Wah ternyata sudah lama sekali yah,saya tidak mem-posting sesuatu di kompasiana.. Dan ternyata ngangen-in banget lho.... MAu di mulai darimana yah? Daripada terus bertanya-tanya ingin memulai darimana lebih saya langsung memulainya saja yah.... :)
Kurang lebih tiga minggu lalu saya mendapat tugas untuk mengunjungi Badui-sebuah desa yang masih terkenal dengan ke primitif an nya-. Bila mengunjungi tempat tersebut, saya teringat kurang lebih 8 tahun lalu sewaktu saya masih berseragam putih abu-abu. Delapan tahun lalu saya mengunjungi Badui dalam rangka penelitian. Berangkat pukul 8 pagi dan menempuh perjalanan selama 8 jam kurang lebih. Setibanya di Desa Ciboleger kami beristirahat sebentar untuk meluruskan kaki dan badan, serta menyiapkan fisik untuk melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki kurang lebih 5 kilometer menuju Kampung Gajebo.
Saya masih teringat perjalanan menuju Kampung tersebut, kami harus berjalan kaki melalui jalan setapak yang licin. Perlahan namun pasti kami mulai melangkah menuju Kampung Gajebo sembari membawa barang yang kami bawa dari JAkarta. PErjalanan kami tempuh kurang lebih satu hingga satu setengah jam. Mengapa lama? JAwabannya ialah mungkin karena kami anak "kota" yang tidak terbiasa berjalan jauh dan terbiasa dengan jalan beraspal..
Kembali ke BAdui
Begitu sampai ke KAmpung Gajebo, kami pun menempati rumah-rumah penduduk yang akan menjadi tempat kami beristirahat. Saya bersama 6 orang lainnya kebagian rumah yang terletak di bagian depan kampung. Wah senangnya kami bisa menikmati dan berada dari hiruk pikuk ibukota. Senangnya kami bisa mendengar suara air yang mengalirdari sungai. Senangnya kami bisa merasakan hidup seperti orang desa..
Singkat cerita, pagi hari kami sudah siap kembali melanjutkan perjalanan menuju Badui Dalam-Tempat kami menginap memang Badui, tapi Badui Luar (kampung yang sudah bisa menerima teknologi)-.
Perjalanan kali ini agak lebih sulit di tempuh, karena kami harus mendaki beberapa gunung untuk bisa ke Badui Dalam. PErjalanan kami tempuh dalam jangka waktu kurang lebih 5 jam. Setibanya di Badui dalam-kami beristirahat, bermain air, menikmati sajian yang diberikan dan membeli hasil kerajinan tangan orang Badui Dalam. Pasti ada yang bertanya-tanya, kenapa gag foto-foto? jawabannya sudah saya kemukakan di atas. BAdui Dalam TIDAK menerima teknologi dalam bentuk apa pun. Ada mitos yang di dengungkan kepada kami. "fotonya bisa kebakar alias tidak jadi, kalau foto di tempat tersbut"
Setelah beristirahat selama kurang lebih dua jam, kami harus kembali ke kampung Gajebo. PErjalanan kembali ke kampung kami aga lebih sulit, karena kami di hadang hujan yang cukup deras. Dengan sisa-sisa tenaga yang kami punya kami berhasil kembali ke Kampung Gajebo dengan sedikit terpeleset dan badan yang sedikit remuk redam..Dan keesokan harinya kami semua baru kembali Desa Ciboleger untuk kembali ke Jakarta. .
Hmmmm...tapi perjalanan saya tiga minggu lalu berbeda.. Kami sampai di desa Ciboleger pukul sepuluh malam, dan tentunya langsung beristirahat karena keesokannya harinya kami sudah harus bangun pukul 4 pagi untuk mengikuti perjalanan seorang BIdan yang mengabdikan dirinya kesehatan masyarakat Badui..
Cerita saya belum selesai teman.. tunggu lanjutannya yah :)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H