Indonesia merupakan negara yang minat bacanya paling rendah. Â Budaya baca dan tulis menurun ketika budaya digital masuk dan menjadi bagian dari keseharian kita, salah satu tantangan kita saat ini adalah minat membaca kaum milenial. Menurut data statistik dari 63 negara yang ada di dunia ini, Indonesia menduduki posisi ke-62 yang minat bacanya rendah. Â
Salah satu Dosen Universitas Indonesia Bapak Chairil Abdini berpendapat bahwa ada 4 faktor yang menyebabkan tingkat literasi di Indonesia menurun salah satunya adalah "rendahnya minat baca". Â Setelah kemerdekaan kewajiban membaca buku sudah tidak ada, hal ini berpengaruh terhadap rendahnya minat baca di Indonesia. Padahal salah satu persyaratan membangun peradaban yaitu dengan membaca buku, tanpa buku suatu peradaban akan sulit bangkit. Karena dari bukulah segala pengetahuan dan informasi ditulis oleh para pakar dibidangnya masing-masing.
Literasi berevolusi untuk mencerdaskan para kaum milenial dengan mengembangkan minat baca melalui media digital. Penting bagi para milenial dalam menggunakan teknologi dengan baik, karena berpengaruh terhadap keterampilan literasi digital.Â
Dengan adanya ini kemampuan untuk mendapatkan informasi dari berbagai sumber lebih luas dan dapat diakses dimanapun. Namun terkadang kemampuan membaca secara digital sering kali tidak secara linear. Dalam hal membaca dan menulis kaum milenial kondisinya sangat memprihatinkan karena memiliki minat baca yang rendah, memiliki daya baca yang rendah, bahkan budaya membaca yang semakin rendah.
Generasi Z atau milenial lebih tertarik dengan hal yang berhubungan dengan audio-visual dari pada sekedar tulisan seperti buku dan media massa. Dunia media sosial dan kemajuan teknologi memberikan berbagai informasi yang mudah, konten hiburan yang beragam yang membuat para milenial asyik dengan dunia digital. Kaum milenial lebih suka membuka aplikasi media sosial seperti Instagram, Twitter, Tiktok dan sebagainya dari pada membaca buku yang membuat mereka bosan dan mengantuk.Â
Gaya hidup kaum milenial sekarang serba liberal, memandang hidup ini hanya mencari kesenangan semata dan meraih apa pun dengan mudah. Jadi standar memandang dan menghargai ilmu pun bergeser atau bahkan hilang.
Untuk meningkatkan budaya minat baca bagi kaum milenial yang pertama adalah niat, niat ini sangat penting karena kalau tidak ada niat yang kuat dan kesadaran diri maka rasa malas tidak akan hilang. Yang kedua yaitu dengan cara membeli buku atau mengunjungi perpustakaan atau meminjam di perpustakaan online. Ketiga, memanfaatkan waktu luang untuk membaca. Yang keempat membuat target bacaan, contohnya dalam satu hari sisihkan waktu selama 2 jam untuk membaca. Maka dari itu sebagai kaum milenial marilah kita tingkatkan budaya minat membaca. Semakin banyak buku yang kita baca, semakin banyak ilmu yang akan kita dapat.
Ran7
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H