Bahasa Austronesia adalah salah satu warisan linguistik terbesar dunia, membentang dari Taiwan di utara hingga Selandia Baru di selatan, serta Madagaskar di barat hingga Pulau Paskah di timur.Â
Lebih dari sekadar alat komunikasi, bahasa ini menjadi saksi bisu migrasi manusia yang melintasi lautan ribuan tahun silam.
Istilah "Bahasa Austronesia" pertama kali diperkenalkan oleh Pater Wilhelm Schmidt, sementara Von Humboldt mengungkap hubungan erat antarbahasa dalam rumpun ini.Â
Kata-kata seperti "wangkang" untuk perahu serta nama tumbuhan tropis seperti nyiur dan pisang mengukuhkan jejak bahasa ini berasal dari masyarakat pesisir di kawasan tropis.
Di Indonesia, Bahasa Austronesia membentuk 17 rumpun besar yang tersebar dari Sumatra hingga Papua, mencerminkan kekayaan budaya dan sejarah Nusantara. Dari bahasa Jawa, Sunda, hingga Bugis, masing-masing mencerminkan perjalanan panjang adaptasi dan akulturasi.
Hari ini, Bahasa Austronesia terus diteliti sebagai kunci memahami migrasi manusia purba. Lebih dari sekadar linguistik, bahasa ini adalah bukti hidup kebersamaan manusia dengan alam dan sesama.
Penulis: Aditia Fahrul Fauzi
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H