Makanan tradisional memiliki karakteristik yang berbeda, baik dari segi bahan, metode persiapan, atau format penyajian. Selama tahap awal modernisasi, fenomena modernisasi mengalahkan makanan tradisional. Namun, seiring berjalannya waktu, makanan tradisional perlahan menjadi lebih populer dan membantu mempertahankan eksistensinya melalui berbagai upaya. Ada beberapa hidangan tradisional yang harus dicoba.
Negara indonesia yang menjadi tujuan wisata oleh banyak wisatawan kuliner.Banyak wisatawan kuliner mengunjungi kota-kota di Indonesia hanya untuk merasakan budaya unik negara ini. Bandung adalah salah satu tujuan paling populer bagi wisatawan kuliner. Bandung telah menjadi salah satu tujuan kuliner paling terkenal di Indonesia, dengan sejumlah besar restoran yang mudah diakses di sekitar kota. Hal ini karena kota Bandung memiliki beberapa fasilitas unik yang jarang ditemukan di kota-kota besar di Indonesia. Surabi adalah salah satu khas kota bandung yang banyak digemari oleh masyarakat asli Bandung dan wisawatan yang datang.
Istilah surabi berasal dari Bahasa Sunda yakni 'sura' yang memiliki arti besar. Menurut legenda, makanan tradisional ini pada tahun 1923 dan masih populer hingga saat ini. Surabi (juga dikenal sebagai serabi) adalah makanan pasar tradisional yang berasal dari Jawa barat, seperti Bandung dan daerah lainnya dengan cita rasa yang khas. Namun, dengan kemajuan teknologi, surabi kini memiliki berbagai macam rasa kekinian seperti keju, coklat, telur, Â dan masih banyak lagi. Akibatnya, surabi tidak lagi dianggap sebagai makanan rendah lemak, karena banyak kedai atau cafe yang menjual surabi dengan berbagai topping.
Jika Anda perhatikan dengan seksama, makanan ini memiliki rupa yang sama dengan pancake di Eropa, tetapi lebih kecil dan lebih halus. Keduanya menggunakan saus dalam penyajiannya dengan cara yang sama. Jika pancake dibuat dengan susu atau sirup, surabi akan membuat gula jawa (dicairkan) untuk sausnya. Sudah ada beberapa upaya untuk memodernisasi makanan tradisional ini.
Kita tidak lagi menggunakan gula jawa (dicairkan) sebagai saus, melainkan keju, cokelat, dan berbagai bahan lainnya. Inovasi tidak hanya terjadi pada kuahnya, tetapi juga terjadi pada toppingnya. Ada pun sering disajikan dengan topping seperti ayam, sosis, dan lain-lain. Karena perubahan ini, surabi tidak lagi hanya ditemukan di lima kaki, tetapi juga di sejumlah restoran Jakarta.
Wah, ternyata surabi sudah banyak varian topping, ya! kalian sudah mencoba makanan khas tradisional ini?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H