Belum lama saya membuka lembaran foto copian buku lama, isinya tentang beberapa ulasan pemikiran mbah Machiavelli. Filsafat politik yang konon menginspirasi para pelaku politik dari hitungan berbagai tahun. Berbagai kondisi politik hampir selalu di anggap sesuai dengan teori yang di cetak dalam buku Il Principe.
Sebagaimana kita ketahui betapa nama Machiavelli sering di pakai oleh para pengecam penguasa maupun pemegang kekuasaan, untuk sebuah prinsip politik bernama "menghalalkan segala cara". Cara apa saja termasuk menggelembungkan suara pemilih sampai berbagai manipulasi rupa-rupa atau bahkan cara yang kita tidak tahu, semacam operasi senyap itu.
Bukan analisis panjang lebar yang ingin saya buka di tulisan ini sekedar sambil guyon saja ya.
Mengingat kemalasan para para politikus untuk berproses menjadi pintar alias senang hal yang serba instan. Muncul pertanyaan apakah para politisi kita sudah baca bukunya Mbah Machiavelli ya, sehingga prinsip menghalalkan segala cara sering dipakai?
Mengingat tradisi instan orang Indonesia saya menganggap mungkin cuma ada satu politisi indonesia yang pernah baca buku cerita itu, untuk sekarang sementara saya mengangapnya politisi kita mendapat wangsit atau inspisrasi dadakan sehingga munculah gerakan "menghalalkan segala cara".
Inilah bangsa kita yang gemar pada hal yang instan, politisi kita juga kan gemar mie instan kan??...
Saya sendiri sudah merencanakan sarapan pagi ini akan makan mie instan, untuk makan siang kalau ada makanan yang lebih baik, boleh lah anda kirim buat saya. Sehingga saya dengan instan dapat makanan. he he he.
Kembali ke prinsip "menghalalkan segala cara" tadi, dalam pikiran saya muncul perkiraan, mungkin ini yang namanya Machiavelli rasa Indonesia, agak gurih sedikit, ada rasa asam jawanya, sehingga kita bisa bilang Aseem...!!
Menurut anda bagaimana?
