Mohon tunggu...
Raodah
Raodah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Memasak

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Gangguan dalam Perkembangan Sosial-Emosional

18 Januari 2025   21:57 Diperbarui: 18 Januari 2025   21:57 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Gangguan dalam Perkembangan Sosial-Emosional

Perkembangan sosial-emosional adalah proses di mana individu belajar untuk mengelola emosi, membentuk hubungan yang sehat dengan orang lain, dan memahami perasaan diri sendiri serta orang lain. Proses ini sangat penting dalam membangun kepribadian yang sehat dan kemampuan berinteraksi dalam masyarakat. Namun, ada kalanya perkembangan sosial-emosional tidak berjalan lancar, yang dapat mengarah pada berbagai gangguan. Gangguan ini dapat berdampak jangka panjang pada kesejahteraan individu dan kemampuan mereka untuk berfungsi secara efektif dalam kehidupan sosial dan emosional. Artikel ini akan membahas beberapa gangguan yang dapat terjadi dalam perkembangan sosial-emosional, faktor penyebabnya, serta dampaknya bagi individu.

Jenis-Jenis Gangguan dalam Perkembangan Sosial-Emosional

1. Gangguan Kecemasan Sosial Gangguan kecemasan sosial adalah kondisi di mana individu merasa takut atau cemas secara berlebihan dalam situasi sosial. Anak-anak atau remaja yang mengalami gangguan ini merasa cemas atau khawatir akan penilaian negatif dari orang lain. Mereka mungkin menghindari interaksi sosial atau merasa cemas saat harus berbicara atau berinteraksi dengan teman sebayanya. Gangguan kecemasan sosial dapat menghambat kemampuan anak untuk mengembangkan keterampilan sosial yang sehat, serta mengurangi kesempatan untuk berinteraksi dengan orang lain dan belajar dari pengalaman sosial.

Faktor penyebab gangguan ini seringkali berkaitan dengan faktor genetik, pengaruh lingkungan seperti pola asuh yang terlalu protektif, atau pengalaman traumatis yang melibatkan interaksi sosial yang negatif. Dampaknya, anak-anak dengan gangguan kecemasan sosial seringkali mengisolasi diri mereka, yang dapat memperburuk kesulitan dalam membangun hubungan yang sehat dan mengembangkan rasa percaya diri.

2. Gangguan Perilaku Gangguan perilaku adalah kondisi yang ditandai dengan pola perilaku yang agresif, melawan otoritas, atau sering melanggar aturan sosial yang ada. Anak-anak dengan gangguan perilaku sering menunjukkan ketidakmampuan untuk menyesuaikan diri dengan norma sosial dan lebih cenderung bertindak impulsif. Mereka mungkin sering terlibat dalam perkelahian, berbohong, atau melakukan perbuatan yang merugikan orang lain.

Gangguan ini sering terjadi pada anak-anak yang tumbuh dalam lingkungan yang penuh dengan kekerasan atau ketidakstabilan emosional. Pengasuhan yang keras atau kurangnya perhatian dari orang tua dapat menjadi faktor penyebab utama gangguan perilaku. Anak-anak dengan gangguan perilaku biasanya kesulitan dalam mengelola emosi mereka dan berinteraksi dengan cara yang positif dengan orang lain, yang dapat menyebabkan masalah dalam hubungan sosial dan akademis mereka.

3. Gangguan Attachment Gangguan attachment, atau gangguan ikatan, terjadi ketika anak mengalami kesulitan dalam membentuk ikatan emosional yang aman dengan pengasuh atau orang tua mereka. Anak-anak yang mengalami gangguan attachment cenderung tidak memiliki rasa aman yang diperlukan untuk mengembangkan keterampilan sosial yang sehat. Mereka mungkin tampak sangat bergantung pada orang lain, sulit mempercayai orang lain, atau bahkan menunjukkan sikap apatis terhadap orang yang seharusnya memberikan kasih sayang dan dukungan.

Gangguan ini sering kali muncul sebagai akibat dari pengabaian atau ketidakmampuan pengasuh untuk memberikan perhatian dan kasih sayang yang konsisten pada anak. Dalam beberapa kasus, anak yang mengalami trauma, seperti kekerasan dalam rumah tangga atau kehilangan orang tua, dapat mengalami gangguan attachment. Anak-anak ini cenderung memiliki masalah dalam berinteraksi dengan teman sebaya, mengatur emosi, dan membangun hubungan yang sehat sepanjang hidup mereka.

4. Gangguan Depresi Depresi bukan hanya masalah suasana hati, tetapi juga gangguan yang dapat memengaruhi perkembangan sosial-emosional anak. Anak-anak yang mengalami depresi cenderung merasa sedih, kehilangan minat pada kegiatan yang biasanya mereka nikmati, dan merasa terisolasi. Mereka mungkin kesulitan dalam berinteraksi dengan teman-teman sebaya dan keluarga, serta merasa tidak dihargai atau tidak diterima.

Depresi pada anak dapat muncul akibat faktor genetik, pengalaman traumatis, atau stres yang berkepanjangan. Stres di rumah, seperti perceraian orang tua atau kemiskinan, dapat menjadi pemicu gangguan ini. Dampaknya, anak-anak yang depresi cenderung menarik diri dari lingkungan sosial mereka, mengurangi keterampilan sosial, dan memiliki kesulitan dalam mengelola perasaan mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun