Mohon tunggu...
Rani Febrina Putri
Rani Febrina Putri Mohon Tunggu... Lainnya - Fresh Graduate, Bachelor of Food Technology | Fiction Enthusiast |

Penyuka fiksi dalam puisi, cerpen, dan novel. Hobi belajar dari buku-buku yang dibaca, orang-orang yang ditemui, lagu-lagu yang didengar, dan tempat-tempat yang dikunjungi.

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Benarkah Plastik Pelapis Sosis Bisa Dimakan?

4 Desember 2023   17:31 Diperbarui: 4 Desember 2023   17:33 195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sedikit cerita, kemarin saya melihat salah satu postingan food vlogger di media sosial yang kontennya berisi kegiatannya yang sedang menikmati sosis. Saya iseng membaca komentar-komentar dari postingan tersebut, dan banyak dari mereka yang berkomentar, "plastiknya kok dimakan?".

Selama ini saya berpikir bahwa plastik pelapis sosis yang edible (bisa dimakan) itu sudah pengetahuan umum dan bukan rahasia atau fakta baru di kalangan masyarakat. Namun, melihat postingan tersebut, saya berpikir bahwa mungkin memang sudah banyak masyarakat yang tahu tentang informasi terkait plastik pelapis sosis yang bisa dimakan ini. Tetapi, banyak juga yang mungkin belum mengetahuinya.

Siapa sih yang tidak suka sosis? Sosis adalah makanan yang enak dan praktis. Namun, mungkin ada di antara kita yang masih suka ragu, benarkah plastik pelapis sosis bisa dimakan?

Plastik pelapis sosis ini biasa disebut dengan selongsong. Selongsong biasanya terbuat dari kolagen hewan yang mengandung protein hewani, seperti sapi, ayam, ikan, dan babi. Di Indonesia sendiri, plastik pelapis sosis yang paling banyak digunakan adalah yang terbuat dari kolagen sapi. Namun, jika kita membeli sosis di luar negeri atau membeli produk impor dari negara lain terutama yang minoritas muslim, maka perlu diperhatikan dan diwaspadai kehalalannya (bagi konsumen muslim). Hal itu dikarenakan, ada kemungkinan selongsong sosis yang digunakan itu terbuat dari kolagen babi meskipun daging sosisnya terbuat dari sapi dan ayam.

Namun, tidak semua plastik pelapis sosis terbuat dari kolagen hewan dan dapat dimakan. Selain plastik pelapis sosis yang terbuat dari kolagen, ada juga yang terbuat dari plastik polymide dan selulosa. Kedua selongsong ini terbuat dari bahan yang non-edible dan akan berbahaya jika ikut dikonsumsi. Sehingga, selongsong jenis ini hanya sebagai pelapis sosis saja, tidak dapat dimakan, dan harus dikupas terlebih dahulu sebelum sosis tersebut dimakan.

Lalu bagaimana membedakan plastik pelapis sosis yang bisa dimakan dan yang tidak bisa dimakan?

  1. Plastik pelapis sosis yang bisa dimakan

Untuk membedakannya, plastik pelapis sosis ini bisa dilihat dari warnanya. Pelapis yang terbuat dari kolagen tidak mengkilap dan akan sulit untuk dikupas atau dipisahkan dari produk sosisnya. Jika dikupas, biasanya akan ada bagian daging sosis yang ikut terkelupas bersama kulitnya. Kemudian, jika kita memasak sosis dengan selongsong kolagen ini, maka bentuknya akan tetap dan tidak berubah bentuk (misalnya mengerut). Selain itu, membedakan selongsong sosis juga bisa dilihat dari harga sosisnya loh. Sosis dengan plastik pelapis yang edible biasanya dijual dengan harga yang relatif lebih mahal karena kepraktisannya.

  1. Plastik pelapis sosis yang tidak bisa dimakan

Pada produk sosis yang dilapisi plastik nonedible biasanya pada bungkus kemasannya terdapat keterangan untuk mengupas plastik sosis tersebut sebelum dimasak atau dikonsumsi. Plastik ini pun lebih mudah dikupas daripada plastik yang edible. Kemudian, jika sosis dengan plastik ini dimasak dengan cara direbus, plastiknya akan berubah bentuk atau mengerut. Ini menjadi tanda bahwa plastik sosis itu harus dikupas dan tidak bisa dimakan. Lalu, dari segi harga, produk sosis dengan plastik ini dijual dengan harga yang relatif lebih murah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun