Konflik berkembang ketika Pintu Garda bertemu dengan Pintu Apartemen yang bisa mencuri kisah dari pintu-pintu lain. Pintu Apartemen berhasil membangkitkan empati Pintu Garda untuk membebaskan tuannya. Ia juga bertemu Pintu Putih, Pintu Apartemen Asli dan Pintu Ruang Kontrol yang justru memberikan perspektif yang berbeda tentang Garda. Pintu Garda mulai bingung, haruskah ia mengikuti rasa simpatinya kepada Garda atau menjaga keyakinanya untuk menjaga identitas dan idealismenya sebagai pintu sel isolasi.
Disini pintu-pintu diperlihatkan layaknya sebagai manusia. Mereka bisa berjalan, bersalaman, memiliki perasaan dan pikiran. Hal tersebut ditampakkan dari berbagai kisah-kisah dari segala penjuru yang beberapa diantaranya terinspirasi dari kejadian-kejadian besar yang terjadi di dunia nyata. Misalnya, peristiwa Penyekapan Blanche Monnier (18491913) oleh ibu dan kakak lakilakinya di loteng rumah mereka pada 1975, pintu yang terdapat di Museum Nobel, Swedia, dan yang lainnya. Gestur dan gerak-geriknya juga memperhitungkan identitas mereka sebagai pintu dengan memberikan deskripsi tentang anggota-anggota tubuh seperti gagang, daun pintu, engsel, lubang kunci dan sebagainya.
Karakter manusia yang muncul hanya beberapa, itu pun karena mereka berpengaruh pada jalan cerita. Selain Garda, ada Kusuma dan Tantri yang terlibat dalam kisah asli Garda, penjaga sel tahanan.
Kesan pribadi?
- Dimulai dari sampulnya, saya suka banget. Menggunakan typography illustration yang pastinya sangat sesuai dengan kisah di dalamnya. Kalau kesan pertama, sedikit nggak kebaca sih judulnya. Kemudian, kesannya juga seperti dunia laut. Kalau warna typography-nya warna biru, mungkin akan menguatkan kesa itu, untung ini hijau hehehe.
- Jujur, awalnya cukup kesulitan untuk mengikuti ceritanya. Mungkin karena belum mengenali setiap pintu yang muncul dengan baik. Itu juga yang membuat saya kelelahan dan butuh banyak jeda untuk menyegarkan pikiran saat membaca.
- Kata-kata yang dipakai serta alur cerita sebenarnya tidak begitu sulit. Hanya saja karena pintu-pintu yang muncul tanpa background story yang cukup, maka pintu-pintu itu mudah terlupakan bahkan walaupun mereka cukup sering muncul dalam cerita. Yah, kalau bagian ini sih mungkin memang tidak bisa dipaksakan karena sebagaimana adanya pintu, mungkin tidak semua pintu harus punya background story. Untungnya, untuk Pintu Garda, terdapat deskripsi yang cukup jelas.
- Entah kenapa, saya merasa kalau sebenarnya keberadaan Pintu Garda di dunia para pintu kurang berpengaruh signifikan terhadap inti cerita. Menurut saya bagian yang bikin greget yah mulai bab 'Harap Dibaca dan Diperhatikan' karena di bagian itulah Pintu Garda menemukan satu-satunya pintu yang mirip dirinya yang dikenal dengan nama Pintu Putih. Yah, mungkin kalau memang inti ceritanya berfokus pada dunia pintu dan berbagai kesibukannya, semuanya itu bisa diterima. Tetapi kalau inti dari cerita ini mengarah pada siapa Garda dan bagaimana kisahnya sehingga harus bertemu dengan Pintu Garda alias pintu isolasi, menurut saya porsinya terlalu berlebihan bahkan mengambil setengah buku. Part yang mengungkap identitas Garda dan kisah hidupnya hanya empat bab terakhir.
- Tahu nggak? Tokoh Garda ini menarik banget. Masalahnya, saya telanjur kebawa kalau isu yang diangkat akan sangat berat, menyangkut dunia politik misalnya. Padahal nggak segitunya, sebenarnya simple, hanya saja pengaruhya sangat besar bagi Garda dan membuat dia berakhir di ruang isolasinya. Kalau mau tahu, Baca deh!
- Berikutnya, saya tertarik pada tokoh Garda. Dia ini pintar banget untuk menarik rasa simpati dengan ceritanya kepada sang pintu. Karena Pintu Garda lebih sering mendengar dari tuannya, sepanjang cerita, kita juga menggunakan perspektif yang sama dengan Pintu Garda. Walaupun di dunia pintu sudah diingatkan beberapa hal tenta Garda, saya belum percaya karena mereka menunjukkan gelagat yang terkesan antagonis. Namun, pada akhirnya, kita akan dikejutkan oleh fakta-fakta tentang Garda.
- Dengan semua itu, apakah saya tetap merekomendasikan buku ini? Pastinya. Buku ini unik banget menurutku. Kita diajak melihat dari kaca mata tokoh benda mati yang seringkali tidak begitu diperhatikan padahal mereka ada dimana-mana. Yang namanya ruangan pasti ada pintunya, tho?
- Sama seperti saya, yang mungkin belum terbiasa dengan PoV anti-mainstream seperti ini, mungkin mudah bosan, merasa capek. Beda halnya, kalau kalian memang suka eksplorasi bahan bacaan yang unik dan menantang, Novel ini nggak boleh dilewatkan.
- Pertanyaan penutup untuk kalian yang mau atau sudah baca, bagaimana tanggapan kalian untuk Garda, masih mendukungnya, menyalahkannya atau akan tetap bersimpati?
- Akhir kata, selamat bertemu dengan Garda melalui pintunya. Persiapkan dirimu juga untuk mengucapkan selamat tinggal pada keduanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H