Indonesia sukses menjadikan sektor pariwisata menjadi penyumbang devisa nasional terbesar ketiga setelah ekspor minyak sawit (CPO) dan batu bara sehingga dapat menopang perekonomian nasional negara. Meski telah terjadi penurunan aktivitas pariwisata selama pandemi COVID-19, Pariwisata Indonesia sukses bangkit dari keterpurukannya.
Pemerintah bersama para pemangku kepentingan dan pelaku usaha industri pariwisata Indonesia terus berupaya memulihkan sektor pariwisata dengan penerapan kebijakan pengembangan industri pariwisata yang berkualitas, berkelanjutan, dan berbasis digital, termasuk didalamnya upaya peningkatan kualitas SDM yang memiliki daya saing kelas dunia.
Nusa Tenggara Timur yang menjadi salah satu tempat 10 Bali baru berada saat ini tengah membangun Parapuar yang merupakan sebuah Kawasan Pariwisata Terpadu di Labuan Bajo. Â Parapuar sendiri diambil dari bahasa setempat atau bahasa Manggarai. Terdiri dari dua kata yaitu "para" yang berarti pintu atau gerbang dan "puar" yang bermakna hutan. Pemberian nama dimaksudkan karena Parapuar mengedepankan prinsip kelestarian lingkungan. Parapuar sendiri menjadi kawasan yang akan tetap mempertahankan keaslian hutan nggorang bowosie.
Kawasan Parapuar menjadi bagian upaya dari pemerintah dalam meningkatkan destinasi wisata dan atraksi baru di Labuan bajo, sehingga wisatawan bisa menambah waktu berkunjung mereka selama di NTT. Lokasi destinasi Parapuar ini sangat strategis, yaitu terdapat di tengah kota, dengan dibangunnya Parapuar ini diharapkan dapat memberdayakan masyarakat sekitar, membuka lapangan pekerjaan baru, mendorongnya produk-produk lokal terbaru dari masyarakat.
Berada di bawah Pengelolaan Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF). Â Parapuar berencana untuk membangun empat zona yang akan menawarkan ciri khas dan pengalaman berbeda disetiap kawasannya, salah satunya zona budaya (Cultural District). Â Pengembangan zona budaya di kawasan Parapuar ini bertujuan sebagai pusat kebudayaan Flores, Lembata, Alor, dan Bima (Floratama). Bukan hanya itu, zona budaya ini juga merupakan area UMKM serta pengembangan museum. Dimana wisatawan dapat mempelajari berbagai jenis kebudayaan, menikmati alam dan mendapat pengalaman yang terdapat di Parapuar.Â
 Zona Atraksi (Leisure district) yang merupakan zona kedua, Zona Atraksi ini akan memberikan atraksi hiburan dan rekreasi untuk wisatawan bersantai, dimana terdapat spa dan wearnes tourism. Lalu setelahnya ada Zona Alam Liar (Wild life district), zona yang berfokus pada keragaman dan keunikan satwa liar di sekitar Hutan Kawasan Parapuar. Selain itu di zona tersebut akan terdapat mini zoo beserta edukasi mengenai cagar biosfer komodo yang akan dikembangkan di land mark of cagar biosfer komodo. Terakhir teradapat Zona Petualang (Adventure district) yang menawarkan pengalamn outdoor activity, jogging track dan kereta gantung. Bukan hanya menyaksikan atau melihat keindahan alam di destinasi wisata Parapuar. Namun di Parapuar juga terdapat coffee shop yang menjajakan jenis kopi khas manggarai dan kompiang serta roti khas manggarai.
Wisatawan juga dapat melihat panorama alam Labuan Bajo dari viewpoint Parapuar. Â Wisatawan dapat melihat lepas landas dan mendaratnya pesawat di bandara Komodo, kapal wisata perairan, serta bentangan hutan dan kumpulau pulau yang dapat memanjakan mata para wisatawan. Tentunya sangat menarik dan indah bukan wisata baru yang tedapat di Labuan Bajo tepatnya Parapuar ini?
Penulis: Rani Anggraeni, Devi Fauzi Nur Hikmi, Sindy Angraeni
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H