Setelah lulus SMA\SMK bingung mau kuliah atau kerja?
Setiap orang memiliki hak untuk menentukan jalannya setelah menyelesaikan pendidikan menengah atas. Beberapa memilih untuk langsung terjun ke dunia kerja, merasa bahwa kuliah membutuhkan investasi besar dan tugas yang mungkin terlalu berat. Bagi mereka, pilihan ini adalah keputusan pribadi yang tidak boleh dicampuri, kecuali oleh keluarga atau orang-orang terdekat.
Namun, tidak sedikit pula yang memilih untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi dengan berbagai motivasi. Ada yang menginginkan karier yang lebih baik atau bahkan bermimpi menciptakan lapangan pekerjaan bagi orang lain. Bagi sebagian orang, kuliah adalah jalan satu-satunya untuk mendapatkan keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan, meskipun tantangan finansial sering kali menjadi penghalang.
Bagaimana pun juga, ada solusi bagi mereka yang ingin melanjutkan pendidikan meski terbatas secara finansial, seperti melalui beasiswa yang tersedia di berbagai lembaga di Indonesia. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi lebih dalam tentang berbagai pilihan ini dan menggali perspektif tentang nilai pendidikan tinggi dalam konteks kontroversial ini.
Diunggah Pada akun tersebut dengan bertuliskan kalimat "kita sediain info loker buat para sarjana terhormat" Â Dan juga diunggah oleh seorang pemilik akun tiktok yang beranggapan bahwa kuliah adalah pengangguran dengan gaya,nongkrong 4 tahun dengan gaya fantastis.Postingan ini mengundang cacian dari netizen yang tidak setuju dari opini pengunggah.
Mari kita bahas kedua pandangan tersebut lebih detail:
1. Anggapan bahwa kuliah hanya membuang-buang waktu dan uang:
Pandangan ini sering muncul dari beberapa alasan yang perlu dipertimbangkan:
-Biaya Pendidikan: Kuliah seringkali membutuhkan investasi finansial yang besar, termasuk biaya kuliah, biaya hidup, dan seringkali utang pendidikan. Bagi beberapa orang, risiko ini terasa terlalu tinggi terutama jika mereka tidak yakin dengan hasil akhirnya.
- Kurikulum Tidak Relevan: Kritik juga sering ditujukan pada kurikulum perguruan tinggi yang dianggap kurang relevan dengan kebutuhan dunia kerja saat ini. Beberapa orang merasa bahwa apa yang mereka pelajari tidak langsung dapat diterapkan dalam karier mereka setelah lulus.