Aktivitas yang padat dan banyak menyita waktu, seringkali membuat kita melewatkan jam istirahat. Sedari kecil, kita telah diajarkan untuk menyudahi segala kegiatan saat matahari mulai tenggelam. Datangnya malam seolah menjadi pengingat bagi kita untuk segera mengistirahatkan tubuh. Namun, sejalan dengan bertambahnya umur, rutinitas yang kita jalani pun juga ikut bertambah.Â
Kita tak lagi menjalani hari hanya dengan makan, bermain, dan tidur. Hal inilah yang membuat kita kerap merasa sulit untuk membagi waktu antara melakukan aktivitas dan beristirahat. Kebanyakan orang dewasa tidur selama 4-6 jam per hari. Angka tersebut masih belum mencapai standar jam tidur yang ideal, yakni 7-8 jam per hari.
Durasi tidur yang tidak sesuai dengan standar tentu saja membawa dampak buruk, salah satunya yang kerap dirasakan adalah kepala terasa berat, pening di sekitar alis dan jidat, serta gejala tekanan darah rendah. Untuk menghindari dampak tersebut, banyak orang yang memilih untuk mengganti waktu tidur malamnya pada siang dan sore hari. Akan tetapi, apakah hal tersebut baik bagi tubuh? Berapa lama waktu yang tepat untuk tidur sebentar?
Mengutip dari laman halodoc, tubuh kita mengalami setidaknya 4 tahapan saat tidur. Tahapan itu terus berulang layaknya siklus dan berlangsung setidaknya 90 menit. Tahapan pertama dimulai saat kita memejamkan mata, tahap ini disebut sebagai Fase 1 NREM. Saat mengalami tahap ini, tubuh, mental, dan pikiran terasa di ambang realita atau di bawah alam sadar.
1. Fase 1 NREM
Di tahapan ini, kamu tidak sepenuhnya tertidur. Sebuah gangguan kecil dapat membuatmu terbangun dengan mudah. Oleh karena itu fase ini dikenal pula sebagai tidur ayam. Selain itu, tahap ini juga dikenal sebagai Non-Rapid Eye Movement, yang mana kondisi di saat matamu tertutup namun tetap mengalami pergerakan meski lambat. Selama 5 sampai 30 menit tahapan ini berlangsung, kamu akan merasakan sensasi aneh yang diketahui sebagai halusinasi.
2. Fase 2 NREM
Selanjutnya kita akan mengalami Fase 2 NREM. Pada tahap ini kita baru akan tertidur dengan pulas. Kita dapat merasakan denyut jantung dan ritme pernafasan mulai melambat. Di Fase 2 NREM, kita sudah mulai kehilangan kesadaran dan sulit untuk terbangun dari tidur. Mata yang tertutup tak lagi banyak bergerak seperti di tahap sebelumnya. Perlahan tapi pasti, tubuh dan otakmu mulai mengistirahatkan diri.
3. Fase 3 NREM
Setelah mengalami Fase 2 NREM, kita akan masuk ke tahapan selanjutnya, yakni Fase 3 NREM. Saat masuk ke tahapan ini, respons kita terhadap apa yang terjadi di sekitar mulai hilang. Tak ada lagi gerakan mata dan kontraksi pada otot dalam tahap ini. Karena sudah tertidur dengan pulas, kita menjadi lebih sulit dibangunkan. Sesaat setelah bangun dari tidur pun, kita akan merasa bingung dan pusing selama beberapa menit. Para penderita Night Terror atau Sleep Walking biasanya mulai bergerak pada tahap ini.