Mohon tunggu...
Rani Oktavia
Rani Oktavia Mohon Tunggu... -

Pelajar di kampus perjuangan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Haruskah Kita Kuliah?

1 Januari 2014   18:37 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:16 2276
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagi sebagian besar orang menuntut ilmu dari kecil itu wajib hukumnya. Sejak umur empat tahun,  orang tua mendaftarkan anaknya masuk TK. Pemerintah mewajibkan rakyatnya untuk mengenyam pendidikan selama sembilan tahun, yaitu dari SD sampai SMP. Lalu lanjut ke SMA dan banyak yang sampai duduk di bangku kuliah. Pada hakekatnya, kita bersekolah untuk menuntut ilmu. Terus buat apa sih ilmu yang udah kita tuntut itu? Mengapa kita harus kuliah? Apa bedanya lulusan sarjana dengan lulusan SMA kalau ujung-ujungnya cari kerja? Apa iya ilmu tersebut hanya sebatas untuk bekal kita di dunia kerja?

Di jurusan sistem informasi ITS ada mata kuliah keterampilan interpersonal. Mata kuliah ini sangat berbeda dengan mata kuliah lain karena materinya adalah pengembangan soft skill. Saat kelas pertama, dosen saya bertanya, tujuan kalian kuliah itu apa? Aku menjawab sendiri dalam hati untuk menuntut ilmu dan akhirnya mendapatkan uang dengan ilmu tersebut. Nyatanya, banyak orang sukses yang menghasilkan uang banyak tanpa harus sekolah tinggi-tinggi. Sebut aja Steve Jobs dan Bill Gates. Jadi, haruskah kita kuliah? Kalau ilmu bisa kita dapatkan tanpa harus sekolah tinggi-tinggi. Bisa aja kan kita rajin-rajin baca buku referensi. Walaupun begitu pastinya ada perbedaan antara lulusan sarjana, lulusan diploma, dan lulusan SMA. Perbedaannya adalah etika dan moral.

Jawaban lain yang terlintas adalah untuk membahagiakan orang tua. Orang tua siapa sih yang gak seneng anaknya bisa jadi sarjana? Tapi gak sedikit orang yang memilih jurusan karena orang tua yang menginginkan, bukan karena dia sendiri yang mau. Akhirnya setelah orang itu lulus jadi sarjana, dia menyerahkan ijazahnya ke orang tua dan bilang “Ini ijazahku buat Mama dan Papa seperti yang kalian inginkan”. Sedih gak sih orang tua kita kalau kita bersikap seperti itu? Jangan sampe kita menjadi orang itu nantinya. Kalau memang kita salah jurusan karena orang tua yang mau, kita bisa bicara baik-baik ke orang tua kita sebelum akhirnya malah menyakiti hati mereka bukan hanya membahagiakan sesaat.

Dosenku menyebutkan tujuan lainnya adalah mencari pasangan hidup. Gak salah sih tujuannya. Kalau kita masih manusia normal, pastilah gak pengen sendirian terus seumur hidup. Apalagi sekarang statusnya udah mahasiswa, bisa dibilang udah dewasa. Orang bilang jodoh gak akan lari kemana, tapi kalau gak dicari mungkin aja gak bakal ketemu.

Masih banyak jawaban lain dari pertanyaan tersebut. Tapi, tujuan kuliah setiap orang umumnya sama. Pada akhirnya kembali lagi ke diri kita masing-masing. Jika kita sudah mantap menentukan tujuan, jalankan kehidupan kuliah ini dengan sebaik-baiknya agar tujuan-tujuan itu bisa tercapai.

Live as if you were to die tomorrow. Learn as if you were to live forever

-Mahatma Gandhi-


Kunjungilah blog saya http://raniioktaviaa.blogspot.com

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun