Seperti yang sudah kita ketahui pada tahun 1949 telah terjadi pergolakan yang cukup besar dalam bidang politik di Indonesia. Yang turut mempengaruhi perkembangan sastra di bumi Pertiwi. Salah satu peristiwa penting pada saat itu, yakni berdirinya lembaga kebudayaan rakyat (Lekra) tanggal 17 Agustus 1950 yang dinaungi oleh tokoh-tokoh partai komunis Indonesia.Â
Diantaranya Aidit, Dharta, Nzoto. Hal tersebut menyebabkan kondisi sastra di Indonesia menjadi tidak stabil. Namun pada 1966 muncul suatu penerbit yang bernama "Majalah Horison" di bawah pimpinan Mochtar Lubis. Nama horison memiliki arti 'kaki langit' atau 'cakrawala'.
Majalah horison memberikan dampak yang cukup baik dan besar bagi perkembangan sastra Indonesia. Majalah horison juga merupakan penerbit yang mengutamakan sastra berupa esai, cerpen, kritik, dan sajak.Â
Berikut ini beberapa manfaat majalah horison bagi perkembangan sejarah sastra Indonesia:
1. Majalah horison merupakan suatu media tempat para sastrawan dapat menerbitkan dan menyuarakan karya-karyanya.
Tentu, kemunculan majalah horison pada saat itu menjadi titik penting bagi perkembangan sejarah sastra Indonesia yang baru saja menghadapi suatu pergolakan politik dan sosial. Disaat pengarang sastra kesulitan menerbitkan isi tulisannya, maka majalah horison membuka kesempatan yang sangat besar untuk tetap berkarya dan menghasilkan karya sastra.Â
Majalah horison juga menjadi wadah yang terbuka bagi siapa saja yang ingin berkarya dan menyuarakan pendapat lewat sastra. Majalah horison tidak hanya menerima tulisan dari para sastrawan terkenal, namun dari pengarang-pengarang lainnya.Â
Hal ini dibuktikan, dari munculnya nama-nama generasi baru sastra. Bahkan, saat 30 tahun berdiri majalah horison sudah menerima beribu naskah cerpen dan sajak. Dikarenakan konsistensinya, majalah horison dianggap sebagai tolak ukur prestasi suatu kepengarangan sastra. Seperti yang kita ketahui, bahwa majalah ini mampu berdiri selama berpuluh-puluh tahun, dengan tujuan agar sastrawan mendapat wadah untuk berkarya.Â
2. Memberi harapan baru bagi dunia sastra Indonesia.
Coba bayangkan, jika pada saat itu majalah horison tidak hadir di tengah-tengah masalah politik yang memuncak. Maka, belum tentu sastra Indonesia dapat berkembang sejauh ini. Kita perlu mengapresiasi majalah horison, yang mampu bertahan di tengah panasnya suasana sosial dan politik di Indonesia.
 Majalah horison berdiri dengan harapan bahwa masyarakat dapat meninggalkan ruang yang mengepung jiwa selama puluhan tahun dan memperoleh suatu kehidupan baru yang lebih segar dan terbebas dari kekuasaan monolitik. Kemunculan majalah horison menjadi angin segar bagi para sastrawan dan pecinta sastra di seluruh pelosok Nusantara.