DARRR!!...... bunyi itu sayup-sayup terdengar oleh Raphael. Ia pun langsung bangun dari tidurnya, pandangannya langsung diarahkan ke arah jam dinding yang terletak di tembok sebelah kiri tempat tidurnya. Dilihatnya masih pukul 2 malam.DARRR!!... bunyi itu terdengar lagi, Raphael pun mencari sumber bunyi itu. Tiba-tiba DARRR!!..... DARRR!!.....DARRR!!...... bunyi itu pun tedengar tiga kali.
Dengan penuh rasa penasaran, Raphael pun mencari sumber bunyi itu. DARRR!!.. sekali lagi bunyi itu sayup-sayup terdengar, Raphael merasa yakin kalau bunyi tu berasal dari rumah tua yang ada di samping rumahnya. Rumah tua jaman peninggalan Belanda yang sudah berpuluh-puluh tahun tidak ditempati. Banyak cerita seram yang sering diceritakan orang-orang tentang rumah itu. Namun itu semua justru membuat Raphael membuat penasaran.
Raphael mengambil senter yang ada di dalam tasnya, memakai sepatunya dan pergi memberanikan diri mendekati rumah tua itu, rasa penasaran dirinya mengalahkan rasa takutnya. Sampai ia di depan pintu besar rumah tua itu, pintu yang tertutup oleh debu itupun coba dibukanya. Susah pada awalnya, sebab memang sudah berpuluh-puluh tahun tidak pernah tersentuh. DAARRR!!!... suara itu terdengar kembali, kali ini sangat keras. Sekali lagi didorongnya pintu itu dengan sekuat tenaga, kali ini berhasil, bunyi engsel pintu itu terdengar memekakan telinga.
Raphael melangkah masuk ke dalam rumah itu. Hal pertama yang dirasakannya adalah bau yang sangat menyengat dari rumah itu. Rumah dalam keadaan sangat gelap dan ia pun menutup hidungnya dengan tangan kirinya dan tangan kanannya menyalakan senternya. Disorotkan senternya itu ke seluruh ruangan. Tidak ada satupun peralatan rumah yang tersisa, yang ada hanya tumpukan debu dan lantai serta tembok kayu yang sudah mulai rapuh.
Diberanikan dirinya untuk melintasi ruang utama rumah itu. Lantai berdenyit seiring ia melangkah. Ruang utama yang sangat luas apabila dibandingkan dengan rumahnya. Di sebelah kiri ruang utama itu terdapat dua pintu yang bersebelahan. Pasti ini salah satu pintu ruangan kamar yang menghadap kearah rumahku, kata Raphael dalam hati. Di sebelah kanan ruang utama itu ada tangga menuju ke lantai atas dan sebuah pintu di sebelah tangga itu. Dan lurus dihadapannya adalah koridor yang menuju ke bagian belakang rumah itu.
Dipilihnya untuk menaiki tangga, baru ia hendak menaiki tangga itu, Raphael mendengar suara yang anak perempuan memanggil namanya dari belakangnya; “Raphael..” Langsung ia membalikan badannya, senternya disorotkan ke seluruh ruangan utama rumah itu. Tidak nampak seorangpun di situ. Rasa penasarannya semakin menjadi. Tiba-tiba ditangkapnya sebuah bayangan dari sinar senternya. Bayangan tersebut seperti berlari memasuki koridor yang menuju ke bagian belakang rumah itu. Dikejarnya bayangan tersebut, ia merasa sangat yakin kalau ia tadi mendengar namanya dipanggildan melihat seseorang atau sesuatu. Raphael terus berlari melewati koridor rumah tua tersebut, hingga akhirnya ia sampai ke ruang dapur yang berada dibelakang rumah itu. Sebuah pintu yang mengarah ke halaman belakangyang berbatasan dengan rumah besar dibelakangnya dalam kondisi terbuka. Aneh pikirnya, kenapa pintu ini terbuka? Bertahun-tahun rumah tua ini tidak ditempati tetapi pintu dapur ini terbuka.
“Raphael..” suara panggilan itu terdengar kembali. Sekali lagi Raphael membalikan badannya dengan cepat. Kali ini dilihatnya sosok anak perempuan kecil dengan rambut panjang, berbaju putih tanpa memakai alas kaki didepannya. Apakah ini yang namanya hantu?, pikir Raphael. “Siapa kamu?” Tanya Raphael dengan suara bergetar. Sosok anak perempuan itu tidak menjawab, ia hanya menunjukan tangannya ke arah pintu yang terbuka itu. Raphael melihat ke arah yang ditunjukan, begitu ia berpaling kembali kepada sosok anak perempuan tadi, ternyata sosok itu sudah menghilang.
Rasa takut mulai dirasakan Raphael, perlahan ia keluar ke halaman belakang rumah tersebut melalui pintu yang terbuka tersebut. “Apa yang kamu coba tunjukan kepadaku?” tanya Raphael dalam hati. Begitu ia keluar dari pintu tersebut, tiba-tiba DAARRR..!!! pintu dapur itu tertutup sangat kencang. Raphael terkejut luar biasa dan terhempas ke atas rumput halaman belakang. Senter yang ia pegang terlempar entah kemana dan mati, keadaan menjadi gelap. Kini ia merasa sangat takut, ingin ia berlari pulang namun kakinya terasa berat, ia tidak dapat bergerak dan hanya terbaring diatas rumput. Suasana hening dan gelap untuk beberapa saat, Raphael merasa kalau sesaat itu seperti sangat lama. Perlahan ia mulai dapat menguasai dirinya dari perasaan takut. Kakinya sudah mulai dapat digerakan.
Dengan kaki yang masih bergetar , Raphael perlahan bangkit berdiri. Hal pertama yang dipikirkannya adalah ia mau pulang ke rumahnya. Dengan setengah berlari, Raphael menyusuri halaman rumah itu dan melompati pagar pembatas rumah dengan susah payah. Ia berhasil sampai dirumahnya kembali dan masuk kekamarnya. Dilihatnya jam dinding yang menunjukan jam 3:15 pagi. Pikirannya masih terbayang akan sosok anak perempuan berambut panjang itu, siapa dia? Rumah tua yang berada disebelah rumahnya tersebut semakin menjadi misteri bagi dirinya dan ia akan mencari tahu tentang hal itu.
BERSAMBUNG..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H