[caption caption="www.dreamsight.me"][/caption]
Mimpi bagi sebagian orang hanyalah bunga tidur semata yang akan hilang lenyap tanpa bekas ketika seseorang itu bangun. Ada orang yang tidak mampu mengingat sama sekali mimpi yang dialaminya ketika tidur. Namun, ada juga orang yang mampu mengingat dengan baik mimpi-mimpi yang dialaminya ketika tidur, sehingga ia pun kemudian menceritakan mimpi-mimpinya tersebut kepada orang lain. Contohnya adalah kisah tafsir mimpi ala dua orang sahabat, si Jujur dan si Bahlul, berikut ini.
[caption caption="www.dreamsight.me"][/caption]
“Eh, semalem gue mimpi digigit ular belang, kayak ada buriknya gitu. Apaan ya artinya?”, tanya si Jujur pada sobatnya pada suatu hari.
“Wah, lu bakal nikah ame orang hidung belang noh.”, jawab Bahlul, si sobat dengan asal-asalan.
“Widih, yang bener lu, Lul. Masak gitu sih!?", tanya si Jujur dengan mimik mengkeret ketakutan.
Sambil menyeruput kopi tubruknya, si Bahlul menjawab lagi. “Iya. Emang gitu tau artinya. Kalau laki yang nikah ame lo nanti bukan hidung belang, pasti di mimpi elo kemarin ularnya gak ada belang buriknya. Nah, pan elo cerita kalo di mimpi elo ntu ularnya belang, pake ada buriknya. Ya artinya jodoh elo ntar hidung belang. Pagimane sih lo, Jur. Masak gak bisa ngartiin mimpi lo sendiri.”
Si Jujur pun makin mengkeret ketakutan mendengarkan tafsiran mimpi ala si Bahlul.
Duapuluh tahun kemudian, si Bahlul yang usianya kala itu sudah menginjak hampir setengah abad pulang kampung setelah sekian lama merantau di negeri orang. Ia bertemu dengan sahabat lamanya, Jujur yang saat itu habis mengantar anak lelakinya yang telah beranjak remaja ke sekolah.
“Jur.. Jujur!”, teriak si Bahlul dari kejauhan.
“Aihhh, ini beneran elo Bahlul!? Aduh kemane aje lo Lul!?”, si Jujur girang sekali bertemu dengan sahabat lamanya. Singkat kata, keduanya pun berbincang-bincang lama sekali.