KKN (Kuliah Kerja Nyata) bukan hanya sebuah kewajiban akademik, tetapi juga wadah untuk belajar langsung dari masyarakat dan memberikan kontribusi nyata. Pengalaman saya selama menjalani KKN di wilayah RT 02 RW 01 Medokan Semampir menjadi salah satu momen paling berharga dalam hidup saya. Saya Rania N.R dan teman-teman Sub kelompok 7 yang terdiri dari Amanda Eka Saputri, Helmy Oktavian Fauzi,dan Indra laksana serta didampingi oleh Ibu Dr. Merline Eva Lyanthi,S.H.,M.K selaku dosen pembimbing lapangan berfokus dalam membantu meningkatkan penjualan UMKM lokal melalui pemanfaatan media digital.Â
Pengalaman ini meninggalkan kesan yang berarti, Ketika pertama kali berinteraksi dengan pelaku UMKM di Medokan Semampir, saya menyadari bahwa mereka masih banyak yang kurang memahami pemasaran dan hanya mengandalakan penjualan bedasarkan Masyarakat setempat dengan banyaknya pesaing. Banyak dari mereka memiliki produk berkualitas tetapi terbatas pada pemasaran. Kurangnya pemahaman tentang media digital menjadi kendala utama dalam memperluas jangkauan pasar.
Setelah berdiskusi dengan sub kelompok, kami memutuskan untuk memfokuskan upaya pada edukasi digital. Pelatihan dasar tentang penggunaan media sosial untuk bisnis menjadi langkah awal kami. Sebagian besar pelaku UMKM belum menyadari potensi Instagram atau WhatsApp Business sebagai alat pemasaran. Kami juga membantu mereka memahami pentingnya visual yang menarik, seperti foto produk berkualitas dan deskripsi yang informatif. Serta kami membantu mendaftakan toko di google maps hingga pembuatan QRIS untuk memperbanyak pembayaran
Lebih dari itu, saya belajar bersama mereka. Kami berkolaborasi membuat konten promosi yang menarik, menggunakan aplikasi desain sederhana seperti canva, dan merancang katalog digital. Ada momen menyenangkan ketika melihat antusias para pelaku UMKM saat mereka melihat produk mereka tampil lebih profesional secara online. Ada rasa bangga dan bahagia ketika menyadari bahwa langkah kecil kami bisa memberikan dampak positif. Namun, di balik semua ini, saya juga menyadari bahwa konsistensi adalah kunci. Pelaku UMKM perlu terus belajar dan beradaptasi dengan perkembangan teknologi untuk menjaga keberlangsungan bisnis mereka.
Pengalaman ini mengajarkan saya bahwa KKN bukan hanya tentang memberikan solusi, tetapi juga belajar dari masyarakat. Saya belajar tentang ketekunan, kreativitas, dan pentingnya pendekatan personal dalam bekerja dengan komunitas. Melalui program ini, saya menyadari bahwa teknologi bisa menjadi alat yang sangat bermanfaat jika digunakan dengan bijak dan tepat sasaran.
Saya berharap, langkah kecil ini menjadi pijakan awal untuk perubahan yang lebih besar. Dengan memanfaatkan teknologi, UMKM di Medokan Semampir bisa terus berkembang dan menjadi inspirasi bagi daerah lain. Selain itu, saya berharap mahasiswa lain yang akan menjalani KKN juga bisa melihat potensi luar biasa dalam pemberdayaan masyarakat melalui inovasi digital.
KKN ini telah mengubah cara pandang saya. Dari pengalaman ini, saya belajar bahwa kontribusi sekecil apa pun bisa memiliki dampak besar jika dilakukan dengan niat tulus dan usaha maksimal. Bagi saya, inilah esensi sebenarnya dari pengabdian kepada masyarakat. Terima kasih Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya sudah memberikan  wadah bagi kami mahasiswa non reguler untuk mengabdi kepada masyarakat ditengah kesibukkan kuliah dengan bekerja. Dan Terima kasih kepada teman-teman sub kelompok 7 yang telah bekerja keras dan berkolaborasi hingga program kerja terlaksana dengan baik, Terima kasih juga kepada Ibu Dr. Merline Eva Lyanthi,S.H.,M.Kn selaku dosen pembimbing lapangan yang sudah membantu dalam proses program kerja KKN ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H