Mohon tunggu...
Rani Anggraeni
Rani Anggraeni Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seorang mahasiswa jurusan biologi dari IPB University, angkatan 2020. Nice to see u. Bismillah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Serangan Hama Tidak Lagi Menjadi Momok Menakutkan bagi Petani Desa Pagerkasih

26 Juli 2023   14:56 Diperbarui: 26 Juli 2023   14:58 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto bersama Kegiatan Pencegahan Hama Tikus di Desa Pagerkasih (Dokumentasi Pribadi)

Hama menjadi musuh bersama bagi para petani, terutama petani padi di Desa Pagerkasih, karena telah merusak dan menurunkan hasil panen. Keterbatasan akses informasi dan bantuan dana menjadi kendala dalam penanganan hama. Mahasiswa berdiskusi panjang dengan kelompok tani terkait permasalahan hama. Ada dua hama yang menyerang padi di Desa Pagerkasih, yaitu walang sangit dan tikus. Saat ini hama yang menyerang dengan signifikan adalah hama walang sangit yang menjadikan malai padi berwarna putih dan bulir padi menjadi hampa. Meski demikian, hama tikus yang menyerang setiap dua tahun sekali pun kerap membuat para petani gagal panen. Waktu penanaman yang tidak serentak membuat hama-hama tersebut mendapatkan sumber makanan sepanjang tahun. 

Menurut Pak Sunaryo selaku ketua kelompok tani di Desa Pagerkasih, dengan harga pupuk yang semakin melambung tinggi serta kesulitan para petani dalam mendapatkan subsidi, serangan hama membuat para petani semakin frustasi akibat keuntungan yang terus menurun. Pak Sunaryo juga menyadari bahaya dari penggunaan pestisida kimia yang berlebihan justru akan semakin merusak keseimbangan lingkungan dan akan merugikan petani dalam jangka panjang. Beliau berharap mahasiswa KKNT-Inovasi dari IPB University dapat membagikan pengetahuan baru terkait penanganan hama-hama padi, pentingnya penggunaan pestisida nabati, serta  memotivasi petani lainnya untuk beralih menggunakan bahan-bahan organik sehingga tercipta pertanian yang ramah lingkungan dan sustainable.

Program KKN-T Inovasi 2023 dari IPB University memberikan harapan baru bagi para petani di Desa Pagerkasih melalui penyuluhan terkait hama yang menyerang padi. Penyuluhan yang dilaksanakan pada tanggal 20 Juli 2023 dan berlokasi di RW 2, tepatnya di kediaman Lurah Desa Pagerkasih ini disambut antusias tinggi oleh para petani dan masyarakat. Kegiatan penyuluhan memfokuskan pada pengenalan hama-hama yang sering menyerang padi: mulai dari ciri-ciri serangan hama, bagaimana hama menyerang, faktor apa saja yang meningkatkan risiko serangan, hingga bagaimana cara penanganan serangan hama dengan pestisida nabati. 

Pemaparan Program Hama Tikus di RW 02 (Dokumentasi Pribadi)
Pemaparan Program Hama Tikus di RW 02 (Dokumentasi Pribadi)

Kegiatan ini pun berkesinambungan dengan penyuluhan program Pupuk Organik Cair atau POC yang disertai demonstrasi sederhana. Dengan adanya penyuluhan ini, para petani  tidak lagi merasa takut dalam menghadapi serangan hama dengan adanya pengetahuan baru yang dibagikan oleh para mahasiswa IPB University, serta merasa termotivasi dan meningkatnya kesadaran agar menjaga keseimbangan ekosistem dengan tetap memperhatikan dampak bagi lingkungan dalam menangani berbagai serangan hama.

Beberapa manfaat dari pendekatan organik dan penggunaan pestisida nabati dalam penanganan hama adalah:

  1. Lingkungan yang lebih sehat: Penggunaan pestisida kimia yang berlebihan dapat mencemari tanah dan air, merusak ekosistem alami, serta membahayakan kesehatan manusia. Dengan beralih ke pestisida nabati dan pendekatan organik, risiko dampak negatif terhadap lingkungan dapat dikurangi.

  2. Keberlanjutan pertanian: Penggunaan pestisida kimia yang berlebihan dapat menyebabkan resistensi pada hama, sehingga efektivitasnya menurun dan para petani harus terus meningkatkan dosis atau mencari pestisida yang lebih kuat. Dengan menggunakan pestisida nabati, peluang terjadinya resistensi akan lebih kecil, sehingga pendekatan ini lebih berkelanjutan dalam jangka panjang.

  3. Hemat biaya: Pestisida nabati umumnya lebih murah daripada pestisida kimia. Selain itu, para petani juga dapat memproduksi pestisida nabati sendiri dari bahan-bahan alami yang tersedia di sekitar mereka, seperti daun, biji, atau umbi tanaman tertentu. Hal ini dapat membantu mengurangi beban biaya pupuk kimia yang semakin mahal.

  4. Kesehatan petani dan konsumen: Penggunaan pestisida nabati yang lebih ramah lingkungan juga berarti petani dan konsumen akan terhindar dari residu kimia berbahaya pada hasil panen.

  5. HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
    Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun