Mohon tunggu...
KKN Desa Koreak
KKN Desa Koreak Mohon Tunggu... Lainnya - Stakeholder Pendidikan

Mengabdi Kepada Negeri

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tumbuhkan Jiwa Enterpreneur: Mahasiswa KKN UM Kuningan di Desa Koreak adakan Kunjungan UMKM

23 Juli 2024   11:00 Diperbarui: 23 Juli 2024   11:03 9
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Senin, 22 Juli 2024 mahasiswa KKN Universitas Muhammadiyah Kuningan mengunjungi beberapa UMKM yang memproduksi makanan di Desa Koreak. Di desa ini terdapat beberapa UMKM yang memproduksi makanan.

Pada kunjungan UMKM mahasiswa KKN Desa Koreak mengunjungi tempat UMKM dan melihat secara langsung proses produksi nya. Di Desa Koreak terdapat beberapa UMKM salah satunya adalah "Kremes Ubi ONH Hani" Yang di proses di Dusun 2 Desa Koreak. 

Pemilik usaha Kremes Ubi yang bernama Hani ini menjelaskan "Pada awal mula usaha UMKM ini berdiri karena ketidaksengajaan pemilik panen ubi dan dibuat salah satu makanan yaitu kremes Ubi, dan berdirinya usaha ini juga karena pada saat itu sedang kasus covid 19 yang memang pada saat itu susah untuk mendapatkan pekerjaan dan penghasilan, makanan kremes Ubi ini juga salah satu makanan yang dulunya sering di buat oleh ibu dari Hani dan sekarang di jadikan usaha oleh anaknya" ujarnya.

Pada proses awal pembuatan kremes Ubi di mulai dengan pengupasan kulit ubinya lalu setelah di kupas hingga bersih ubi tersebut di bersihkan, ubi yang telah di bersihkan kemudian masuk ke proses penyerutan, setelah proses penyerutan ubi tersebut masuk ke tahap penggorengan, setelah tahap penggorengan ubi di angkat dan ubi tersebut masuk lagi ke tahap penggorengan kedua, untuk tahap penggorengan kedua ini ubi akan di siram oleh gula merah yang sudah di cairkan, lalu setelah itu ubi bisa di angkat dan siap untuk di cetak menjadi bentuk bulat, lalu kremes yang sudah di cetak di masukan ke dalam plastik kemasan. 

UMKM ini memiliki 4 orang tenaga kerja. UMKM kremes ubi ini juga sudah berdiri selama 3 tahun dan untuk harga jual nya yaitu Rp. 3000/psc. Ubi yang di gunakan oleh UMKM ini adalah Ubi asban,ketahanan makanan kremes ubi ini bisa sampai mencapai 2-3 bulan, dan omset penjualan sudah mencapai 6 juta/bulan.

Adapun metode yang di lakukan oleh para mahasiswa KKN yaitu dengan cara survey lokasilokasi UMKM, melakukan wawancara dengan pemilik UMKM, dan melakukan pendampingan kegiatan produksi dari UMKM tersebut. Kunjungan UMKM ini juga diharapkan mampu menambah wawasan tentang kewirausahaan bagi para mahasiswa KKN serta mengunggah jiwa-jiwa pengusaha yang tentunya bermanfaat bagi kehidupan mendatang.

Selanjutnya kami menemui Pak Arifin pemilik usaha tempe yang berada di dusun 4. Pemilik UMKM Tempe, Pak Arifin menjelaskan usahanya telah berdiri sejak 2013 yang dikelola oleh dirinya dan istri. Ia mengaku awalnya hanya mencoba dengan melihat tutorial di YouTube. Selain itu ia juga mengalami beberapa kali kegagalan, sampai akhirnya usahanya itu sukses.

"Dengan modal awal 7 Ribu Rupiah dan mesin yang dipinjamkan oleh teman. Terkadang menerima pesanan orang lain seperti untuk hajatan, ulang tahun dan lain-lain". Ujarnya 

Para Mahasiswa berkesempatan untuk melihat langsung proses produksi tempe. Kami diajak untuk mempelajari tahapan-tahapan pembuatan tempe tersebut. Mulai persiapan bahan baku hingga proses permentasi yang membutuhkan waktu 1-2 hari.

"Dengan bahan-bahan yang cukup sederhana, yaitu kacang kedelai yang diimpor dan ragi tempe. Pertama kacang kedelai dicuci bersih lalu di rendam 1 malam supaya ada air yang keluar zat asam. Selanjutnya proses penggilingan untuk pemecahan kacang kedelai agar ragi meresap ke dalam. Lalu cuci bersih dan campurkan ragi, untuk penambahan ragi 1-2 sendok makan disesuaikan dengan cuaca tidak bisa sembarangan, lalu di tiriskan 1-2 jam. Kemudian proses pencetakan, jangan terlalalu padat untuk membantu pertumbuhan jamur. Proses terakhir permentasi kacang kedelai selama 2 hari untuk siap dipasarkan" Jelasnya.

Pemasaran tempe dilakukan secara berkeliling desa dan pasar. Untuk sekali produksi bisa menghabiskan kacang kedelai sebanyak 30 kg dan menghasilkan tempe sebanyal 100 buah. Harga tempe kisaran 9 Ribu Rupiah/pcs sehingga dalam sebulan Pak Arifin meraup keuntungan mencapai sekitar 20-40 juta rupiah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun