Mohon tunggu...
Ranti Tirta
Ranti Tirta Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Perempuan biasa

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Berharap Jadi

13 November 2011   07:19 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:44 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Ngikuti pedati yang penuh sesak dan bau parfum bikin  rusak suasana hatiku, dandanankupun tidak luput sudah  luntur kena keringat, ini aku ngga suka mending tadi  naik ojek  sendiri, tapi sama teman lain mana berani aku bilang.Padahal mereka semua sainganku.

Sampai balai desa suasana hiruk pikuk sudah terasa,semua yel - yel terdengar dari atas panggung hiburan.Bergegas kami rombongan calon ibu Kades  mencari muka calon yang diusung sebagai KADES.

Kembang,Zwang,Jingga, Asih, Miss Rochma,Dewi,Rena,Devi,Ghara dan Yuli, aku sendiri senggol sana - sini ngga mau kalah maju ke depan panggung. Untung membawa payung memberian mas Hans berasa  teduh  dibawah terik matahari yang menyengat. Yang lain mulai mengeluarkan  kaos pemberian mas Hans bikin hatiku ciut...

Jingga berada di sampingku bisik - bisik " aku  ,Ran..." Pengen sama mas Hans tapi sejak kejadian lampu mati itu langkahku terasa terpasung,terikat mati karena oleh mas Reporter sudah di wanti  " boleh ikut kampanye mas Hans tapi   hati  tetap padaku " Jiwa ku tidak sebebas kalian.

"Siapa yang memilih aku nanti jangan lupa inga..inga..inga no.1  lupakan nomor lainnya," Sayup - sayup terdengar suara mas Hans menggema di hatiku, sebodoh dengan  mereka sainganku pokoknya aku harus jadi bu KADES , kapan lagi kalau tidak  mulai dari sekarang,Oma Eni pasti senang .

Dengan semangat kuteriakkan yel - yel penyemangat mas Hans, ngga sadar di tepuk mereka pundakku dan teriak..."Woii...hello.. Sudah habis tuch di panggung.." Rupanya keasikkan ngelamun  di atas panggung pertunjukkan sudah bubar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun