Mohon tunggu...
Randy One
Randy One Mohon Tunggu... Human Resources - "Cape" Diem

Konsultan

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Basa Basi Bisa Bias (Salah Kaprah-Jilid I)

24 September 2020   11:51 Diperbarui: 24 September 2020   11:55 231
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya mencoba memulai tulisan yang berseri berdasarkan satu topik. Saya pilih "Salah Kaprah" sebagai topik perdana dan "Apa Kabar? sebagai seri pertama.

Apa kabar? Orang sering kali bertanya demikian kepada kita dan juga sebaliknya. Pertanyaan basa basi yang sudah demikian baku dalam memulai sebuah percakapan. Tapi kadang kala pertanyaan tersebut bisa juga terkesan / terpesan kejam. Loh kenapa kejam? Iya karena faktor basa basi tadi. 

Pada saat orang yang ditanya apa kabar menjawab bahwa kabarnya buruk, maka biasanya orang yang bertanya menjadi bingung menanggapinya. Kalau dia bertanya lebih lanjut, bisa jadi dia memberikan harapan bahwa dia bermaksud memberikan bantuan atas apapun masalah yang dihadapi orang yang ditanya, padahal belum tentu dia mau dan/atau mampu. Nah kalau dia tidak bertanya lebih lanjut, maka kesannya dia memang hanya sekedar basa basi saja menanyakan kabar. Atau sebaliknya, yang ditanya segera mengungkapkan permasalahan yang sedang dia hadapi dan berharap si penanya akan menawarkan bantuannya, tapi yang sering kali terjadi justru si penanya malah buru-buru mencoba mengakhiri percakapan dengan berbagai cara sekedar untuk menghindar. Kejam? Bisa jadi. Kita memang bisa jadi bias dalam meng-interpretasikan pertanyaan apa kabar tadi.

Tentu saja hal ini tidak berlaku pada saat kita menanyakan apa kabar pada orang yang mempunyai arti bagi kita. Karena kita bertanya dengan sungguh-sungguh apa kabarnya dia. Kita berharap dia baik-baik saja dan kita pasti siap membantu apabila diminta atau kita menawarkan bantuan bila diperlukan, semampu kita.

Di dunia ini dengan berbagai macam kultur, bahasa, adat dsb tentu ada banyak cara orang bertanya apa kabar. Saya pernah diceritakan oleh seorang teman saya yang kebetulan ber-etnis Tionghoa bahwa orang tua mereka lebih sering menggunakan phrase "Sudah makan belum? untuk bertanya kabar seseorang (terutama di jaman dulu sepertinya). 

Setelah saya searching di google saya mendapatkan artikel blog yang membahas hal ini dengan apik. Intinya, cara bertanya seperti ini ada hubungannya dengan kultur orang Tionghoa yang menganggap makanan sebagai hal yang sangat penting dan apabila sampai seseorang tidak (belum) bisa makan itu menandakan bahwa kabarnya sedang tidak baik. Di jelaskan pula bahwa cara bertanya kabar seseorang seperti ini ternyata sering jadi salah kaprah bagi kaum awam / asing. Yang ditanya merasa akan diajak makan betulan, tapi yang bertanya itu cuma sekedar ingin tahu kabarnya dia aja, tanpa ada keinginan untuk ngajak makan beneran.

memegenerator
memegenerator


Karena sekarang sudah (mau) jam makan siang, sebaiknya kita makan. Jangan sampai ditanya sama Jack Bauer "Have you eaten yet"... yuk kita maksi dulu.

Salam Kamis

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun