Mohon tunggu...
Rani Novayati
Rani Novayati Mohon Tunggu... -

mahasiswa akper

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Jangan Kurang Aksi tapi Sumbang Suara!

11 September 2013   08:19 Diperbarui: 24 Juni 2015   08:04 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indonesia merupakan negara demokrasi yang terbiasa berfikir kritis dan tidak lagi di anggap sebagai primitif, masyarakat yang hidup sebagai mahluk konsumtif dalam banyak hal sehingga kebutuhan ekonomilah yang jadi satu bidang incaran. Berkerja dan menghasilkan uang setiap hari, minggu, atau bulannya terkadang kurang mendapatkan rasa puas maupun tercukupinya sebuah kebutuhan hidup.

Saat ini cara mencari uang amatlah banyak namun di landasi 2 pilihan halal atau tidak, pendapatan seseorang maupun kelompok yang di dapatkan dengan pekerjaan yang benar namun dikerjakan dengan cara yang salah dapat di sebut haram. KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme) adalah contoh umum dimana oknum yang melakukannya pasti mendapat uang yang tak halal, dampak dari ketidak halalan tersebut pastinnya juga berdampak pada kebiasan yang menjadi lebih konsumtif pada hal yang menuju kemewahn belaka.

Tak perlu harus menjadi orang yang melakukan aksi KKN tersebut namun ada kalanya kita menjadi suatu tumbal kesengsaraan dari aksi KKN tersebut, dimana sampai saat ini ke stabilan harga pangan kurang meratanya, pendanaan pendidikan, sampai terdapatnya jaminan kesehatan yang tidak berlaku di gunakan di beberapa rumah sakit.

Terbuainya oleh janji-janji manis sosok pemimpin idaman dalam bidang apapun menjadi faktor utama, dimana kesejakteraan yang dijadikan prioritas, namun sampai saatnya mereka memimpin 10-25 % terlaksanakan namun sisanya adalah omong kosong, kendala tempat, waktu, maupun proses yang sedang berjalan menjadi satu alasan tersendiri yang terkadang menghasilkan keadaan sad endding.

Bukan seorang pemimpin jika harus menjanjikan sebuah kesejakteraan namun tidak dapat menepati keadaan yang menjadi kesejahteraan termasuk dalam 3 pengkhianatan, berkhianat terhadap hal layak yang mendapat hasil dari ketimpangan tersebut, negara yang semakin berada dalam keadaan terpuruk dalam beberapa aspek, dan Tuhan yang siap mempertanyakan tanggung jawabmu di akhirat kelak.

Negara ini memiliki dasar yang kokoh dari seruan untuk mempercayai dan mengimani Tuhan YME Sampai dengan terpenuhinya rasa adil bagi seluruh rakyat. Dan sepatutnya dasar negara tersebut menjadi satu dasar dalam hati setiap individu yang sedang maupun kelak menjadi pemimpin maupun yang dipimpin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun