Tahukah bunda? Ada jutaan balita di Indonesia yang mengalami stunting. Menurut hasil Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) Kementerian Kesehatan (Kemenkes), sebanyak 24,4% balita di Indonesia menderita stunting. Angka tersebut tentunya cukup mengkhawatirkan ya, bunda. Lantas sebenarnya, apa itu stunting dan apa hubungannya dengan anak pendek? Simak penjelasan tentang stunting dan dan cara mencegahnya di artikel ini.
Mengenal Stunting, Si Penyebab Anak Pendek
Stunting adalah gangguan tumbuh kembang yang kerap terjadi pada balita yang mengalami kekurangan gizi untuk waktu yang lama pada periode awal pertumbuhannya. Anak yang menderita stunting umumnya tetap terlihat proporsional. Akan tetapi, jika dibandingkan dengan anak lain seusianya, maka anak yang stunting akan terlihat lebih pendek. Meskipun begitu, bukan berarti semua anak yang terlihat pendek mengalami stunting, tetapi anak yang mengalami stunting sudah pasti memiliki tinggi badan di bawah standar tinggi anak seusianya.Â
Faktor-Faktor yang Menyebabkan Anak Stunting
Selain asupan gizi yang kurang, ada faktor-faktor lain yang juga berperan dalam menyebabkan stunting pada anak, yaitu gizi buruk yang dialami ibu selama masa kehamilan, kurangnya pengetahuan dan pemahaman ibu mengenai kesehatan dan gizi yang baik pada saat dan setelah kehamilan, keterbatasan akses pelayanan kesehatan pada saat dan setelah kehamilan, serta rendahnya partisipasi ibu dalam menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat, sehingga anak menjadi lebih mudah terinfeksi penyakit dan mengalami pertumbuhan yang tidak optimal.
Ciri-ciri dan Dampak Stunting pada Balita
Masalah stunting biasanya sulit ditangani apabila anak sudah berusia 2 tahun. Nah, kalau sudah terlanjur begitu, maka stunting bukan hanya akan berdampak  buruk pada pertumbuhan balita saja, nih, tetapi juga pada perkembangannya hingga dewasa. Anak yang mengalami stunting juga akan mengalami pertumbuhan gigi yang terlambat, performa buruk pada tes perhatian dan memori belajar, penurunan tingkat kecerdasan hingga mengakibatkan penurunan pada kemampuan kognitif, gangguan dalam berbicara, dan kesulitan untuk belajar. Selain itu, sistem kekebalan tubuh anak yang stunting juga rendah, sehingga fungsi tubuh anak menjadi tidak maksimal serta anak menjadi lebih mudah untuk terinfeksi dan sakit. Postur tubuh yang tidak maksimal juga akan berlanjut hingga sang anak menjadi dewasa, sehingga anak yang stunting juga lebih rentan untuk mengalami disabilitas pada usia tua. Mimpi yang sangat buruk bukan untuk para ibu-ibu? Namun, jangan khawatir karena di sini kita akan menjabarkan cara-cara untuk mencegah stunting mulai dari masa kehamilan hingga si kecil dilahirkan.Â
Mencegah Stunting Sejak Anak Masih di Dalam Kandungan
1000 hari pertama kehidupan merupakan periode emas untuk mengoptimalkan pertumbuhan si kecil, termasuk untuk mencegah stunting. Kebutuhan nutrisi yang meningkat selama kehamilan perlu dioptimalkan karena peningkatan tersebut bertujuan mendukung pertumbuhan janin dalam kandungan dan menunjang produksi ASI yang lancar. Oleh karena itu, salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mencegah stunting sejak si kecil masih dalam kandungan adalah dengan menerapkan pola hidup sehat selama kehamilan, yaitu dengan mengonsumsi makanan yang sesuai dengan pedoman gizi seimbang, rajin mengonsumsi tablet tambah darah minimal 90 tablet selama kehamilan, rajin minum air putih minimal 8 gelas perhari, rutin berolahraga, menghindari paparan asap rokok, mengonsumsi vitamin atau suplemen sesuai anjuran dokter, serta rutin mengunjungi dokter atau pusat pelayanan kesehatan lainnya untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan si kecil dalam kandungan.Â
Lebih Baik Mencegah Sebelum Terlambat