Mohon tunggu...
Rania Marwah Dewati
Rania Marwah Dewati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Promosi Kesehatan

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Peran Tenaga Kesehatan Masyarakat dalam Pencegahan Risiko Penyakit Demam Berdarah Dengue

16 September 2024   23:15 Diperbarui: 16 September 2024   23:35 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Demam Berdarah Dengue adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan oleh nyamuk jenis Aedes aegypti dan Ae. Albopictus yang terinfeksi. DBD menjangkiti manusia melalui gigitan nyamuk yang telah terinfeksi virus Dengue. Nyamuk yang telah terinfeksi virus ini akan terus infektif sepanjang hidupnya. DBD biasanya menjangkiti masyarakat di wilayah tropis dan subtropis. Dalam 50 tahun terakhir, kasus DBD meningkat 30 kali lipat dengan penyebaran yang semakin meluas ke negara-negara baru.

            Di Indonesia sendiri, kasus DBD menjadi salah satu masalah yang tidak kunjung dapat diselesaikan. Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes, Nadia Tirmizi, merinci jumlah kasus DBD di Indonesia pada periode Januari-April 2023 sebesar 28.579 kasus. Sementara pada periode Januari-April 2024, jumlahnya naik tiga kali lipat menjadi 88.593 kasus. Bahkan di minggu ke-22 tahun 2024, jumlah kasus DBD mencapai 119.709 kasus. Jumlah ini telah melampaui jumlah kasus yang terjadi di tahun 2023, yaitu 114.720 kasus. Meskipun terjadi peningkatan kasus DBD pada tahun 2024, jumlah penderita yang meninggal dunia yatu 777 kasus lebih sedikit disbanding kasus meninggal dunia pada tahun 2023 yaitu 894 kasus.

            Faktor yang meningkatkan risiko penularan penyakit DBD antara lain adalah pertumbuhan penduduk perkotaan yang cepat, mobilisasi penduduk karena membaiknya sarana dan prasarana transportasi, dan terganggu atau melemahnya pengendalian populasi sehingga memungkinkan terjadinya KLB (Kejadian Luar Biasa). Faktor lainnya yaitu kondisi lingkungan layak dan sehat yang dilengkapi dengan air bersih dan sanitasi yang baik. Faktor ini biasanya terjadi pada masyarakat miskin yang tidak mampu mengadakan kondisi tersebut. Namun, tidak menutup kemungkinan bahwa DBD dapat menjangkit masyarakat yang mampu menyediakan lingkungan yang layak dan bersih.

            Pengetahuan masyarakat akan bahaya DBD juga menjadi salah satu faktor yang paling berpengaruh dalam peningkatan jumlah kasus DBD. Hal ini disebabkan pengetahuan adalah salah satu komponen yang mempengaruhi perilaku. Lontoh (2016) menemukan bahwa responden dengan pengetahuan kurang baik berpeluang 3,4 kali melakukan tindakan pencegahan DBD yang kurang baik. Selain perilaku, sikap seseorang dalam menanggapi tindakan pencegahan DBD juga turut menjadi faktor peningkatan kasus DBD.

            Dari faktor yang disebutkan di atas, dapat disimpulkan bahwa masyarakat membutuhkan dukungan dari tenaga kesehatan masyarakat yang profesional untuk dapat mengurangi jumlah kasus DBD. Tenaga kesehatan masyarakat dapat berperan aktif dengan mengutamakan upaya kesehatan promotif dan preventif. Peran aktif tenaga kesehatan masyarakat dalam mempromosikan metode pencegahan DBD pada masyarakat dapat mengurangi faktor risiko penyebab DBD pada masyarakat.

            Upaya yang dapat dilakukan tenaga kesehatan masyarakat untuk mengurangi risiko DBD di lingkungan masyarakat antara lain adalah edukasi kepada masyarakat mengenai penyebab DBD dan cara pencegahannya, pemberian fasilitas atau alat yang membantu mengurangi perkembangbiakan nyamuk di musim tertentu, pemantauan secara berkala, dan penyediaan layanan kesehatan yang berkualitas.

Kesimpulan:

            Peran tenaga kesehatan masyarakat dalam pencegahan penyebaran penyakit DBD sangat diperlukan. DBD merupakan penyakit yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes spp. Penyebaran DBD dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor yang paling berpengaruh adalah perilaku masyarakat. Oleh karena itu, tenaga kesehatan masyarakat harus melakukan tindakan promotif dan preventif dengan fokus pengedukasian kepada masyarakat untuk membantu mengurangi risiko penyebaran DBD.

"KATA KUNCI : DBD, Kesehatan, Masyarakat, Pencegahan, Peran."

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2024. Kemenkes Catat Kasus DBD Melonjak 3 Kali Lipat Dibandingkan 2023. https://www.cnnindonesia.com/nasional/20240502100304-20-1092919/kemenkes-catat-kasus-dbd-melonjak-3-kali-lipat-dibandingkan-2023 [online]. (diakses tanggal 9 September 2024).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun