Mohon tunggu...
Rani Yulia Rukmana
Rani Yulia Rukmana Mohon Tunggu... Lainnya - Kaum nocturnal

Dengan Mindset dan upaya yang tepat, kita bisa meraih nyaris apapun yang kita inginkan. || Penyiar Radio || Senang Menulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengeja Bahagia dalam Bingkai Sederhana

30 Desember 2020   18:03 Diperbarui: 30 Desember 2020   18:13 270
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ada banyak cara yang bisa kita lakukan untuk membuat diri menjadi bahagia. Mulai dari terlibat dalam hal-hal sosial, sampai pada memfokuskan diri untuk urusan personal. Tidak ada tolok ukur yang absolut untuk menentukan rasa bahagia seseorang, karena bagi sebagian orang, bahagia bisa didapatkan dengan cara sederhana, sementara yang lainnya menganggap bahagia itu rumit dan istimewa.

Jika orang lain mampu menerjemahkan bahagia dalam banyak bentuk dan cara, maka inilah definisi bahagia yang aku punya.

Kebahagian adalah Cara Kita Menjalani Hidup

Menurutku, kebahagiaan tidak datang begitu saja. Kebahagiaan adalah bentuk tindakan, sebuah kegiatan, bukan sesuatu yang diam-diam diberikan, bukan sesuatu yang secara ajaib kutemukan saat membaca tulisan "Jangan lupa bahagia" di sebuah papan pengumuman. Tapi kebahagiaan itu datang dari keberhasilan memecahkan masalah. 

Aku teringat, masalah yang aku hadapi saat berada di semester 4 perkuliahan, 6 tahun lalu. Saat itu Ayah tak lagi menyanggupi biaya kebutuhan sehari-hari selama kuliah, beliau hanya mampu membiayai pendidikan saja, biaya kos-kosan, makan, jajan, dan kebutuhan lain menjadi tanggungjawabku. 

Ketika itu perasaanku berkecamuk, sedih dan bingung tentang bagaimana aku harus melanjutkan pendidikan yang masih panjang sementara aku juga perlu mencari penghasilan untuk membiayai kebutuhan sehari-hari. 

Masalah ini membuatku cemas, banyak kekhawatiran yang bertaut saling menyaut bersama resah yang tak tentu arah. Hingga aku menyadari, bahwa waktu terlalu berharga jika kuhabiskan hanya untuk terpuruk dalam kegelisahan. Akhirnya, aku mengerahkan kemampuan untuk mencari pekerjaan.

Beruntungnya, sebuah perusahaan telekomunikasi menerimaku sebagai pegawai paruh waktu. Sungguh, ini adalah tahun-tahun penuh perjuangan. Membagi peran untuk memenuhi kewajiban sebagai mahasiswi juga sebagai seorang karyawan, adalah bagian yang tidak pernah aku rencanakan. 

Meski pelik, namun pada akhirnya aku berhasil memecahkan masalah yang terasa sangat memekik. Keberhasilan kecil ini memberi kebahagiaan yang mahal harganya. Proses menjalani kehidupan sebagai mahasiswi yang juga bekerja, adalah keluh yang aku nikmati. Meski perjalannya tak selalu mulus, tapi aku bangga bisa menjalaninya dengan tulus hingga berhasil menaklukan ketidaksiapan dengan terus berpaku pada upaya yang tak putus.

Setelahnya, aku menyadari bahwa kebahagiaan tidak ada di mana pun secara spesifik, melainkan terletak dalam cara kita menjalani hidup. Masalah tidak akan pergi, mereka hanya datang silih berganti dengan nilai yang sama atau lebih berarti.

Bahagia Karena Terus Melakukan Sesuatu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun