Mohon tunggu...
Kompasiana
Kompasiana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa,Institut Agama Islam Negeri Palopo
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Saya ingin mencoba membuka bisnis usaha muslimah

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Potensi SDA di Desa Mulyasari Kecamatan Tomoni sebagai Seorang Petani Padi

14 Juni 2022   09:08 Diperbarui: 14 Juni 2022   09:13 607
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wawancara dengan pak kasyim seorang petani padi,10 juni 2022, Dokpri

Kecamatan tomoni memiliki luas wilayah 230,09 km2 atau sekitar 3,31 persen dari total luas wilayah Kabupaten Luwu Timur. Kecamatan yang terletak di sebelah barat ibukota Kabupaten Luwu Timur ini berbatasan langsung dengan Kecamatan Mangkutana di sebelah utara. Sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Tomoni Timur.wilayah kecamatan tomoni dasarnya adalah Daratan  bukan pantai.Oleh sebab itu masyarakat ditomoni memlilih sebagai seorang petani.

 Salah satunya ada didesa Mulyasari,beberapa penduduk yang bertempat tinggal didaerah tersebut bekerja sebagai seorang petani padi dengan luas hektar sawah 1 hekatr dan bisa melebihi.Saya sempat mewancarau salah satu penduduk desa yang ada didesa Mulyasari bernama pak Kasyim,beliau sudah menjadi seorang petani sejak lama "kurang lebih 30 tahun"ujarnya.pak kasyim juga menuturkan bahwa sawah yang ia miliki sebanyak 1 hektar dengan keuntungan mencapai 17-18 juta.

 Beberapa penduduk juga yang menjadi seorang petani didesa Mulyasari mempunyai kendala salah satunya yaitu akibat serangan hama yang sulit untuk dimusnahakan,Namun Pak kasyim menuturkan untuk pembasian hama masyarakat menggunakan obat-obatan seperti obat hama merek Baygon "rata-rata kalau petani pakai itu yah,hama bisa dikendalikan sehingga hasilnya maksimal,tapi kalau tidak pakai obat itu,panen kadang menjadi gagal"tuturnya.

 Untuk meningkatkan tingkat kualiatss padi biasa petani memberikan pupuk sebanyak 2 kai dengan hari dan bulan tertentu,pak kasyim juga menuturkan bahwa untuk masyarakat sendiri biasa diadakan penyuluhan oleh bapak bupatai tentang bagaiamana cara menjaga kualiatas padi agar hasilnya menjadi bagus hingga panen tiba.

  Beliau juga menuturkan bahwa yang
menjadi permasalahan sekarang di pertanian padi itu ya pupuk karena di mana pupuk pada tahun 2012 hingga 2018 itu sangat mudah untuk didapatkan tapi sekarang itu dimana Kalau ada uang kita dapat pupuk tapi sekarang pupuk itu harus diambil melalui rdkk jadi di mana setiap kelompok itu membuat rdkk berapa kebutuhan pupuk kelompok,pupuk Apa yang dibutuhkan oleh kelompok kemudian rdkk yang telah dibuat disetorkan kepada distributor pupuk dan dulu juga pemerintah yang mau subsidi pupuk dan diberikan jatah setiap petani itu persak 12 tapi sekarang hanya tinggal 8 saja karena karena lambatnya pupuk ini datang sehingga masyarakat itu menjadi lambat dalam pemupukan padinya. "Nah sekarang itu ji nak yang menjadi masalah itu pupuk itu karena susah sekali untuk mendapatkan pupuk"tuturnya. Karna
lambatnya pupuk ini "baru-baru ini juga panen hasilnya tidak masksimal" tuturnya
kembali. 

 Dan kalau untuk bantuan pemerintah itu yang diberikan kepada masyarakat itu
sudah ada nak Contohnya seperti traktor setiap kelompok itu pasti dapat juga seperti mesin penanam seperti tangki untuk semprot begitu ada juga bibit tapi tidak semua kelompok mendapatkan hanya kelompok yang Ternilai saja yang bisa mendapatkan.

    Mungkin pemerintah segera dapat mengatasi masalah pupuk ini karna
lambatnya pupuk sehingga masyarakat menajdi lambat untuk melakukan pemupukan untuk padinya sehingga kadang panen itu tidak 100% persen berhasil. 

 Penulis : Rani Sapitri

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun