Mohon tunggu...
Ranti Tirta
Ranti Tirta Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Perempuan biasa

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Rindu: Dua Minggu Mencari Cinta # 20 # (Tamat Versi: Ranti)

16 Agustus 2010   07:46 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:59 259
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

" Sesudah mengucapkan ke Rindu," Hadapilah masa depanmu dengan Panji," Satria memanggil Panji untuk mendekat dan berbisik menitipkan Rindu dengan menepuk punggung serta berjabatan tangan dengan Panji. Disamping satria , Rindu masih kelihatan sesegukan menahan  tangis, tidak bisa berbuat apa - apa sedih, marah campur di hati. Satria berbalik menatap  dan menghapus air mata Rindu dengan tanganya  serta mencium tangan Rindu untuk terakhir kalinya, menyatukan  tangan Panji  ketangan Rindu. " Panji, aku akan pergi ke sebuah tempat jagalah Rindu dan ke bahagianya seperti aku membahagiakanya dulu,' Disaksikan Susan dan George sedari tadi cuma berdiam diri melihat semuanya. Panji pamit sama Satria mengajak Rindu beranjak dari rumah Satria,  Rindu merasakan seperti tidak pernah mengenal Satria, yang sempat di hatinya." Mengapa Satria begitu rapuh dalam menghadapi ini semua, dan Panji yang selalu siap . Ya , Allah mohon petunjukMu, jerit " hati Rindu." Tidak ada  yang berani memulai bicara diam dalam pikiran masing - masing hingga sampai pekarangan rumah Rindu. Tinggal Susan menemani Rindu, masuk kamar langsung menjerit dan menumpahkan tangisnya lagi  terbata - bata Susan berusaha menenangkan  Rindu " Ini sudah jalan hidupmu , kita tidak tau apa yang akan terjadi, semua ada yang mengaturnya mesti  kamu mencoba paling ke Satria tapi kalau Allah  tidak mengizinkan untukmu. Sepeninggal Rindu, Satria kembali termenung, ahh" aku akan memulai hidupku tanpa memikirkan keterlibatan Rindu  dalam hidupku walaupun aku mencintainya bukan berarti memilikinya, aku ingin sehat dan tidak tau berapa lama lagi vonis dokter untuku. " Panji memenuhi janjinya, bertandang ke rumah Rindu pagi sekali ketemu Rindu dan berencana malam nanti ingin melamar Rindu dengan rombongan orang tuanya juga. Sesudah di sepakati hari H nya dan persiapan menjelang pernikahannya Rindu dan Panji memulai browsing internet mencari model kartu undangan. Untuk panitia tetap seperti yang disiapkan untuknya dengan Satria dulu dan Panji pun memahami keinginan Rindu dan mengundang Satria hadir dalam pernikahan nanti. "Panji menelpon Satria  sebagai laki - laki, aku tidak mau di anggap pecundang  .Ngobrol lama sekali sama Satria yang dianggapnya seperti saudara selain mas Jalu. Rindu mulai shubuh di dandani perias pengantin dan kelihatan kecantikanya, Sesaat ibunya masuk bergabung dan menyuruh perias tadi keluar sebentar.  Di hadapan ibunya Rindu tersenyum  melihat rona bahagia di mata yg sudah keriput  tapi masih ada sisa  kecantik masa lalu  dan ibunya sudah tahu cerita sesungguhnya." Tidak ada orang tua manapun melihat kebahagian anaknya dan membalas tersenyum dengan mendoakan dalam hati semoga Panji suami yang baik  pilihan anaknya. Rombongan Panji datang dengan membawa roti buaya ciri khas orang Betawi dan tanjidornya yang bikin semarak suasana pernikahan Rindu. Semua lengkap penghulu sudah siap , acarapun  berlangsung sempurna sesuai yang diinginkan. Dari pihak Satria hadir ibunya dan keluarga lain yang dianggap saudara sendiri oleh keluarga Rindu, mas Jalu pun hadir dengan istrinya dan anaknya yang cantik, Susan  beserta George tidak mau ketinggalan  juga dan Susan  mengedipkan mata ke Rindu mengacungkan  jempol duanya...Sipp..... Satria, membuka undangan Rindu  membaca . Maha suci Allah Yang menciptakan makhuk- NYA berpasang - pasangan, semoga Allah menghimpun yang terserak dari keduanya, memberkahi mereka berdua semoga menjadi keluarga  Sakinah, Mawarddah, Warohmah" RINDU  dengan PANJI. " Aku tidak akan menghadiri pernikahan  Rindu dan Panji,' aku tidak sanggup melihat mereka menjadi pasangan serasi. Satria menitikan air mata bahagia dan merasa kecapean sangatt ,membuatnya di larikan ke rumah sakit hingga ajal menjemputnya disaat kebahagian Rindu dan Panji sedang menikmati bulan madu ke pulau Bali ,  Rindu dan Panji menyelusuri pantai Kuta di  waktu sore menerima kabar duka  itu. Episode - episode sebelumnya dapat 1 sampai 19 di lihat disini dan gbr dari om google. Catatan : Kami memutuskan,masing - masing penulis Rindu : Dua Minggu mencari Cinta menulis ending kisah Rindu lewat versi masing - masing penulis.Karena  itu ada 19 versi  endings untuk Rindu. Pembaca dapat memilih ending mau yang  paling sesuai dengan seleranya.Selamat menikmati !!! Dan tunggulah versi - versi selanjutnya !!! Iklan bangeeet ya ??? Horeee...usai  sudah gerbong  ini. ^_^ Untuk versi akhir dari Rindu : Dua mMinggu Mencari Cinta lainya dapat di lihat di : Versi G Versi Kine Risty Versi Meli

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun