Mohon tunggu...
Rani Aprianty Sinaga
Rani Aprianty Sinaga Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Memasak

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Pancasila dan Pemikiran Kritis Mahasiswa Membangun Kesadaran Sosial

21 Juni 2024   17:54 Diperbarui: 21 Juni 2024   18:01 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Pancasila, sebagai dasar negara Indonesia, tidak hanya mengandung nilai-nilai filosofis dan moral, tetapi juga memperkuat peran kritis mahasiswa dalam membangun kesadaran sosial. Pemikiran kritis adalah kemampuan untuk mengkaji secara mendalam, mempertanyakan, dan menginterpretasikan informasi serta realitas sosial di sekitar kita. 

Dalam konteks ini, mahasiswa sebagai agen perubahan sosial memiliki tanggung jawab untuk menerjemahkan nilai-nilai Pancasila ke dalam tindakan konkret yang dapat meningkatkan kualitas kehidupan bermasyarakat.


Salah satu aspek krusial dari Pancasila adalah gotong royong, yang menekankan pentingnya kerjasama dan solidaritas dalam mencapai kesejahteraan bersama. 

Mahasiswa dengan pemikiran kritis dapat menggali makna mendalam dari nilai gotong royong ini, tidak hanya sebagai konsep sosial tetapi juga sebagai prinsip yang harus diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Mereka dapat menjadi agen perubahan dengan mendorong partisipasi aktif dalam kegiatan sosial, pembangunan masyarakat, atau kampanye untuk keadilan sosial.

Selain itu, sila keempat Pancasila, demokrasi yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, menuntut adanya pemikiran kritis yang mengakar dalam kehidupan demokratis. Mahasiswa perlu memahami bahwa demokrasi bukan hanya tentang pemilihan umum tetapi juga tentang partisipasi yang inklusif, transparansi, dan akuntabilitas. 

Dengan mempraktikkan pemikiran kritis, mahasiswa dapat mengkritisi kebijakan yang tidak memihak rakyat, mengadvokasi kepentingan masyarakat luas, dan memastikan bahwa pemerintah bertanggung jawab atas tindakan mereka.

Namun, tantangan bagi mahasiswa dalam membangun kesadaran sosial melalui pemikiran kritis adalah menghadapi resistensi atau ketidaksetujuan dari pihak-pihak yang mempertahankan status quo atau kepentingan tertentu. Namun demikian, keberanian untuk berbicara dan bertindak sesuai dengan nilai-nilai Pancasila adalah langkah awal yang penting. 

Dengan mengintegrasikan pemikiran kritis dan nilai-nilai Pancasila, mahasiswa dapat berperan sebagai agen perubahan yang tidak hanya menciptakan perubahan positif di lingkungan sekitar mereka tetapi juga membawa dampak yang berkelanjutan bagi masyarakat secara luas.

Rani Aprianty Sinaga 

ICA KARINA SEMBIRING 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun