Mohon tunggu...
Raniah Oktariza Imani
Raniah Oktariza Imani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Teori Kognitif Gagne : Pengembangan Kemampuan Pemahaman dan Langkah-langkah Penting dalam Proses Pembelajaran

4 November 2023   16:49 Diperbarui: 5 November 2023   17:14 748
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://es.linkedin.com/pulse/los-9-eventos-de-robert-gagn%C3%A9-paco-tabares

Setiap teori belajar mempunyai titik fokus yang menjadi pusat perhatian. Misalnya ada orang yang lebih mementingkan proses pembelajaran, ada orang yang lebih mementingkan  hasil belajar, ada orang yang mementingkan isi atau apa yang dipelajari, ada orang yang lebih mementingkan sistem informasi yang diolah. pada saat proses pembelajaran dan ada pula yang menekankan pada pelatihan atau membangun pengetahuan, sikap atau keterampilannya sendiri. Ingatlah bahwa kegiatan belajar tidak dapat dilakukan secara asal-asalan, melainkan harus didasarkan pada teori dan prinsip belajar tertentu agar dapat dilaksanakan.

Artinya teori dan prinsip pembelajaran tersebut dimaksudkan untuk menuntun dan mengarahkan rancangan dan pelaksanaan kegiatan pembelajaran. Walaupun teori belajar tidak dapat menentukan setiap langkah  kegiatan belajar, namun teori belajar dapat memberikan arah prioritas kegiatan belajar. 

Oleh karena itu, guru, perancang pembelajaran, dan pengembang pembelajaran profesional harus memilih teori-teori pembelajaran yang tepat untuk diterapkan pada desain pembelajaran yang akan dikembangkan (instructional design and development). Salah satu teori dan prinsip belajar yang penting dan perlu diterapkan atau diterapkan dalam kegiatan pembelajaran adalah teori Robert M. Gagne yang sering disebut dengan model pembelajaran 9 peristiwa atau model pendidikan 9 peristiwa seksualitas Gagne.Jadi siapakah Robert M. Gagne?

Robert M. Gagne lahir pada tahun 1916, adalah seorang psikolog sekolah dan berusaha mengembangkan pendekatan eklektik terhadap psikologi. Salah satunya adalah teori pembelajaran berbasis model pengolahan informasi. Dalam pemahamannya tentang pembelajaran, teori Gagne tidak mementingkan apakah pembelajaran terjadi melalui penemuan atau melalui proses perolehan, seperti yang diperkenalkan oleh Bruner dan Ausubel. Menurut Gagne, yang terpenting adalah kualitas, tekad atau retensi dan kegunaan untuk pembelajaran.

Oleh karena itu, sebagai bagian dari proses pembelajaran, guru dapat mengembangkan program pembelajaran sesuai dengan tahapan dan tahapan pembelajaran. Teori Gagne lebih fokus pada penerapan konsep pembelajaran kumulatif dan juga menyediakan mekanisme untuk merancang pembelajaran dari yang sederhana hingga yang kompleks. Salah satu teori dan prinsip belajar yang penting dan perlu diterapkan dalam kegiatan pembelajaran adalah teori Gagne. Teori ini sering disebut dengan Learning Event Model 9 atau Gagne Learning Event Model.

Menurut Gagne, pembelajaran akan berkontribusi untuk menciptakan adaptasi yang diperlukan untuk pengembangan proses  logis. Oleh karena itu, perkembangan perilaku ini merupakan hasil  efek pembelajaran kumulatif. Selain itu, ia menjelaskan bahwa pembelajaran bukanlah proses yang bisa dilakukan semua orang. Namun belajar menurut Gagne tidak dapat didefinisikan dengan mudah karena belajar itu sendiri itu kompleks. Gagne mempelajari masalah pembelajaran yang kompleks dan menyimpulkan bahwa informasi  paling dasar atau keterampilan sederhana yang diperoleh mempengaruhi pembelajaran yang lebih kompleks. Bagi Gagne, belajar tidak mudah untuk didefinisikan. Karena sifat pembelajarannya cukup kompleks. Pernyataan tersebut menyatakan bahwa hasil belajar akan menimbulkan perubahan pada diri seseorang  berupa perubahan kemampuan, perubahan minat, perubahan sikap, serta perubahan nilai-nilai yang ada dalam hati. dari seseorang. Perubahan ini bersifat permanen meskipun bersifat sementara (Warsita, 2018).

Gagne sendiri juga dikenal dengan teori stimulus-responnya yang sangat kompleks mengenai delapan gaya belajar yang berbeda kualitas dan  kuantitas stimulus-responsnya dan berkaitan dari yang paling mudah hingga yang paling sulit, antara lain:

  • Pembelajaran sinyal (Pavlovian conditioning)
  • Pembelajaran stimulus-respons (operant conditioning)
  • Rantai (Peraturan kegiatan yang kompleks)
  • Asosiasi verbal
  • Belajar mendiskriminasi
  • Pembelajaran konsep
  • Pelajari peraturannya
  • Pemecahan Masalah.

Menurut Gagne, pembelajaran dapat memunculkan peristiwa belajar dan proses kognitif. Peristiwa pembelajaran (peristiwa pedagogis) adalah peristiwa yang urutannya sebagai berikut:

  • Membangkitkan minat dan memusatkan perhatian agar siswa siap menerima Pelajaran.
  • Mengkomunikasikan tujuan belajar agar siswa mengetahui apa yang diharapkan dalam pembelajaran.
  • Hafalan konsep/prinsip yang telah dipelajari sebelumnya merupakan prasyarat,
  • Penyediaan bahan Pelajaran.
  • Memberikan petunjuk atau bimbingan belajar
  • Menghasilkan kinerja (umpan balik) bagi siswa.
  • Memberikan umpan balik atas kebenaran tugas kinerja (penguatan).
  • Mengukur mengukur/mengevaluasi hasil belajar.
  • Meningkatkan memori dan transfer pengetahuan

Teori Robert M. Gagne yang disebut dengan Sembilan Peristiwa Pembelajaran (Gagne's Nine Pedagogical Events Model) merupakan peristiwa yang dirancang oleh pendidik (eksternal) untuk memudahkan proses belajar siswa (internal). Tidak perlu menentukan bentuk lengkap setiap kejadian untuk semua objek. Guru perlu mengembangkan keterampilan dasar untuk dapat membantu siswa dalam proses pembelajaran. Demikian  pula tidak semua fakta perlu digunakan dalam suatu kegiatan pembelajaran. 

Menurut Gagne, pembelajaran berkontribusi pada adaptasi yang diperlukan untuk pengembangan proses  logis, sehingga perkembangan perilaku adalah hasil dari efek kumulatif pembelajaran. Lebih lanjut beliau menjelaskan bahwa pembelajaran bukanlah suatu proses yang bisa dilakukan semua orang. Belajar menurut Gagne tidak dapat  dengan mudah didefinisikan karena belajar itu kompleks.

Salah satu teori Gagne yang paling penting adalah bahwa pengetahuan tentang kemampuan baru memerlukan pengetahuan tentang kemampuan yang lebih rendah terkait dengan kemampuan baru tersebut. Misalnya, seseorang dengan tingkat kemampuan yang lebih tinggi akan memerlukan pengetahuan sebelumnya tentang kemampuan yang lebih sederhana. Dengan cara ini, pengetahuan yang diperoleh seseorang dapat dianalisis kemampuannya dari tingkat pengetahuan yang lebih rendah. 

Gagne mempelajari masalah pembelajaran yang kompleks dan menyimpulkan bahwa informasi dasar atau keterampilan sederhana yang diperoleh mempengaruhi munculnya pembelajaran yang lebih kompleks. Menurut Gagne, kemampuan belajar ada lima jenis, yaitu :

  • Informasi verbal atau informasi verbal : meliputi pernyataan  siswa tentang informasi yang diinginkannya.
  • Keahlian Intelektual : merupakan perbuatan tertentu yang mempunyai persyaratan tersendiri.
  • Strategi kognitif atau strategi kognitif : jenis keterampilan intelektual khusus yang menyangkut perilaku seseorang terlepas dari apa yang telah dipelajarinya dan kemampuan berorganisasi secara internal. Agar seseorang memperoleh manfaat dari suatu proses yang menentukan kesiapannya untuk belajar, berpikir dan mengingat. Menurut Gagne, ada lima jenis strategi kognitif, yaitu strategi memori, elaborasi, regulasi, metakognisi, dan strategi afektif.
  • Attitude atau Sikap : pernyataan batin seseorang yang sampai batas tertentu mempengaruhi tindakan terhadap suatu benda, orang, atau peristiwa.
  • Keterampilan Motorik Keterampilan yang digunakan manusia dalam aktivitas motorik seperti mengemudi, mengetik, memainkan alat musik, menari, dan lain-lain.

Dari kondisi internal dan eksternal tersebut, Gagne menambahkan, untuk  memperoleh dan menguasai  kelima jenis kemampuan tersebut dengan sebaik-baiknya,  ada beberapa kondisi yang harus diperhatikan oleh para pendidik. Apabila kondisi-kondisi eksternal ini  diatur dan dikelola dengan baik, maka hal-hal tersebut akan menjadi upaya pengajaran. Misalnya saja penggunaan atau pemanfaatan berbagai media dan sumber pembelajaran. Gagne menjelaskan bagaimana proses pembelajaran berlangsung.

Model proses pembelajaran yang dikembangkan oleh Gagne didasarkan pada teori pengolahan informasi sebagai berikut:

  • Rangsangan yang diterima panca indera akan diteruskan ke pusat syaraf dan diolah menjadi informasi.
  • Informasi disaring, ada yang dihapus, ada yang disimpan dalam  memori jangka pendek  dan ada pula yang disimpan dalam memori jangka panjang.
  • Kenangan ini bercampur dengan ingatan yang sudah ada sebelumnya dan mungkin muncul kembali setelah diproses.

Misalnya, dalam pembelajaran matematika, Gagne mengusulkan delapan jenis pembelajaran yang berlangsung secara prosedural atau hierarki. Kedelapan jenis pembelajaran tersebut adalah :

  • Pembelajaran sinyal
  • Pembelajaran stimulus-respons (stimulus-response learning),
  • Pembelajaran perilaku berantai ( pembelajaran berantai perilaku)
  • Pembelajaran  verbal asosiasi (belajar dengan merangkai kata)
  • Belajar tentang diskriminasi (belajar tentang diskriminasi)
  • Belajar tentang  konsep (belajar tentang konsep)
  • Belajar tentang aturan atau konvensi (pembelajaran normatif),
  • Pembelajaran pemecahan masalah ( pembelajaran pemecahan masalah).

Dari model pembelajarannya, khususnya model pengolahan informasi, Gagne menjelaskan delapan tahapan dalam suatu tindakan pembelajaran atau praktik pembelajaran. Periode-periode ini merupakan acara eksternal yang dapat diselenggarakan oleh siswa atau guru. Setiap tahapan akan dikaitkan dengan  proses yang terjadi dalam pikiran siswa. Berikut ini  beberapa tahapan belajar menurut Gagne antara lain

  • Tahap Motivasi Tahap motivasi ini memberikan harapan kepada siswa bahwa melalui belajar akan memperoleh imbalan atau reward. Imbalannya di sini adalah  pelajaran yang didapat dapat memuaskan rasa ingin tahu mereka terhadap suatu topik. Pemberian motivasi ini akan membuat siswa mampu berusaha mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Motivasi ini bisa bersifat intrinsik atau ekstrinsik.
  • Tahap Pengenalan Siswa harus memperhatikan bagian-bagian penting dari suatu acara pendidikan agar pembelajaran dapat berlangsung. Misalnya, siswa memperhatikan aspek-aspek  relevan dari apa yang dikatakan guru atau gagasan pokok dalam sebuah buku. Perhatian dapat ditarik dengan permintaan langsung atau dengan mengungkapkan fakta-fakta menarik dari materi yang akan menarik perhatian siswa. Setelah perhatian ini tercapai, prosedur selanjutnya adalah  menentukan hasil "daftar perasaan" operasi mental yang diterapkan oleh pelajar. Oleh karena itu, kita dapat mengidentifikasi aspek-aspek tertentu dari rangsangan eksternal yang diterima siswa. Artinya rangkaian rangsangan yang diterima siswa merupakan tanggapan  selektif. Dengan demikian, bentuk rangsangan dari luar harus berbeda-beda. Dengan berbagai rangsangan luar tersebut, siswa harus memperhatikan faktor-faktor yang penting dan  relevan. Sehingga sangat bermanfaat untuk kegiatan pembelajaran selanjutnya.
  • Tahap Penerimaan Jika siswa memperhatikan informasi yang relevan, maka ia siap menyerap pelajaran. Informasi yang disajikan  tidak disimpan langsung  dalam memori. Informasi tersebut ditransformasikan ke dalam bentuk yang bermakna berkaitan dengan informasi yang telah ada dalam ingatan siswa. Informasi dapat dimodifikasi oleh siswa agar masuk akal. Oleh karena itu, ia dapat dihubungkan ke informasi yang sudah ada di memori. Ketika informasi sementara ada dalam memori jangka pendek, informasi tersebut diubah menjadi bentuk yang  siap disimpan. Proses ini disebut enkripsi.
  • Fase retensi Informasi yang baru diperoleh harus ditransfer dari memori jangka pendek ke memori jangka panjang. Hal ini dapat terjadi melalui pengulangan, penyempurnaan, latihan, dll.
  • Tahap Recall,tahap ini merupakan kemampuan mengungkapkan informasi yang telah disimpan dan disimpan  dalam memori. Proses eksplorasi ingatan dapat dipengaruhi oleh rangsangan dari luar. Selama proses ini, siswa mungkin kehilangan kontak atau koneksi dengan informasi yang disimpan dalam memori jangka panjang. Dalam kondisi seperti ini, guru harus memberikan rangsangan dari luar atau memberikan teknik tertentu yang dapat mengeluarkan informasi yang tersimpan dalam memori. Misalnya, berikan informasi yang relevan lalu minta siswa mencari koneksinya.
  • Tahap Generalisasi Secara umum informasi akan mempunyai nilai yang kecil jika tidak dapat diterapkan di luar konteks yang dipelajarinya. Oleh karena itu, generalisasi atau pemindahan informasi ke kondisi baru merupakan tahapan penting dalam proses pembelajaran. Perpindahan ini dapat difasilitasi dengan mengharuskan siswa untuk menggunakan informasi yang diperoleh  dalam kondisi yang berbeda dengan situasi di mana informasi tersebut diperoleh. Oleh karena itu, pada tahap generalisasi ini, siswa dapat belajar menggunakan informasi yang diperoleh untuk memecahkan permasalahan yang relevan dalam kehidupan sehari-hari.
  • Tahap Munculnya Siswa harus menunjukkan bahwa mereka telah mempelajari sesuatu melalui demonstrasi aktivitas yang eksplisit. Misalnya, setelah mempelajari operasi  aljabar,  siswa dapat menjumlahkan atau mengurangkan suku-suku serupa dalam aljabar.
  • Tahap Umpan Balik Siswa akan menerima umpan balik atas kinerjanya yang menunjukkan apakah mereka memahami apa yang diajarkan. Umpan balik ini dapat memperkuat mereka untuk mencapai kinerja yang sukses.

Teori belajar Robert M. Gagne membantu kita memahami proses pembelajaran yang berlangsung pada siswa, memahami kondisi dan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi, memudahkan atau menghambat proses belajar siswa sehingga dapat melakukan gerakan yang sesuai. Kegiatan belajar tidak dapat dilakukan secara asal-asalan melainkan harus menggunakan teori dan prinsip belajar tertentu, seperti teori Robert. Teori belajar Robert M. Gagne dijadikan acuan atau landasan dalam melaksanakan intervensi dengan  mengembangkan PSB, sehingga dapat  meningkatkan efektivitas dan efisiensi  kegiatan dan proses pembelajaran dengan mengembangkan sistem pendidikan (Al-Mahiroh & Suyadi, 2020)

Proses pembelajaran pada setiap satuan pendidikan harus dilaksanakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menstimulasi, memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif, dan memberikan ruang yang cukup bagi kemandirian siswa, motivasi, kreatifitas dan kemandirian siswa berdasarkan pada yang dimilikinya. bakat, minat dan  perkembangan fisik  orang dan perkembangan psikis  orang siswa. Siswa hendaknya tidak hanya belajar  dari guru atau pendidik  tetapi juga dapat  belajar dengan berbagai sumber belajar  berupa pesan (pijat), orang, bahan (perangkat keras/perangkat lunak), alat (peralatan/bahan), teknik (techniques) dan lingkungan ( frameworks) dikelola oleh sebuah organisasi, khususnya Learning Resource Center (PSB).

Sumber Refrensi :

Al-Mahiroh, R. S., & Suyadi, S. (2020). Kontribusi Teori Kognitif Robert M. Gagne dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. QALAMUNA: Jurnal Pendidikan, Sosial, Dan Agama, 12(2), 117--126. https://doi.org/10.37680/qalamuna.v12i2.353

Warsita, B. (2018). Teori Belajar Robert M. Gagne Dan Implikasinya Pada Pentingnya Pusat Sumber Belajar. Jurnal Teknodik, XII(1), 064--078. https://doi.org/10.32550/teknodik.v12i1.421

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun