Mohon tunggu...
Rania Fadilla
Rania Fadilla Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Tugas Individu 2_12_Rania Fathiya

14 Agustus 2018   13:53 Diperbarui: 17 Agustus 2018   19:15 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Mitos Kedokteran, Penggunaan Pasta Gigi untuk Meredakan Luka Bakar

Ketika menangani luka bakar, ada beragam metode pengobatan yang digunakan oleh masyarakat guna meredakan luka tersebut. Mulai dari mengalirkan air dingin, mengompres dengan es, menaruh mentega, bahkan mengoleskan pasta gigi pada luka tersebut dikarenakan sensasi dingin yang dimiliki oleh pasta gigi. Tetapi, apakah itu memang cara terbaik untuk meredakan luka bakar?

            Luka bakar adalah luka yang terjadi akibat kontak permukaan kulit dengan bendda yang menghasilkan panas baik langsung maupun tidak langsung atau zat kimia yang bersifat membakar yang menyebabkan kehilangan atau kerusakan pada jaringan kulit. Hal yang dapat menyebabkan luka bakar antara lain api, listrik, air panas, asam kuat, basa kuat, suhu tinggi matahari. Trauma ini memiliki morbiditas dan mortalitas yang tinggi, sehingga dalam penanganannya dibutuhkan rehabilitasi maupun perawatan yang terampil.1

            Klasifikasi luka bakar dibagi menjadi empat. Pertama adalah luka bakar tingkat I yang mengenai lapisan luar epidermis. Luka bakar jenis ini memberi dampak kulit tampak kemerahan dan setelahnya dapat terjadi kemungkinan deskuamasi epitel. Luka bakar tingkat II ditandai dengan kulit yang kemerahan dengan rasa nyeri yang lebih hebat dari tingkat sebelumnya. Luka ini termasuk sensitif karena meliputan bagian epidermis sampai lapisan atas dermis. Luka bakar tingkat III sudah termasuk berbahaya karena ujung saraf dan pembuluh darah telah rusak oleh luka bakar. Luka bakar tingkat tiga meliputi kulit, lemak subkutis dan tidak menutup kemungkinan mengenai otot dan tulang, sehingga berdampak pada kerusakan jaringan permanen. Terakhir, luka bakar tingkat IV dimana jaringan permanen telah terbakar seluruhnya sehingga permukaan hingga dalam berwarna hitam.1

Di zaman ini, penggunaan media pencarian digital telah hampir digunakan masyarakat dalam mencari segala macam hal, termasuk juga pertolongan pertama. Hasil media pencarian tersebut lebih banyak mengacu kepada informasi yang akurasi, kualitas dan kelengkapan kurang2 yang dapat menggiring stigma pada masyarakat bahwa informasi tersebut benar. Apabila kita mencari “pertolongan pertama pada luka bakar” tidak jarang hasil pencarian menampilkan hasil berupa pengobatan alternatif dengan menggunakan barang rumah tangga sehari-hari, seperti pasta gigi.

            Penggunaan pasta gigi sudah dikenal masyarakat dikarenakan pasta gigi merupakan barang sehari-hari dan sering dijumpai. Tetapi, penggunaan pasta gigi pada luka bakar tingkat dua dapat menyebabkan kulit terkelupas, membuat lapisan kulit dibawahnya terbuka dan rentan terhadap infeksi.3 Selain itu, menurut Dr Ankur Bhatnagar mengatakan bahwa alih-alih menjadi pereda, pasta gigi dapat mempertinggi risiko terjadinya infeksi dan berefek kepada jaringan kulit karena mengandung bahan-bahan kimia seperti  kalsium dan peppermint yang dapat mengiritasi luka.4

            Bahan lain yang terkandung dalam pasta gigi adalah silikon oksida, granular polivinil klorida dan senyawa fluorida yang biasanya berbentuk garam. Penambahan bahan antimikroba seperti klorheksidin dan triklosan turut ditambahkan dalam pasta gigi. Sayangnya, bahan-bahan tersebut dapat terabsorpsi oleh kulit melalu proses difusi. Memang bahan-bahan itu dapat membantu membersihkan gigi, namun bahan-bahan tersebut dapat menghambat proses penyembuhan apabila diberikan kepada kulit yang terbuka pasca terbakar. Selain menghambat, pemberian pasta gigi dapat memberi dampak berupa kecacatan, kecendrungan keloid, tekstur abnormal, hingga kecacatan.1

            Kesadaran masyarakat terhadap penanganan luka bakar yang baik masih kurang, sehingga mereka mempercayai mitos-mitos yang beredar sejak lama maupun pengaruh dari sumber informasi yang salah. Penanganan luka bakar yang benar adalah dengan pertama-tama segera memberhentikan proses ‘terbakar’ dan melepas segala hal yang berada dekat luka bakar tersebut. Setelah itu, meredakan luka bakar dengan mengaliri air dengan suhu agak hangat sampai dingin selama 20 menit. Langkah terakhir adalah membungkus luka bakar dengan plastik steril seperti cling wrap untuk menjaga agak tidak terkena rangsangan atau infeksi dari luar.5

REFERENSI

1. Sudarmawan DA. Pengaruh Pasta Gigi Terhadap Luka Bakar. Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro 2015. Date unknown. p.4-11.

2. Burgess J, Cameron C, Cuttle L, Tyack Z, Kimble R. Inaccurate, inadequate and inconsistent: A content analysis of burn first aid information online. Burns. 2016;42(8):1671–7.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun