Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), akomodasi adalah sebuah proses interaksi sosial yang saling menyesuaikan diri dalam hal interaksi individu, baik antara yang satu dengan individu lain secara sosial. Atau menyesuaikan diri dari interaksi kelompok satu dengan kelompok lain dalam satu kawasan.Â
Sedangkan akomodasi menurut ilmu Antropologi, ialah melakukan kegiatan menyesuaikan diri dari individu atau kelompok manusia di masyarakat dalam rangka menjauhi terjadinya ketegangan dan konflik.1 Salah satu contoh akomodasi budaya lokal dalam mempertahankan identitas keagamaan di era globalisasi adalah di masjid Cheng Ho. Masjid Cheng Ho, selain menjadi tempat ibadah (shalat dan kegiatan keagamaan lainnya) bagi umat Muslim, terkhususnya orang-orang yang ada di sekitar masjid Cheng Ho, yakni di Perumahan Amin Mulia, Jakabaring, Palembang, Sumatra Selatan.Â
Selain menjadi tempat ibadah umat Muslim, Masjid Cheng Ho juga merupakan salah satu destinasi wisata yang berada di Palembang, Sumatra Selatan. Masjid Cheng Ho ini dibangun sejak peletakan batu pertama pada tahun 2003 dan diresmikan pada tahun 2006 dengan nama resmi Masjid Al Islam Muhammad Cheng Ho. Masjid yang didesain dengan gaya arsitektur yang unik, memadukan unsur-unsur budaya lokal Palembang dengan nuansa China dan Arab, serta memiliki dua lantai yang mampu menampung sekitar 600 jamaah.2
 Dengan adanya akomodasi budaya lokal dalam agama, itu memberikan peran tersendiri, terutama dalam mempertahankan identitas keagamaan di era globalisasi ini. Sebagaimana destinasi wisata masjid Al Islam Muhammad Cheng Ho Palembang, yang di mana akomodasi budaya lokalnya dalam toleransi beragama sangat tinggi, ditandai dengan banyaknya wisatawan dari luar negeri seperti dari Malaysia, Singapura, serta warga negara dari Timur Tengah, dan terutama wisatawan luar dari Tionghoa China.Â
Hal ini menunjukkan bahwa masjid Cheng Ho Palembang, menjadi salah satu tempat terjadinya akomodasi budaya lokal dalam agama, seperti yang sudah diketahui bahwa masjid Cheng Ho ini merupakan tempat bagi umat beragama Islam melaksanakan ibadah. Akan tetapi dengan adanya akomodasi budaya, masjid Cheng Ho ini menjadi salah satu tempat terjadi interaksi sosial antar satu individu dengan individu lain, serta interaksi antara satu kelompok dengan kelompok lainnya.Â
Di masjid Cheng Ho dihadirkan beberapa unsur penyatu antara budaya lokal, keagamaan dan juga tentunya toleransi yang dapat dilihat dari bangunan masjidnya, yang mana mencampurkan tiga unsur, yakni unsur budaya lokal Palembang, Arab, dan China yang identik dengan gaya Tionghoa, ditandai dengan masjidnya didominasi warna pink, pilar-pilarnya yang berwarna merah, dan kubahnya berwarna hijau. Pilarnya yang berwarna merah menujukan bangunan masjid Cheng Ho ini identik dengan budaya Tionghoa China, selain itu, ada juga tulisan China dan tulisan dari bahasa Arab yang bertuliskan " Hablumminallah dan Hamblumminannas" yang berarti hubungan baik dengan Allah dan hubungan baik dengan manusia.
 Adapun peran dari akomodasi budaya lokal dalam mempertahankan identitas keagamaan di era globalisasi di masjid Cheng Ho, ialah sebagai berikut:
 a. Selain melaksanakan ibadah shalat lima kali dalam sehari-hari, juga merayakan ibadah puasa di bulan Ramadhan (shalat tarawih di malam harinya), merayakan Idul Fitri setelah satu bulan berpuasa dan Idul Adha, yang dirayakan satu kali dalam setahun.
 b. Membatasi wisatawan yang hendak berkunjung ke masjid Cheng Ho Palembang, seperti menghentikan aktivitas pengunjung saat masuk waktu shalat.
 c. Menampilkan kegiatan keagamaan Muslim seperti di bulan puasa Ramdhan itu ramai dengan acara-acara keagamaan Islam, seperti adanya Tausiah tentang puasa Ramadha, sholawat, merayakan maulid Nabi Muhammad saw., dan kegiatan lainya yang bernuansa Muslim serta ada unsur budaya lokal dari Palembangnya.
 d. Bisa mengenalkan budaya lokal sekaligus pemahaman mengenai agam Islam melalui masjid Cheng Ho. Apalagi wisatawan luar dari Tionghoa China itu bisa mengetahui sejarah masa lalunya lewat masjid Cheng Ho.
 e. Menjaga keamanan masjid Cheng Ho dari hal-hal yang dapat mempengaruhi budaya dan juga mempertahankan identitas keagamaannya, sehingga tidak tercampur dengan pengaruh globalisasi yang dapat mengubah identitas keagamaan yang sudah ada.Â
Dapat disimpulkan, bahwa peran akomodasi budaya lokal Dalam mempertahankan identitas keagamaan di era globalisasi sekarang ini sangat penting, selain dari menjaga identitas keagamaan juga dapat mencegah terjadinya konflik yang disebabkan oleh sebuah perbedaan. Membantu setiap individu untuk berinteraksi antara satu sama lainnya.Â
Dalam akomodasi budaya lokal dalam agama, hadir juga yang berkaitan dengan toleransi beragama, baik dari segi budaya lokalnya maupun agamanya. Bisa saling mengenal dan memahami perbedaan satu sama lain. Seperti akomodasi budaya lokal dalam agama di masjid Al Islam Cheng Ho Palembang, yang menjadi salah satu destinasi wisata religi yang bisa dikunjungi oleh umat Muslim maupun yang bukan beragama Islam. Di masjid Cheng Ho Palembang ini menghadirkan budaya-budaya lokal yang digabungkan dengan unsur Tionghoa dari China dan juga Arab. Di sisi lain juga mencegah konflik dan menghadirkan sikap dan rasa toleransi antar sesama terhadap perbedaan yang ada.
Catatan Kaki:
 1 Yusuf.C, Apa itu Akomodasi: Pengertian, Tujuan dan Contohnya. Dilansir dari Edumasterprivat.com. Diakses pada Minggu 24 Juni 2023, https://edumasterprivat.com/apa-itu-akomodasi/Â
 2 Wikipedia.com, dalam buku; Runtuhnya Kerajaan Hindu-Jawa dan Timbulnya Negara- negara Islam di Nusantara. Diakses pada Minggu 24 Juni 2023, https://id.m.wikipedia.org/wiki/Masjid_Cheng_Ho_PalembangÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H