perbedaan ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk persepsi terhadap kompetensi, skill, stereotip gender dan negosiasi biaya.

Salah satu faktor yang mempengaruhi audit fee adalah persepsi terhadap kompetensi auditor. Meski auditor perempuan telah menunjukkan kinerja yang sama baiknya dengan auditor laki-laki tersebut, dalam bebeapa kasus mereka masih dianggap kurang kompeten oleh sebagian client. Hal ini  dapat menyebakan auditor perempuan merasa perlu tahu diri untuk menetapkan audit fee yang lebih rendah agar dapat bersaing di pasar kerja.

Stereotip gender juga memainkan peran penting dalam menentukan audit fee. Secara tradisional, laki-laki dianggap lebih tegas dan kompeten dalam urusan bisnis, sementara peempuan sering kali diasosiasikan dengam sifat-sifat yang lebih lemah lembut dan empati. Stereotip ini dapat mempengaruhi cara klien memandang auditor perempuan, yang pada akhinya bedampak pada besaran audit fee yang mereka terima. Auditor perempuan mungkin merasa terbebani untuk menemukan menurunkan audit fee mereka sebagai upaya untuk menghilangkan stereotip negatif tersebut. 

Proses negosiasi biaya antara audit dan klien juga dapat dipengaruhi oleh gender. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa peempuan cenderung kurang agresif dalam negosiasi dibandingkan dengan laki-laki. Ini bearti bahwa audit peempuan mungkin cendeung menerima penawaran mungkin cenderung menerima penawaran audit fee yang lebih rendah dibandingkan dengan auditor laki-laki yang lebih agresif dalam negosiasi. Kurangnya keberanian untuk menegosiasikan biaya yang lebih tinggi dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk keyakinan diri dan pengalaman dalam negosiasi. 

KFenomena perbedaan audit fee antara auditor laki-laki dan perempuan adalah masalah yang kompleks dan dipengaruhi oleh berbagai faktor. Meskipun ada banyak upaya untuk menciptakan kesetaraan gender di tempat kerja, masih ada tantangan yang harus dihadapi, terutama dalam hal persepsi kompetensi, stereotip gender, dan keterampilan negosiasi. DIharapkan para perusahaan lebih mengakui dan menghargai skill dan kompetensi auditor tanpa memandang gender, serta mendukung lingkungan kerja yang adil dan setara. dan dipikirkan lebih lanjut kesenjangan dalam audit fee berdasarkan gender dapat diminimalisir dan semua auditor dapat menerima kompensasi yang sesuai dengan kualitas kerja mereka. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun