Mohon tunggu...
Ranna Babel
Ranna Babel Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Hy

Anak Pend. IT yang merangkap suka Sastra, Seni dan Nicholas Saputra.

Selanjutnya

Tutup

Humor

Usia bertambah, yang berkurang bukan hanya teman tetapi juga selera humor.

28 November 2021   02:00 Diperbarui: 28 November 2021   02:50 536
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humor. Sumber ilustrasi: PEXELS/Gratisography

Saya rasa kita sepakat bahwa teman makin berkurang seiring perjalanan kita menuju usia tua, dan saya rasa itu wajar karena kepentingan diri masing-masing. Tetapi, apakah kamu merasa, seiring bertambahnya usia maka intensitas kita dalam tertawa juga ikut berkurang?

Dalam judul tulisan ini, saya tidak berusaha menggenarilisasikan, tetapi berangkat dari pengalaman pribadi dan setidaknya di dukung sebuah riset, bahwa semakin bertambah usia seseorang, rata-rata tertawanya berkurang drastis. Seorang anak usia  pra sekolah  rata-rata tertawa 300-400 kali dalam sehari, orang dewasa 17,5 kali dalam sehari, sedangkan seseorang berusia 40 tahun rata-rata hanya tertawa 3 kali dalam sehari. Setidaknya dengan data tersebut, membuat saya percaya diri untuk bilang bukan hanya saya yang merasakan ini.

Dulu waktu kecil apa saja bisa jadi bahan tertawaan, sekarang untuk tertawa rasanya punya banyak syarat. Misalnya saja, dulu melihat teman tiba-tiba terpeleset itu spontan langsung ketawa, sekarang dengan kejadian sejenis, itu reaksi yang timbul udah gak sama, udah gak seketawa dulu atau sederhananya tidak menemukan kelucuan di kejadian seperti itu. Waktu masih bayi dan bisa kita saksikan dengan balita yang ada di sekeliling kita saat ini, melihat orang tuanya saja, si bayi udah bisa ketawa, sedangkan bagi kita yang usia dewasa, humornya tidak sesederhana itu lagi

Masih terekam jelas waktu usia belasan tahun-masa sekolah, rasanya tiap hari selalu menemukan alasan untuk tertawa, selalu ada yang lucu di setiap kejadian, entah itu saya yang membuat teman tertawa atau sebaliknya, tetapi sekarang ini saya sampai mencari-cari sesuatu yang bisa buat saya tertawa, bahkan kadang mau membayar suatu pertunjukan yang saya yakini mampu membuat saya tertawa. Tertawa sepertu sudah menjadi hal yang mahal.

Semakin dewasa kita makin melihat sesuatu dengan serius, telah mampu membuat pertimbangan jangka pendek dan panjang. Telah memahami dampak dan konsekuensi yang akhirnya memberikan pengaruh bagaimana kita merespon hal tersebut. Dulu waktu kecil mana ada pikiran seperti itu, jadi wajar mungkin kalau sedikit-dikit tertawa.

Lalu apakah hal ini menjadi sesuatu yang baik? 

Saya kurang referensi menjawab pertanyaan itu, tetapi yang jelas saya merasa sedih dengan kenyataan bahwa selera humor saya makin berkurang, yang mana juga mempengaruhi terhadap berkurangnya kemampuan saya dalam menghibur teman dekat atau menciptakan sesuatu yang lucu. Karena yang saya pahami tertawa itu baik untuk kesehatan, tertawa atau bisa membuat orang tertawa itu bisa menjadi modal dalam membangun hubungan interpersonal. 

Saya tidak menyebut bahwa orang dewasa sudah tidak humoris, tidak. Tetapi dibandingkan dengan diri yang dulu, untuk saya sendiri tidak sesering dan semudah dulu untuk tertawa. Dan juga makna "tidak sesering" dulu bukan berarti saya menjadi manusia yang kaku sekarang ini, jelas tidak. Tetapi sedikit lagi kayaknya. haha

Usia berkorelasi dengan kedewasaan, dan menjadi dewasa memang asik, namun saya rasa tertawa juga punya kenikmatannya sendiri.

Lucu memang ketika harus menerima kenyataan bahwa semakin bertambah usia, semakin dewasa seseorang, kita tidak hanya kehilangan teman, tetapi juga selera humor. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun