Mohon tunggu...
BANYU BIRU
BANYU BIRU Mohon Tunggu... Guru - Guru | Pecandu Fiksi

Orang yang benar-benar bisa merendahkanmu adalah dirimu sendiri. Fokus pada apa yang kamu mulai. Jangan berhenti, selesaikan pertandinganmu.

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Sriati dan Aroma di Hidungnya

10 Januari 2024   16:22 Diperbarui: 10 Januari 2024   16:24 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Identitas buku - dokpri

Blurb novel - dokpri
Blurb novel - dokpri

Kalau saya bilang sih, di sini Bang Alfian sedang 'mempermainkan' pembaca atau bisa juga malah sedang ingin bermain-main dengan idenya sendiri. Bagaimana tidak? Bang Alfian sengaja membuat Sriati menjadi tokoh yang dicintai karena mengentaskan pemikiran-pemikiran konservatif terhadap perempuan.Β 

Sriati digambarkan sebagai sosok wanita dengan kepribadian yang kuat. Ia memiliki pendirian dan tekat yang kuat juga tidak mudah menyerah. Ia mencintai proses dan semuanya berjalan sesuai dengan frasa 'hasil tidak akan mengkhianati usaha'. Namun, kemudian di saat kita sudah terbenam atas pencapaian Sriati, keadaan diputarbalikkan. Ia dijatuhkan ketika sudah tiba pada puncak pencapaiannya dan itu sakit sekali. Dan dalam keadaan genting itu, pembaca dibuat kesal atau malah benci dengan Sriati.

Novel ini sendiri menceritakan kehidupan Sriati yang tak jauh dari tembakau yang dimulai dari setting tahun 1987-an. Semuanya berawal dari musibah tersambar petir yang membawa perubahan besar bagi Sriati. Indra penciumannya menjadi sangat tajam. Ia bertekat untuk menjadi pengusaha kretek da membalaskan dendam pada mantan suaminya, Poniman.

Saat acara Bedah Proses Kreatif NAD Academy untuk buku ini, Pak Effendi banyak 'me-roasting' penulis karena 'jalan pintas' yang dipakai penulis untuk kemampuan spesial Sriati ini. Kenapa? Karena kemampuan ini menurut beliau sejatinya bisa dilatih apa lagi Sriati sudah dekat dunia tersebut sejak kecil. Tapi menurut saya sembagai pembaca, hal ini bukanlah masalah besar karena justru menjadi masuk akal ketika ternyata penulis sendiri memberikan kejutan pada akhir cerita.

Seperti yang saya bilang di awal, penulis seperti ingin 'mempermainkan' pembaca. Kita dibuat menikmati setiap proses Sriati membangun usaha kreteknya sendiri dengan drama asmaranya. Kemudian kita dibawa menuju klimaks yang membuat kita tak ingin segera menutup buku ini begitu saja. Api di dalam hati Sriati semakin membara dan menggelapkan matanya dan mendorongnya melakukan sesuatu yang mengecewakan orang-orang yang berpihak kepadanya (termasuk pembaca).

Kelebihan novel ini menurut saya, karena sekali lagi mengenalkan dunia kretek dan proses di dalamnya?

Pertanyaan yang saya lontarkan ketika diskusi terkait ini berlangsung. Pengalaman membaca saya jelas menunjukkan perbedaannya walau saya akui keduanya sama-sama unik. Menariknya alur novel karena upaya pencarian Jeng Yah yang akhirnya mengungkap rahasia kelam keluarga dan sejarah usaha kretek Suraja, sedangkan novel ini menekankan upaya Sriati membangun usaha kretek dan upaya balas dendam. Treatment keduanya juga cukup berbeda yang mana Gadis Kretek memang sejak awalnya fokus pada drama dan bisnis kretek, sedangkan di novel ini diberikan sedikit unsur fantasi yang cukup seri untuk diikuti. Kesamaan keduanya terletak pada kedua tokoh utamanya yang sama-sama perempuan juga suguhan tragedi dan romantisme pada kehidupan tokohnya.

Akhir kata, novel ini bisa menarik saya untuk menyelami cerita yang bukan kesukaan saya. Hal-hal berkaitan dengan bisnis apa lagi kretek, sempat membuat saya ragu untuk membacanya. Cuma karena penuturan yang enak dan mengalir, buku ini bisa saya selesaikan dalam sehari saja. Kalau kalian punya kesamaan minat dengan saya, saya menyarankan kalian buat singkirkan pemikiran itu dulu karena saya beneran suka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun