Mohon tunggu...
Rania Hasna Sari
Rania Hasna Sari Mohon Tunggu... Lainnya - The journey in life may not be flat he twists you just need to be strong in life and face it

cncr.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Body Shaming Bukan Lelucon

16 Oktober 2020   20:15 Diperbarui: 24 Oktober 2020   20:46 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

OLEH RANIA HASNA SARI


Perilaku ini dikatakan menyimpang karena tanpa disadari kita melakukannya kepada orang lain dikehidupan sehari-hari. "Body Shaming" itu sendiri merupakan tindakan mengejek atau menghina dengan mengomentari fisik seseorang seperti bentuk maupun ukuran tubuh orang tersebut, tidak hanya tentang hal itu body shaming itu sendiri dapat diartikan sesuatu hal yang dilakukan untuk mengomentari fisik orang lain dari segi penampilannya baik secara langsung maupun tidak langsung kepada orang yang kita kenal maupun seseorang yang belum pernah kita temui dan hanya melihatnya lewat media sosial saja. Contohnya saja mungkin ada disekitar kita sendiri dimanapun tempatnya tanpa mengenal siapapun.

Seperti contoh yang dikatakan body shaming dengan mengomentari fisik orang itu saat bertemu, membandingkan warna kulit satu orang dengan orang lain, mengomentari hal apapun yang orang lain lakukan ketika tidak sama atau sesuai dengan dirimu".

Hal tersebut pasti tanpa sadar kita katakan kepada siapapun yang kita temui saat itu, padahal body shaming itu sendiri dapat berpengaruh terhadap psikis seseorang psikis itu sendiri berpengaruh besar dalam kehidupan seseorang nantinya apabila psikis seseorang terganggu kemungkinan besar seseorang itu akan mengalami perilaku bahkan sifat yang berbeda sendiri diantara orang lain seperti hilangnya rasa percaya diri, ketakutan yang berlebih (depresi), menjadi seseorang yang pendiam, malas-malasan kemudian bisa juga korban memiliki gangguan tidak nafsu makan karena terlalu fokus memikirkan perkataan orang lain terhadapnya. Hal ini termasuk bisa dikatakan juga perilaku bullying sejenis bullying verbal. 

Adapun dari kejadian body shaming korban bisa saja mengakhiri hidup karena dipikirannya dia tidak pantas untuk hidup maka dari itu perilaku ini bisa dikatakan perilaku menyimpang yang sama dengan kasus bullying karena keduanya memiliki arti yang hampir sama. Namun perilaku body shaming ini dapat diatasi dengan cara berpikir positif dari apapun yang orang lain katakan, tanamkan pada otak dalam alam bawah sadar,

"jika seseorang menghina saya bisa dipastikan saya lebih baik dan lebih jauh didepannya", kemudian dengan cara lain seperti bersyukur mencintai diri sendiri, menerima kekurangan diri sendiri, belajar memaafkan perkataan orang lain maupun terhadap diri sendiri, lebih mencintai diri sendiri , dekat dengan orang-orang yang memberikan energi positif bagi kita dan membuat kita berkembang, dan hal yang terpenting menyibukkan diri dengan hal yang bermanfaat sampai lupa akan hal yang menyinggung atau menyakiti hati, " lakukan apa yang membuatmu bahagia dibanding melakukan hal yang membuat orang lain bahagia tetapi kamu sendiri sakit"

Mengapa kita tidak boleh melakukan "Body Shaming" terhadap orang lain ? Karena komentar negatif kita terhadap orang lain yang kita lakukan bisa jadi menyakiti perasaannya tanpa sadar. Pada dasarnya semua orang itu cantik dan tampan menurut dirinya masing-masing tidak menurut penilaian orang lain terhadapnya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun