Mohon tunggu...
Rani Juliya Nanta
Rani Juliya Nanta Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

I don't know where I'm going, but I promise it won't be boring. --David Bowie

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peradaban Islam di Asia Tenggara

27 Mei 2023   07:00 Diperbarui: 27 Mei 2023   07:59 2138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Perdagangan Internasional di Selat Malaka, dikutip dari pcnusumenep.or.id 

Asia Tenggara merupakan wilayah yang terdiri dari Semenanjung Malaya dan Indochina. Wilayah ini terdiri dari beberapa negara seperti Indonesia, Filipina, Brunei, Pattani dan Malaysia. Masing-masing negara tersebut memiliki sejarah islamisasi yang dapat membangun peradaban Islam Asia Tenggara. 

Berkaitan dengan hal itu, ada dua model islamisasi di Asia Tenggara, pertama; Islam mulanya diterima oleh masyarakat kelas bawah, kemudian berkembang dan diterima oleh kelas atas, seperti para penguasa kerajaan, model islamisasi ini banyak terjadi di wilayah Sumatera. Kedua; Islam diterima langsung oleh elit atau penguasa kerajaan, kemudian disosialisasikan ke rakyat biasa, model islamisasi ini sering terjadi di Indonesia bagian timur. Selain itu, model islamisasi tersebut juga terjadi di kawasan Asia Tenggara lainnya.

Proses Islamisasi kawasan Asia Tenggara dimulai di Indonesia sekitar abad ke-7 M, di wilayah Perlak, Aceh. Berlandaskan catatan perjalanan Marco Polo, diperoleh kesimpulan bahwa Islam telah masuk ke wilayah Aceh lebih awal dari abad ke-12, tepatnya pada abad ke-7 Masehi. Islamisasi ini kemudian menyebar ke kawasan Asia Tenggara lain seperti Malaysia, Singapura, Thailand, dan Brunei Darussalam.

Sebagian sumber mengatakan bahwa taraf permulaan masuknya Islam di Asia Tenggara melalui jalur perdagangan. Yang mana lalu lalang perdagangan ini sangat ramai sehingga para saudagar muslim bangsa Arab, Persia, dan Gujarat ikut serta menjadi bagian dalam perdagangan negeri kawasan Barat, Tenggara, dan Timur Benua Asia. 

Adapun melalui jalur perkawinan, di mana banyak penduduk pribumi secara khusus para putri kalangan bangsawan yang bersedia menikah dengan saudagar muslim. Selain kedua jalur tersebut, terdapat jalur tasawuf, pendidikan, kesenian, dan juga politik yang menjadi perantara masuknya Islam ke Asia Tenggara serta memberikan keuntungan terhadap Islamisasi Asia Tenggara.

Islam dibawa ke Semenanjung Melayu oleh para pedagang muslim dan para sufi. Sehingga, diperoleh beragam teori atas kedatangan Islam tersebut. Teori-teori ini meliputi teori Gujarat, teori Makkah atau Arab, serta teori Persia. Masing-masing dari ketiga teori tersebut memiliki bukti yang dapat dipertanggungjawabkan. Maka dari itu, keberadaan Islam di Asia tenggara bukanlah Islam yang datang dari bangsa Arab (Teori Arab) saja, atau bangsa Gujarat (Teori Gujarat) saja, dan bukan juga dari Persia saja (Teori Persia). 

Berkaitan dengan hal tersebut, adapun pendapat yang menyebutkan bahwasanya bangsa Persia yang mulanya datang ke Aceh, sebab bangunan, kerajaan Islam, kesenian, dan kebudayaan Persia yang sampai saat ini masih terdapat di Aceh menjadi bukti penguat teori Persia. Keyakinan atas teori Persia tersebut menyatakan bahwa pembawa agama Islam pertama ke Aceh ialah bangsa Arab dan persia ketika abad ke-7 Masehi.

Sementara dari segi kemajuan dan perkembangan Islam di Asia Tenggara, terdapat tiga tingkatan yang mengidentifikasikannya; pertama, yakni tahap hadirnya saudagar-saudagar Muslim di wilayah pesisir laut Asia Tenggara; kedua, terbentuknya himpunan yang beranggotakan kaum Muslim di beberapa kawasan Asia Tenggara; ketiga, yaitu tahap terbangunnya kerajaan atau kesultanan Islam. 

Dalam perkembangan Islam di Asia Tenggara, secara garis besar terbagi menjadi tiga periode, yaitu periode prakolonial, periode kolonial, dan periode pascakolonial. Periode sebelum kolonial ini kawasan Asia tenggara, secara khusus di Indonesia, dilihat dari aspek politisnya penduduk muslim telah sukses menciptakan pemerintahanya sendiri, serta telah memfokuskan diri pada masalah pendidikan. Ketika masa kolonial penduduk Islam di Asia Tenggara mulai memiliki kesadaran politik serta kesadaran hidup beragama, organisasi dan partai Islam juga telah dibentuk ketika masa ini. Barulah pada masa pascakolonial, sebagian besar negara yang berada dalam wilayah Asia Tenggara memiliki suatu organisasi atau kelembagaan islam yang bergerak dalam urusan umat Islam.

Sedangkan pada proses modernisasi di wilayah Asia Tenggara sudah mulai terealisasi semenjak abad ke-19 dan terus mengalami kelanjutan hingga saat ini. Modernisasi Islam di Asia Tenggara dapat ditinjau dari beragam aspek, seperti pemikiran teologis, pendidikan, politik, ekonomi, dan budaya. Satu diantara contohnya dari modernisasi Islam yakni hadirnya aksi Islam liberal yang menitikberatkan pada kesetaraan gender, hak asasi manusia, dan toleransi agama. Meskipun modernisasi Islam di Asia Tenggara ini telah terealisasi, namun nilai-nilai dan tradisi Islam yang khusus dari tiap-tiap negara tetap diperhatikan dan dipertahankan.

Itulah peradaban Islam di Asia Tenggara jika dikaji secara sederhana. Sejarah islamisasi Asia Tenggara menjadi muara untuk membangun sebuah peradaban Islam di Asia Tenggara. Dimana perkembangan dan kemajuan Islam di Asia Tenggara ini menciptakan sebuah transformasi dan modernisasi Islam. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun