Bara dalam Sekar (2023)|Oleh Zaki Jaihutan |vi + 214 hlm. |Penerbit Mekar Citra Lestari |
Buku kedua dari Tanah Dijuru Universe-nya Bang Zaki. Buku Pertamanya," Bino" belum saya baca tetapi sejauh ini, saya tidak dibuat bingung karena memang kisah Sekar berbeda dengan Bino. Tak ada keterkaitan kecuali karena Tanah Dijuru itu sendiri.
Di awal chapter saja kita sudah mendapatkan kesan negatif terhadap Sekar. Ia berbahagia di atas kematian suaminya. Sekar adalah perempuan yang terus berjuang untuk kebebasannya. Disini kita akan menemukan Sekar yang kelihatannya sangat kuat, tidak mudah goyah dan terkesan keras juga. Hanya saja banyak hal yang sudah dilalui Sekar sehingga membuatnya seperti itu.
Kematian Jati, suaminya, menyingkap rahasia-rahasia yang tidak pernah diduga oleh Sekar.
Untuk karakter-karakter yang ada, penulis mampu membuat pembaca bersimpati. Semua menunjukkan ego-nya masing-masing yang kadang membuat mereka terkesan jahat. Namun, mereka juga memiliki alasan yang mendasari setiap tindakannya walaupun sebenarnya tidak bisa ditolerir. Oleh karenanya, kita hanyut dalam cerita dan tidak menduga ada petunjuk-petunjuk kecil yang mengarah pada rahasia yang terungkap satu per satu.
Senang sekali dengan plot twist-nya karena mematahkan dugaan-dugaan saya. Misal, tentang kematian Jati, kematian ibu mertua Sekar yang tragis. Cukup kesal dengan fakta yang terkuak tentang  anak angkat mertuanya yang sungguh tidak terduga.
Pada novel ini terdapat adegan pemerkosaan. Yang saya suka penggambarannya, tidak frontal tetapi kita bisa merasakan betapa tidak berdaya dan menderitanya Sekar pada saat itu serta betapa terguncangnya Sekar karenanya. Alih-alih, mengkambinghitamkan perempuan yang umumnya dipandang lemah dan mengesempingkan psikisnya, Bang Zaki sebagai penulis lebih menggunakan kekuasaan yang dimiliki keluarga Jati untuk mengitimidasi Sekar. Bagi saya itu nilai plus, karena sulit untuk tidak terjebak pada stigma tentang perempuan yang mengakar di masyarakat kita.
Alur yang digunakan pada novel ini yaitu maju mundur dengan menggunakan sudut pandang Sekar. Namun, cukup mudah dipahami kok, tidak berbelit-belit. Saya menikmati bagaimana Sekar menceritakan semua kisahnya sembari menulis di buku harian yang ditujukan kepada Wedha, anak Sekar hasil tragedi yang mengubah hidupnya.
Yang kurang nendang bagi saya hanya satu yaitu penuturan plot-twistnya, misalnya Baginda menuturkan masa lalu yang berdampak kehidupan keluarganya. Terkesan banyak dan menumpuk. Juga karena nantinya akan ada banyak informasi yang baik tentang peristiwa pemerkosaan Sekar, tentang kontrak, tentang kecelakaan Jati yang mana semuanya hasil analisa oleh Sekar.