Mohon tunggu...
Rafael Fakhreza Eka
Rafael Fakhreza Eka Mohon Tunggu... Mahasiswa - Medical Student of Muhammadiyah University of Malang

Wehraboo

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Cacar Monyet: Penyakit yang Bisa Menjadi Senjata Biologis

10 Januari 2024   09:09 Diperbarui: 10 Januari 2024   09:24 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Pemerintah harus bagaimana?

 

Saat ini, Indonesia telah melaporkan lebih dari 44 kasus dan, sebagian besar di Jakarta, meskipun ada juga provinsi lain seperti Banten, Jawa Barat, dan Kepulauan Riau yang telah melaporkan infeksi. Kasus cacar monyet di Indonesia terus meningkat sejak pertama kali dilaporkan pada Agustus 2022 hingga November 2023. Sebagian besar pasien cacar monyet memiliki penyakit penyerta seperti HIV dan sifilis, dan berorientasi seksual lelaki seks lelaki (LSL).

Pemerintah harus belajar dari pengalaman pandemi Covid untuk pencegahan virus monkey pox agar dapat menurunkan angka penyebaran. Pada awal pandemi covid-19 pemerintah terlambat menyadari bahwa ada ratusan atau bahkan ribuan orang yang membawa virus tanpa terdeteksi, namun pemerintah pusat masih tidak melakukan apa pun untuk meningkatkan langkah-langkah pengujian dan akhirnya covid-19 menjadi pandemi.

Peran pemerintah sangatlah penting dan paling berpengaruh terhadap upaya pencegahan virus, karena tanpa adanya hal tersebut akan berakibat fatal dan penularan virus monkey pox ini semakin meningkat seperti halnya virus covid-19 tiga tahun lalu.

Salah satu langkah penting yang harus dilakukan pemerintah dalam mengatasi wabah Monkey pox adalah memberikan edukasi kepada kelompok yang rentan terinfeksi virus ini. Berdasarkan data global, sebagian besar kasus Monkey pox menyerang laki-laki dewasa dengan rentang usia 29-41 tahun. Cara penularan yang paling umum adalah melalui hubungan seksual, yang mencakup 82,5 persen dari total kasus. Selain itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga melaporkan bahwa banyak kasus Monkey pox terjadi di tempat-tempat yang ramai dan melibatkan aktivitas seksual.

Profil penderita Monkey pox di Indonesia ternyata tidak jauh berbeda dengan yang ada di dunia. Di DKI Jakarta, provinsi dengan kasus Monkey pox terbanyak, semua penderita adalah laki-laki dewasa dengan usia antara 25-50 tahun.

Menurut data dari Ikatan Dokter Indonesia, yang dirilis pada Selasa (7/11/2023), sekitar 90 persen penderita Monkey pox tertular melalui hubungan seksual sesama jenis, khususnya antara laki-laki. Selain itu, ada juga penderita yang memiliki penyakit lain, seperti HIV, sifilis, atau keduanya. Namun, ada juga penderita yang belum diketahui penyakit penyertanya.

Bagaimana gejalanya jika tertular?

 

Gejala awal yang muncul 5--21 hari setelah terinfeksi virus monkeypox adalah demam, sakit kepala, nyeri otot, sakit punggung, pembengkakan kelenjar getah bening, menggigil, dan lemas. Gejala selanjutnya yang muncul 1--3 hari setelah demam adalah ruam kulit yang berupa bintil-bintik merah, berisi cairan, atau berisi nanah. Ruam ini biasanya muncul di wajah dan menyebar ke bagian tubuh lain, seperti lengan, tungkai, tangan, kaki, alat kelamin, mata, dan tenggorokan. Ruam kulit akan berkembang selama 14--21 hari, lalu pecah, berkerak, dan menyisakan bekas luka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun