Mohon tunggu...
raosanmaruf
raosanmaruf Mohon Tunggu... Guru - pelajar

hobi menulis dan membaca, dan olahraga

Selanjutnya

Tutup

Analisis

resiko dakwah di era digital 4.0

14 Januari 2025   06:00 Diperbarui: 13 Januari 2025   23:12 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Resiko Dakwah di Era Digital 4.0

Era Digital 4.0 membawa kemajuan teknologi yang mempermudah berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam penyampaian dakwah. Melalui media sosial, website, dan platform digital lainnya, dakwah dapat menjangkau audiens/mad'u yang lebih luas dengan waktu yang relatif singkat. Namun, kemudahan ini juga disertai dengan berbagai risiko yang perlu diantisipasi oleh para dai dan penyampai pesan agama agar tidak menimbulkan permasalahan atau perpecahan umat Islam.

APA SAJA RISIKO DAKWAH DI ERA DIGITAL 4.0

1. Penyebaran Informasi yang Tidak Akurat

Dalam era digital, banyak informasi agama yang beredar tanpa melalui proses verifikasi. Dakwah yang tidak berbasis pada sumber yang valid atau pemahaman yang mendalam dapat menyesatkan audiens/mad'u. Selain itu, potongan ceramah atau artikel yang diambil di luar konteks dapat memicu kesalahpahaman dan perpecahan umat Islam.

2. Konflik di Media Sosial

Media sosial sering kali menjadi arena perdebatan yang tidak sehat. Pesan dakwah yang disampaikan dapat memicu polarisasi apabila tidak disampaikan dengan bijak. Hal ini terutama terjadi jika topik yang diangkat sensitif, seperti perbedaan pandangan antar mazhab atau isu-isu sosial yang berkaitan dengan agama.

3. Ujaran Kebencian

Para dai sering kali menjadi target serangan berupa cyberbullying dan ujaran kebencian. Hal ini dapat mengganggu fokus mereka dalam menyampaikan pesan dakwah dan bahkan mempengaruhi kesehatan mental.

4. Radikalisasi

Platform digital juga rentan digunakan oleh kelompok tertentu untuk menyebarkan paham radikal atas nama agama. Audiens/mad'u yang kurang memahami ajaran agama secara mendalam dapat terjebak dalam narasi ini, sehingga berpotensi menimbulkan konflik di masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun