Mohon tunggu...
BANYU BIRU
BANYU BIRU Mohon Tunggu... Guru - Guru | Pecandu Fiksi

Orang yang benar-benar bisa merendahkanmu adalah dirimu sendiri. Fokus pada apa yang kamu mulai. Jangan berhenti, selesaikan pertandinganmu.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pengharapan dalam Ketidakpastian

5 Mei 2020   13:57 Diperbarui: 5 Mei 2020   14:06 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source: Pixabay.com

Berada ditengah pandemic ini menjadi suatu ketidakpastian yang harus kita rasakan bersama-sama. Kita tidak memahami betul apa yang sedang kita hadapii karena kita tidak bisa melihat secara kasat mata. 

Kita takut bersosialisasi, kita takut bepergian dan kita menjaga kebersihan diri dan lingkungan sebaik mungkin untuk menghindari wabah ini. Namun yang menjadi perhatian adalah di situasi yang seperti ini menimbulkan keraguan kepada Allah karena seakan-akan Allah meninggalkan kita ditambah lagi banyak banyaknya korban nyawa, kerugian, keterbatasan akses dan lain sebagainya.

Namun orang yang percaya akan memili respon yang sebaliknya karena ia memiliki pengharapan dalam yang kuat. John Piper dalam bukunya "Coronavirus and Christ" mengatakan bahwa virus corona tidak menunjuk kepada kecemaran, kesalahan, atau kejahatan Allah. 

Pada masa-masa sukar ini, Batu Karang (Allah) kita tidak bersalah. Ia tidak cemar. "Tidak ada yang kudus seperti TUHAN ... tidak ada gunung batu seperti Allah kita" (1 Sam. 2:2). 

Batu Karang kita bukanlah sebuah khayalan sebab ia benar. Kedaulatan yang dapat menghentikan wabah virus corona, meski sekarang tidak melakukannya, adalah kedaulatan yang sama yang memelihara jiwa-jiwa yang sekarang ada di dalamnya.

Oleh karena itu, tidak ada alasan untuk mempersalahkan Allah untuk berbagai kejahatan. Segala bentuk kejahatan bermula karena adanya dosa yang mempengaruhi seluruh aspek kehidupan. Kita memiliki dasar yang kuat untuk berpengharapan karena Kristus bahkan mengalahkan kematian dengan kebangkitan-Nya. Tanpa kebangkitan, mungkin kita tidak mampu apa-apa lagi. Iman dan pemberitaan Injil sia-sia. Tetapi karena Kristus bangkit, maka pengharapan itu tetap ada dan menjadi kekuatan kita untuk menjadi kehidupan.

Virus Corona tidak ada apa-apanya dindingkan kuasa Kristus. Virus ini hanya mengingatkan kita akan efek dosa yang itu kematian. Virus ini menjadi salah satu cara bagaimana manusia menuju kematian. Tidak jauh berbeda dengan penyakit kanker kronis, kecelakaan maut, bencana alam dan sebagainya. Oleh karena itu ingat selalu untuk berpengharapan pada Batu karang yang benar yaitu Allah itu sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun