Mohon tunggu...
Ranny Dewi Susilowati
Ranny Dewi Susilowati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Pendidikan Keluarga : Kunci Pembentukan Kepribadiaan Anak

1 Januari 2025   15:53 Diperbarui: 1 Januari 2025   15:53 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Parenting. Sumber ilustrasi: Freepik

Ketika anak mulai berinteraksi dengan dunia luar, pengaruh lingkungan seperti sekolah dan masyarakat mulai membentuk kehidupannya. Setiap lingkungan memiliki ciri khas dan berkontribusi pada perubahan aktivitas anak. Di sini, peran keluarga, terutama orang tua, menjadi sangat penting dalam membangun karakter anak. Karakter yang kuat tidak terbentuk secara instan, melainkan melalui proses yang panjang, didukung oleh usaha dan kesabaran orang tua dalam menanamkan nilai-nilai positif.

Untuk membentuk karakter yang baik dan kepribadian yang kokoh, suasana keluarga harus harmonis dan dinamis. Hal ini hanya dapat tercapai jika ada komunikasi yang kuat dan koordinasi yang baik antara orang tua dan anak. Selain itu, lingkungan keluarga yang bebas dari kekerasan memberikan rasa nyaman, aman, dan damai bagi anak. Sayangnya, banyak orang tua saat ini cenderung mendidik dengan emosi yang tidak terkendali, kurang memberikan perhatian, atau bahkan menelantarkan anak karena sibuk dengan pekerjaan, urusan kantor, relasi bisnis, atau kegiatan organisasi.

Sebagian orang tua merasa cukup memberikan perhatian dengan memenuhi kebutuhan materi anak, namun mengabaikan pendidikan akhlak, kasih sayang, dan perhatian emosional. Akibatnya, anak tumbuh dengan sifat yang kurang menyenangkan atau bermasalah. Padahal, pendidikan dalam keluarga merupakan fondasi utama dalam membentuk kepribadian anak. Proses pembentukan ini membutuhkan bimbingan dan perhatian, terutama dari keluarga, sebagai tempat pendidikan pertama anak. Oleh karena itu, kita tidak boleh sepenuhnya menyalahkan faktor bawaan atau lingkungan buruk atas kepribadian seseorang, karena keluarga memiliki peran besar dalam mengarahkan perkembangan anak.

Pendidikan keluarga memegang peranan yang sangat penting sebagai dasar awal pembentukan kepribadian anak. Sebagai lingkungan pertama yang dikenalnya, keluarga menjadi tempat anak belajar berbagai nilai, norma, dan perilaku. Dalam hal ini, orang tua berperan besar untuk menciptakan suasana pendidikan yang kondusif. Hal tersebut dapat dilakukan dengan menjadi teladan dalam setiap tindakan, memberikan contoh perilaku yang baik, serta mendampingi anak saat menghadapi tantangan hidup. Orang tua juga perlu memberikan arahan yang berlandaskan nilai-nilai moral untuk membekali anak dengan prinsip hidup yang kuat. Pendidikan keluarga bukan hanya tentang aspek akademis, tetapi juga mencakup pengembangan karakter, penanaman etika, dan pengelolaan emosi. Dengan begitu, anak tidak hanya tumbuh cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki kepribadian yang matang dan bijaksana.

Komunikasi yang efektif antara orang tua dan anak menjadi salah satu kunci utama dalam membangun hubungan yang kokoh. Komunikasi yang baik membantu memperkuat rasa saling percaya, menciptakan pemahaman yang mendalam tentang kebutuhan anak, serta memberikan dukungan emosional yang diperlukan. Orang tua perlu mendengarkan anak dengan penuh perhatian, menghargai pendapat mereka, dan memberikan solusi yang bijaksana terhadap masalah yang dihadapi. Dalam proses ini, penting bagi keluarga untuk mengenalkan anak pada nilai-nilai keagamaan, sosial, dan budaya. Dengan memahami dan menginternalisasi nilai-nilai tersebut, anak mampu beradaptasi dengan lingkungan luar tanpa kehilangan identitas dan jati diri mereka.

Kesadaran akan pentingnya peran keluarga juga harus diiringi dengan upaya untuk menghindari pola asuh yang merugikan perkembangan anak. Sikap otoriter yang terlalu mengekang hanya akan menekan kreativitas dan rasa percaya diri anak, sementara sikap permisif yang terlalu longgar berpotensi membuat anak kehilangan disiplin. Sebaliknya, pola pengasuhan yang demokratis, di mana anak diberikan ruang untuk berdialog, mengekspresikan diri, dan membuat keputusan, mampu membangun pribadi yang mandiri, percaya diri, dan bertanggung jawab. Dalam pola ini, orang tua bukan hanya pengarah, tetapi juga pendengar yang mampu memahami kebutuhan dan keinginan anak secara mendalam.

Lebih dari itu, perhatian penuh, kasih sayang, dan kehadiran emosional dari keluarga adalah benteng utama bagi anak dari pengaruh negatif lingkungan luar. Dengan menciptakan suasana rumah yang penuh cinta, perhatian, dan rasa aman, keluarga dapat menyediakan fondasi yang kokoh untuk perkembangan anak. Anak yang merasa dihargai dan dicintai di rumah akan memiliki kepercayaan diri yang tinggi dan kemampuan untuk menghadapi tantangan di luar rumah. Pendidikan keluarga yang baik tidak hanya membentuk anak menjadi individu yang berkarakter kuat, tetapi juga membekali mereka dengan dasar moral yang akan menjadi panduan sepanjang hidup. Dengan demikian, keluarga tidak hanya berfungsi sebagai tempat tinggal, tetapi juga menjadi ruang utama pembentukan nilai-nilai kehidupan yang esensial bagi masa depan anak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun